visitaaponce.com

Kenali Penyakit Gondongan dan Cara Mencegahnya

Kenali Penyakit Gondongan dan Cara Mencegahnya
Ilustrasi penyakit gondongan(Dok: illustAC)

GONDONGAN yang juga dikenal sebagai parotitis atau mumps merupakan kondisi kelenjar ludah di sisi wajah (kelenjar parotis) mengalami peradangan akibat infeksi virus.

Gejala gondongan meliputi pembengkakan di sekitar telinga atau leher, baik di satu sisi maupun kedua sisi wajah. Penyakit ini menular, umumnya menyerang anak-anak usia 5 hingga 9 tahun.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dr. Pertiwi Febriana Chandrawati, Sp.A, M.Sc. mengatakan gondongan berbeda dengan gondok meskipun benjolannya sama-sama berada di area leher.

Baca juga : Blau Bisa Mengobati Gondongan Dipastikan Hanya Mitos

“Gondongan ditandai dengan pembesaran kelenjar parotis atau pembengkakan di bawah telinga, sehingga benjolan berada di sisi leher, bisa di kiri, kanan, atau keduanya dan ini disebabkan oleh infeksi. Sementara itu, gondok atau goiter disebabkan oleh pembesaran kelenjar tiroid atau pertumbuhan sel abnormal di kelenjar tersebut, dengan benjolan terletak di bagian tengah leher,” kata Pertiwi seperti dikutip dari laman resmi UMM, Senin (27/5).

Ia menjelaskan gondongan disebabkan virus dari golongan paramyxovirus dan mudah menyebar ke orang lain melalui percikan ludah atau air liur yang keluar dari mulut atau hidung. Penyebaran virus gondongan juga bisa terjadi secara tidak langsung, melalui media perantara. Misalnya menggunakan peralatan makan yang sama dengan pengidap gondongan.

Selain itu, apabila pengidap gondongan menyentuh mulut atau hidung, lalu tangan mereka yang telah terkontaminasi virus memegang meja makan, orang berikutnya yang memegang meja makan tersebut juga berisiko tertular.

Baca juga : Ini Beda Sakit Gondok dengan Gondongan

Saat terinfeksi, virus gondongan akan masuk ke saluran pernapasan melalui hidung, mulut atau tenggorokan. Kemudian, virus bergerak menuju kelenjar parotis untuk menetap, berkembang biak, dan berinkubasi selama 2 hingga 3 minggu. Adapun gejala yang muncul setelah terinfeksi virus ini antara lain pipi bengkak bisa hanya satu sisi atau kedua sisi akibat pembengkakan kelenjar parotis, nyeri saat mengunyah atau menelan makanan, demam hingga 39 derajat, mulut kering, sakit kepala, nyeri sendi, nyeri perut, mudah lelah hingga hilang nafsu makan.

“Namun gejala penderita gondongan dapat lebih ringan seperti menyerupai gejala pilek saja. Beberapa penderita bahkan tidak mengalami gejala apa pun namun ternyata mereka terkena penyakit gondongan,” ucap Pertiwi.

Jika gondongan tidak segera diatasi maka akan banyak komplikasi yang terjadi. Jadi saat tubuh merasa muncul gejala awal seperti mata merah, leher terasa kaku, sakit kepala hebat, rasa kantuk yang sangat berat, kesadaran menurun atau pingsan dan muntah, harus segera periksa ke dokter. 

Baca juga : Pandemi Berikutnya Diprediksi, masih terkait Penyakit Menular melalui Udara

“Komplikasi yang bisa terjadi yaitu radang testis (orchitis), bisa mengakibatkan kemandulan saat dewasa, radang kelenjar payudara (mastitis), pembengkakan indung telur atau ovarium (ooforitis), radang selaput otak dan saraf tulang belakang (meningitis), radang otak (ensefalitis), pankreatitis akut. Pada beberapa penderita, gondongan juga dapat menyebabkan tuli, gangguan jantung, dan keguguran, tetapi komplikasi tersebut sangat jarang terjadi,” ungkapnya.

Kiat Mencegah Penyakit Gondongan

Selain itu, dr. Pertiwi juga berbagi cara mencegah penyakit gondongan, sebagai berikut;

Baca juga : Kimia Farma Diagnostika Gandeng MSD Indonesia Sosialisasikan Bahaya HPV

1. Vaksin

Cara pertama ialah dengan memberikan imunisasi MMR (measles, mumps, rubella) pada anak-anak. Vaksin MMR berfungsi untuk melindungi tubuh dari penyakit campak, gondongan, dan rubella. Vaksin ini perlu diberikan pada anak sebanyak dua kali, yaitu saat anak berusia 15 bulan dan saat anak berusia 5–7 tahun. Namun, jika imunisasi pertama belum sempat dilakukan saat usia 15 bulan, vaksin pertama masih dapat diberikan hingga anak berusia 3 tahun.

“Jika belum pernah dilakukan pada masa kanak-kanak, vaksin MMR masih dapat diberikan pada usia dewasa. Pemberian vaksin MMR untuk dewasa disarankan bagi orang-orang yang berisiko tinggi terpapar virus penyebab gondongan,” ucap dr. Pertiwi.

2. Menjaga Kebersihan

Sebagai pencegahan, dr. Pertiwi juga menyampaikan pentingnya menjaga kebersihan. Ini dilakukan agar tidak terjadi penularan melalui dropplet infection. Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan penderita dan menerapkan etika batuk, seperti menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika batuk dan bersin juga perlu dilakukan.

“Penderita gondongan juga dianjurkan untuk tetap berada di rumah paling tidak selama 5 hari setelah gejala pertama muncul. Hal ini bertujuan untuk mencegah penularan gondongan ke orang lain,” jelasnya. 

Selain itu, dr. Pertiwi menyampaikan jika sistem imun penderita baik, gondongan dapat pulih dengan sendirinya dalam waktu 1–2 minggu. Ada juga cara yang bisa dilakukan untuk meredakan keluhan dan gejala yang muncul saat menderita gondongan seperti mencukupkan waktu tidur dan istirahat, memperbanyak minum air putih, mengompres area yang bengkak dengan air hangat atau air dingin guna meredakan rasa sakit, mengonsumsi makanan lunak dan mengonsumsi obat untuk gejala gondongan, seperti ibuprofen dan paracetamol.

“Perlu diingat pula, jangan berikan aspirin pada penderita gondongan, karena justru dapat memicu penyakit sindrom reye, yaitu penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan gagal hati, pembengkakan otak, dan bahkan kematian,” pungkas dr. Pertiwi.(M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat