Pencarian Nelayan yang Hilang di Perairan Buton Dihentikan
![Pencarian Nelayan yang Hilang di Perairan Buton Dihentikan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/02/1228236b72d12de3a98770d460106ec8.png)
TIM SAR gabungan menghentikan pencarian nelayan bernama Sudirman, 53, yang dilaporkan hilang setelah terjatuh dari kapalnya di sekitar Perairan Lasalimu Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara karena selama tujuh hari operasi pencarian korban belum ditemukan.
"Tidak ada tanda-tanda keberadaan korban, pencarian korban sudah memasuki hari ketujuh namun belum ditemukan sehingga sesuai SOP tujuh hari kami belum juga menemukan korban, maka operasi pencarian dihentikan," kata Kepala Basarnas Kendari Aris Sofingi di Kendari, Sabtu (6/2).
Baca juga: Permintaan Buah, Sayur Tinggi; Subsektor Hortikultura Tumbuh 7,85%
Ia menjelaskan pencarian terhadap warga Desa Mola Bahari, Kabupaten Wakatobi itu dapat dibuka kembali bila ada informasi keberadaan korban.
Dengan ditutupnya operasi maka personel yang tergabung dalam tim pencarian dikembalikan ke kesatuan masing-masing.
Sejak hari pertama pencarian, tim SAR gabungan secara berangsur memperluas area pencarian yang melibatkan pihak keluarga namun tidak membuahkan hasil.
"Pencarian terus berlanjut sesuai SOP hingga hari ketujuh. Area pencarian pun diperluas dengan harapan menemukan korban dalam keadaan selamat," katanya.
Korban dilaporkan hilang pada Minggu (31/1) 2021). Ia melaut seorang diri dengan menggunakan "long boat" di sekitar Perairan Lasalimu pada pukul 04.00 WITA.
Lalu pada pukul 06.00 WITA "long boat" korban ditemukan oleh dua orang bernama Joni (40) dan Jaser (40) dalam posisi korban sudah tidak berada dalam "long boat"-nya sehingga dilaporkan ke pihak Basarnas Kendari.
Ia menjelaskan saat operasi SAR timnya mengalami kendala di lapangan yang menghambat pencairan seperti kondisi cuaca dan arah angin yang sering dan cepat berubah di lokasi pencarian.
Operasi SAR hari ke-7, melibatkan tujuh orang personel Pos SAR Wakatobi, dan 20 orang keluarga dan nelayan setempat. Alat utama yang digunakan, yakni RIB (sejenis berahu karet) satu unit dan perahu nelayan 15 unit, demikian Aris Sofingi. (Ant/OL-6)
Terkini Lainnya
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap