Di Tangan Athan Siahaan, Ulos Tembus Pasar Luar Negeri
KAIN Ulos di tangan desainer Athan Siahaan mampu menjadi busana yang indah. Bahkan, busana berbahan kain Ulos karyanya telah menembus pasar luar negeri, dari Bangkok, Jepang, India, hingga Italia.
Athan bercerita, dirinya tertarik berkreasi dengan kain Ulos setelah berkeliling di kampung halamannya di Sumatra Utara pada 2009. Saat itu, banyak pengrajin Ulos yang ditemui, tingkat kesejahteraan belum begitu signifikan. Misalnya, banyak anak-anak pengrajin Ulos saat itu tidak sekolah.
"Keinginan saya ya semata-mata ingin membuka pasar bagi produk tradisional Ulos. Saya jual ke temen-temen di luar Sumatra Utara bahkan ke luar negeri," kata dia ketika berbincang dengan wartawan di Jogja secara virtual, Kamis (8/4).
Baca juga: Will.I.Am Jual Masker dengan Filter Seperti di Pesawat
Tidak disangka, peminatnya ternyata banyak. Athan pun bersemangat terus mengangkat kearifan lokal dan ekonomi masyarakat pengrajin Ulos.
Tingginya minat terhadap busana dari bahan kain Ulos juga tampak pada Indonesia Fashion Parade 2021. Peragaan busana yang menampilkan beragam kain tradisional Indonesia tersebut diselenggarakan dari 30 Maret hingga 1 April 2021 di Hotel Allium, Tangerang. Puluhan desainer kenamaan tanah air memeriahkan parade peragaan busana tersebut.
Athan mengatakan kain Ulos memiliki keunikan yang membuatnya diincar pecinta fesyen. Pertama, kain Ulos unik dari sisi pembuatan, terutama yang masih dibuat secara manual.
"Kain Ulos yang masih dibuat secara handmade memiliki keunikan tersendiri. Produksinya benar-benar manual dari bahan-bahan dan pewarna alami," kata dia.
Namun, seiring waktu, saat ini, banyak produk kain Ulos yang dibuat dengan benang sintetis dan mesin.
Athan mengatakan, dirinya ingin mempertahankan produksi kain Ulos yang dibuat secara manual (handmade).
Pasalnya, produksi kain Ulos dengan mesin bisa membunuh kain Ulos tradisional.
"Itulah yang membuat saya lebih tertantang mengangkat keunikan Ulos manual," kata dia.
Ia juga menyatakan, motif kain Ulos sangat unik dan beragam. Teknik menenun dilakukan secara manual. Benang-benang disusun satu-satu hingga membentuk motif dan corak yang menggambarkan harkat martabat masyarakat Batak. Motif yang dibentuk mulai dari jenis-jenis tumbuhan, satwa, khasanah alam, hingga budaya Batak
Di tengah semakin tingginya minat masyarakat terhadap kain Ulos, Athan berharap, Kain Ulos dapat menjadi potensi ekonomi kreatif.
"Anak-anak muda (harapannya) bisa memanfaatkan potensi bangsa sendiri," kata dia. Misalnya, kalaupun tidak memproduksi, setidaknya mereka bangga dengan produk-produk Ulos, mengenakannya, dan memakai produk-produk dari bahan Ulos tradisional," katanya.
Di sisi lain, ia juga berharap, setidaknya pemerintah memberikan perhatian terhadap kain Ulos karena saat ini Ulos menjadi karya seni yang sedang banyak digemari.
Pemerintah diharap ikut berkontribusi dengan mengadakan banyak pelatihan dan seminar, pelatihan kerajinan untuk pelestarian. (OL-1)
Terkini Lainnya
Angkat Tenun Hasil UMKM, Kabupaten Toba Hadir di Inacraft 2024
Kain Ulos Sepanjang 1 Kilometer akan Dibentangkan di Monas
Harga Turun Penenun Ulos Batak di Tapanuli Utara Mengeluh
Jelang Hari Ulos Nasional, Kampung Tenun Ulos Siantar Diresmikan
Finis Friendship Run Medan, Ganjar Terima Kalungan Kain Ulos dari Warga
Kampanye Ulos dari Bali
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap