visitaaponce.com

Tantangan Kecerdasan Buatan di Industri Hiburan

Tantangan Kecerdasan Buatan di Industri Hiburan
Ilustrasi.(Freepik)

KECERDASAN buatan atau artificial intelligence (AI) diperkirakan mendisrupsi pekerjaan di sektor hiburan, yang meliputi film, TV, musik, dan gim, terutama pascacovid-19. Perusahaan konsultan CVL Economics melakukan survei terhadap 300 pemimpin industri hiburan, termasuk eksekutif C-Suite, eksekutif senior, serta manajer dan produser tingkat menengah untuk penelitian ini. 

Penelitian tersebut menganalisis dampak dan penerapan penggunaan AI generatif dalam bisnis. Laporan ini ditugaskan oleh Animation Guild, Concept Art Assn., Human Artistry Campaign, dan National Cartoonists Society Foundation. Survei CVL Economics mengidentifikasi beberapa pekerjaan yang sebenarnya paling rentan terhadap dampak AI. 

Dalam industri film dan TV, pekerjaan itu mencakup pemodelan 3-D, desain karakter dan lingkungan, pembuatan suara, kloning, dan pengomposisian, diikuti dengan desain suara dan alat pemrograman. Di industri musik dan rekaman suara, tugas yang paling mungkin terkena dampak AI alah pembuatan dan kloning suara, pembuatan dan perekaman musik, dan komposisi lirik, diikuti dengan mastering, mixing, dan pemrograman instrumen.

Baca juga : Samsung akan Beli Perusahaan AI Medis Prancis

Di industri gim, seorang animator gameplay yang berpengalaman di studio game AAA Blizzard Entertainment dan Hasbro Inc., Victoria Lijaya menyoroti ketidakteraturan dalam penggunaan AI. "Saya melihat banyak peluang AI dapat diterapkan dalam pengembangan gim, baik untuk menghasilkan konsep, membuat prototipe, membuat skrip alur cerita, atau bahkan menyederhanakan tugas-tugas padat karya. Akibatnya, ada potensi berkurang peran pekerjaan tertentu. Namun, terdapat perdebatan etis seputar penggunaan AI, terutama karena produk ini dapat dibuat tanpa persetujuan eksplisit dari berbagai pencipta," ujarnya dalam suatu pernyataan, Kamis (9/5). 

Meski demikian, Victoria tetap positif bahwa campur tangan manusia tetap diperlukan secara signifikan dalam industri gim. "Hal ini guna memastikan integrasi elemen ke dalam game dengan lancar. Dulu orang-orang berpikir bahwa penangkapan gerak akan menghilangkan animator. Namun di sinilah kami, menyempurnakan data penangkapan gerak sebelum mengimplementasikannya ke dalam gim, karena alat-alat tersebut tidak langsung berfungsi seperti itu."

Mengingat besarnya dampak AI terhadap para pekerja di dunia hiburan, Victoria Lijaya berharap pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang tepat agar nasib para pekerja dapat terlindungi. "Pemerintah di semua negara harus mengantisipasi kehadiran AI agar ada batasan dan standar industri untuk memaksimalkan peran teknologi dalam membantu pekerja dan tidak mematikan pekerjaan mereka," tutupnya. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat