visitaaponce.com

Akhiri Ekspedisi Nusa Manggala, Peneliti LIPI Bawa Pesan Khusus Warga Abidon

Akhiri Ekspedisi Nusa Manggala, Peneliti LIPI Bawa Pesan Khusus Warga Abidon
(MI/Sumaryanto Bronto)

EKSPEDISI Nusa Manggala yang dilakukan Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) LIPI menuju pulau-pulau terluar, resmi berakhir. 

Kepulauan Ayau yang merupakan wilayah pulau terluar paling tenggara Kabupaten Raja Ampat menjadi penutup ekspedisi ini. Mereka membawa pesan khusus dari warga pulau yang ingin disampaikan ke pemerintah.

Ekspedisi yang telah berjalan sekitar 50 hari menggunakan kapal riset Baruna Jaya VIII ini terakhir berlabuh di Ambon, Maluku setelah tim peneliti sesi ketiga ini menyambangi Kepulauan Ayau, Kabupaten Raja Ampat. 

Kepulauan Ayau memilili dua distrik, yakni Distrik Kepulauan Ayau yang di dalamnya tergabung empat pulau berpenghuni (Pulau Reni, Pulau Rutum, Pulau Abidon, dan Pulau Meosbekwan), dan Distrik Ayau dengan gugusan pulau besarnya Pulau Dorehkar.

Pusat Distrik Kepulauan Ayau berada di Pulau Abidon, pulau dengan karakteristik batu karang dan memiliki kontur perbukitan. Pulau ini pun sebenarnya merupakan hasil pemekaran wilayah, sejak 2010 warga dari beberapa pulau berpindah ke Abidon. 

Kini, generasi pertama penghuni pulau ini mencapai 57 Kepala Keluarga. Rumah-rumah kecil dengan material kayu berderet di pantai, sementara di wilayah yang lebih tinggi di pulau ini, masih sedikit pemanfaatan lahannya untuk rumah.

 

Baca juga: Menyambut Natal dengan Cacing Pasir di Pulau Reni

 

Meski berstatus sebagai pusat distrik, rupanya Abidon masihlah jauh dari kelengkapan fasilitas umum warganya, seperti pusat kesehatan, atau sekolah menengah lanjutan. Ketika tim peneliti menyambangi pulau ini pun, warga menyampaikan yang menjadi aspirasi mereka selama ini.

Chief Scientist Eskpedisi Nusa Manggala sesi ketiga Muhammad Hafizt mengatakan, catatan khusus dari ekspedisi Nusa Manggala sesi ketiga ini ialah pesan dari masyarakat kampung Abidon, yang merupakan pusat Distrik Kepulauan Ayau, yang belum lama terbentuk. 

"Mereka berharap adanya perhatian pemerintah terhadap ketersediaan air bersih di kampung tersebut. Sedangkan di kampung-kampung lainnya, kami temukan cukup banyaknya pembangunan sarana-prasarana, baik yang merupakan program pemerintah maupun swadaya masyarakat," ungkap Muhammad Hafizt, Selasa (18/12).

Kondisi Pulau Abidon memang jauh dari pusat Distrik Ayau di Pulau Dorehkar, yang memiliki tiga kampung dan dihuni lebih dari 1.000 jiwa. Di Dorehkar, bahkan sudah ada Puskesmas, dan SMA.

Usai Ekspedisi berakhir, hasil luarannya akan menjadi produk audio visual, juga disusun menjadi buku. 

"Sementara masing masing peneliti yang terlibat bertanggung jawab untuk menghasilkan karya tulis ilmiah dari data-data yang telah diambil selama kegiatan ekspedisi," sambung Hafizt.

Dalam kesempatan lain, ketika Ekspose 20 tahun Coral Reef Rehabilitation and Management, Kepala P2O LIPI Dirhamsyah juga menyampaikan, "Kami harap temuan data yang disampaikan LIPI bisa berguna untuk berbagai keperluan, khususnya lingkup pemantauan ekosistem atau edukasi studi lanjutan." (OL-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat