Ribuan Ternak Babi di Sulawesi Selatan Mati Mendadak Karena Virus Demam Babi
RIBUAN hewan ternak babi mati mendadak di Parigi Moutong, Poso, dan Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Penyebabnya, virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.
Kabid Keswan dan Kesmavet Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulteng, Dandi Alfita mengatakan, demam babi pertama kali ditemukan di Poso Januari lalu.
Di mana, virus itu menyerang sekitar 60 babi milik salah satu peternak di sana.
“Awal kami terima laporan ada 60 babi peternak yang mati mendadak di Poso,” terangnya di Palu, Kamis (25/5).
Baca juga : Ratusan Babi di Banyak Daerah Mati, Mentan Bantah karena Flu Babi Afrika
Setelah menerima laporan itu, tim langsung diturunkan untuk melakukan pengecekan dan mengambil sampel darah babi yang mati.
“Dan hasilnya semua babi yang mati di peternakan itu postif demam babi,” tegas Dandi.
Baca juga : Peternak di Bali Minta Pakan Ternak Babi Tidak Dimonopoli
Berawal dari Poso, serangan demam babi kemudian melebar hingga ke beberapa kabupaten lain. Seperti di Parigi Moutong, di sana ada 11 ekor babi yang terjangkit. Dan di Morowali Utara ada 39 ekor babi yang juga terjangkit.
“Dan berdasarkan temuan petugas di lapangan sejak Januari hingga Mei 2023, sudah ada 2.971 ekor babi positif terserang demam babi dan mati di Poso, Parigi Moutong, dan Morowali Utara,” papar Dandi.
Sejauh ini, Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulteng telah melakukan pelbagai langkah antisipasi agar virus ASF itu tidak semakin melebar penyebarannya.
“Kami sudah lakukan imbauan juga kepada sejumlah peternak babi yang ada di Sulteng. Paling tidak mereka sudah tahu ada kasus seperti ini sehingga bisa melakukan antisipasi mandiri dulu,” tandas Dandi.
ASF adalah penyakit viral pada babi yang sangat menular, menimbulkan berbagai perdarahan pada organ internal dan disertai angka kematian yang sangat tinggi.
ASF pertama kali diidentifikasi pada tahun 1921 di Kenya, Afrika Timur. Pada tahun 1957 menyebar ke Portugal dan pelbagai negara di Eropa. Di Asia, virus ASF ditemukan pada babi liar di Iran pada tahun 2010, kemudian di tahun 2018 Tiongkok melaporkan wabah demam babi afrika di provinsi Liaoning.
Pada bulan Februari 2019, Vietnam mengkonfirmasi kasus demam babi afrika. Hal ini menjadikannya negara Asia Tenggara pertama yang terinfeksi penyakit ini.
Secara berturut-turut ASF juga ditemukan di Kamboja, Laos, Filipina, Myanmar, dan Timor Leste. Hingga bulan Desember 2019, tujuh negara di Asia Tenggara telah melaporkan kasus ASF termasuk Indonesia.
Di Indonesia kejadian ASF diumumkan secara resmi melalui keputusan Menteri Pertanian nomor 820/KPTS/PK.320/M/12/2019 tentang pernyataan wabah penyakit demam babi Afrika (African Swine Fever) pada beberapa kabupaten/kota di Sumatra Utara.(Z-8)
Terkini Lainnya
74 Ekor Babi di Sikka Mati Akibat Terserang Virus ASF
Truk Membawa Babi Terbalik di Tol Jagorawi
Kemenkes Minta Petani dan Peternak Waspadai Virus Nipah lewat Kelelawar dan Babi
Malaysia Serukan Kewaspadaan Penularan Virus Nipah
Dianggap Buat Kegaduhan, Tiktokers Lina Mukherjee Didakwa Pasal UU ITE
Terus Merugi, Asosiasi Peternak Babi Desak Pemerintah Sediakan Vaksin ASF
Ibu Rumah Tangga Tewas Tersengat Listrik Perangkap Babi Hutan
Klub Menembak Asuhan BIN VEE SK Kembali Gelar Kejuaraan Berburu
Serangan Babi Hutan Resahkan Warga Sindangkerta
Pentingnya Taiwan Dalam Upaya Global Menghadapi Pandemi di Masa Depan
Geostrategi Teknologi Indonesia
Musrenbangnas dan Hati Negara Untuk Tanah Papua
Reformasi dan Anomali Demokrasi
Inflasi, Suku Bunga Acuan, dan Pertumbuhan Ekonomi
Kartini dan Emansipasi bagi PRT
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Gerakan Green Movement Sabuk Hijau Nusantara Tanam 10 Ribu Pohon di IKN
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap