visitaaponce.com

Terdampak Banjir Jateng, Pengusaha Ekspor Rugi Puluhan Miliaran Rupiah

Terdampak Banjir Jateng, Pengusaha Ekspor Rugi Puluhan Miliaran Rupiah
Truk dari Kawasan Industri Terboyo.(Metro TV/Andre Aprianto.)

KALANGAN eksportir Jawa Tengah mengeluhkan kerugian hingga puluhan miliar rupiah akibat banjir di Semarang dan sekitarnya, Jawa Tengah, selama sepekan ini. Mereka mendesak pemerintah mengambil langkah strategis menuntaskan masalah tahunan ini.

Akibat banjir yang melanda sebagian wilayah di Jawa Tengah, sepeerti Semarang, Kudus, Pati, Pekalongan, dan beberapa wilayah lain, berdampak signifikan terhadap sektor ekonomi, khususnya kalangan eksportir setempat. Ini karena sebagian besar pabrik tempat produksi barang-barang ekspornya terendam banjir hingga lebi dari satu meter.

Kawasan Industri Terboyo terdapat lima pabrik yang terdampak banjir pantura Kaligawe. Salah satunya ialah industri mebel, kerajinan, dan makanan. Semua sudah mendapat pesanan dari pembeli luar negeri.

Otomatis dengan terimbasnya tempat penyimpangan ataupun pabrik oleh banjir, para pelaku usaha di sektor pengusaha ekspor itu merugi hingga puluhan miliar rupiah. Jalan pantura Semarang-Demak di kawasan Kaligawe yang terendam juga menjadi salah satu penyebab kerugian.

Menurut Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Impor Jateng, Ade Siti Muksodah, mengeluhkan dampak kerugian yang dialami anggotanya. Dampak banjir ini memperparah situasi krisis akibat perang Ukraina-Rusia. Lebih lanjut Ade mengajak semua pihak untuk bekerja sama menuntaskan masalah banjir kali ini yang menjadi bencana tahunan.

Di Kawasan Industri Terboyo Semarang terdapat 10 pabrik yang langsung terendam banjir. Namun di seluruh Jawa Tengah ada 200 pabrik yang terdampak banjir.

Baca juga: Banjir Rendam Enam Desa di Brebes, Warga Mengungsi

Dalam sepekan ini, mereka terpaksa meliburkan operasional pabrik dan barang-barang rusak akibat terendam banjir. Ditambah lagi, produk tak bisa diangkut akibat jalan atau transportasi masih lumpuh di pantura. Para pengusaha hanya bisa pasrah menunggu banjir surut dan terus berbenah untuk memminimalisasi kerugian akibat banjir ini.

"Banjir ini luar biasa. Lima tahun terakhir ini paling parah. Tidak hanya di hulu tetapi juga hilirnya, eksportir sangat terdampak sekali. Soalnya, banjir tidak hanya sekali dua kali. Apakah rob bisa memperparah banjir, kami enggak mengerti. Itu yang belum tertangani dengan baik. Saat ini kita mengalami krisis dunia, kami memohon kepada pemerintah setempat, kita harus saling membantu, pemerintah harus tahu. Kita harus melek, sudah sangat luar biasa, ini terus menerus karena banjirnya parah," tandas Ade. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat