visitaaponce.com

Kyiv Rusia Hancurkan Landasan Bandara Odesa

Kyiv: Rusia Hancurkan Landasan Bandara Odesa
Asap membumbung setelah roket Rusia menghantam target di Kota Odesa, Ukraina.(AFP)

LANDASAN pacu di bandara utama Odesa, Ukraina, telah hancur oleh rudal Rusia. Pasukan Ukraina yang berada di timur negara itu bertempur di desa ke desa untuk menahan laju serangan pasukan Moskow.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan landasan pacu yang baru dibangun di pelabuhan Laut Hitam yang strategis telah rusak. Tetapi ia berjanji membangunnya kembali.

"Tentu saja kami akan membangunnya kembali. Tapi Odesa tidak akan pernah melupakan perilaku Rusia,” katanya.

Baca juga: Rusia Tuding AS dan NATO Hambat Kesepakatan Damai dengan Ukraina

Pejabat regional Odesa mengatakan rudal itu diluncurkan dari Semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia dan sejauh ini bandara tersebut tidak bisa digunakan.

Gubernur Odesa Maksym Marchenko mengatakan pasukan Rusia telah menggunakan rudal Bastion dalam serangan itu. 

“Alhamdulillah, tidak ada yang terluka. Tindakan antisabotase sedang dilakukan di wilayah tersebut, ”katanya.

Wali Kota Kota Odesa Gennadiy Trukhanov mengatakan butuh 10 tahun untuk merancang dan membangun landasan pacu baru, yang secara resmi dibuka Juli lalu. 

“Berkat landasan baru, kami mengharapkan arus turis yang besar dari seluruh dunia. Sebaliknya, kami mendapat serangan roket,” katanya di Facebook.

"Tapi, Odesa bukanlah kota yang menyerah pada kesulitan. Kami akan benar-benar memulihkan landasan setelah kemenangan kami dan lebih banyak lagi turis akan datang kepada kami."

Tidak ada komentar mengenai serangan dari Moskow, yang pasukannya secara sporadis menargetkan Odesa, kota terbesar ketiga di Ukraina.

Delapan orang tewas dalam serangan Rusia di kota itu, pekan lalu, kata pejabat Ukraina. Rusia telah mengalihkan fokusnya ke selatan dan timur Ukraina setelah gagal merebut ibu kota, Kyiv, dalam serangan sembilan minggu yang telah meratakan kota-kota, menewaskan ribuan warga sipil dan memaksa lebih dari 5 juta orang mengungsi ke luar negeri.

Serangan baru Rusia di selatan sebagian ditujukan untuk menghubungkan daerah itu dengan Krimea supaya mudah untuk mengontrol penuh atas wilayah Donbas timur Ukraina. 

Salah satu dari dua provinsi Donbas, Luhansk dan Donetsk, sudah dikuasai oleh separatis yang didukung Rusia sebelum invasi Moskow pada 24 Februari.

Zelenskyy mengatakan Rusia sedang "mengumpulkan pasukan tambahan untuk serangan baru terhadap militer kami di timur negara itu dan mencoba untuk meningkatkan tekanan di Donbas".

Intelijen Barat memperkirakan Rusia telah menempatkan 190.000 tentara sementara militer Ukraina hanya 20.000 orang. Karena kegigihan perlawanan Ukraina, Amerika Serikat percaya Rusia sulit menguasai daerah yang ditargetkan.

Ditambah lagi Ukraina memiliki banyak pasokan alat utama sistem senjata (Alutsista) dari sejumlah negara donor. Tentara Rusia memiliki sekitar 900.000 personel tugas aktif. Rusia juga memiliki angkatan udara dan angkatan laut yang jauh lebih besar.

Amerika Serikat dan Eropa telah memberi Ukraina senjata senilai miliaran dolar serta bantuan kemanusiaan. 

Presiden AS Joe Biden mencari paket bantuan US$33 miliar untuk Kyiv, termasuk US$20 miliar untuk senjata, dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan negaranya akan terus membantu Ukraina. (Aljazeera/OL-1) 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat