visitaaponce.com

Simon Tabuni Pasarkan Hasil Pertanian Mama-Mama Papua

Simon Tabuni Pasarkan Hasil Pertanian Mama-Mama Papua
(Simon Tabuni Pasarkan Hasil Pertanian Mama-Mama Papua/MI/SUMARYANTO BRONTO)

KICK Andy episode Menembus Batas Ruang dan Waktu juga menghadirkan Simon Tabuni. Ia telah dikenal sebagai soisoentrepreneur muda yang mampu menggerakkan ekonomi masyarakat Manokwari dan daerah sekitarnya di Papua Barat.

Beberapa program yang diinisiasi Simon ialah Gerakan Pemuda Papua Inspiratif, Gerakan Angkat Mama Papua, Gerakan Fasilitasi Kreatifitas dan Inovatif Anak Papua (Fastra), serta Revitalisasi Taman dan Fungsinya (Remang). Selain itu, ia juga mengembangkan Anggimart, untuk membantu petani, nelayan, dan pelaku UMKM.

Anggimart berdiri di masa awal pandemi covid-19. Program itu resmi diluncurkan pada 22 Juli 2021 dan dibuka langsung oleh Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandaca. Nama Anggi dipilih sebagai representasi daerah pegunungan di wilayah yang kerap disebut sebagai kepala burung, yang selama ini dikenal dengan hasil pertaniannya yang selalu segar dan organik.

Hasil pertanian itu pula yang dipasarkan lewat Anggimart. "Di Anggimart kami mulai membantu memasarkan produk mama-mama yang ada di sana. Contohnya di Manokwari itu ada nanas dan lain-lain. Kami juga mendorong anak-anak muda yang ada di Manokwari agar berkolaborasi dengan mama-mama," tutur peraih gelar Tokoh Pemuda Inspiratif Papua Barat 2020 dari Pemda Papua Barat itu.

Anggimart yang terletak di Jalan Gunung Salju Amban, Gang Manunggal Kecil, Kabupaten Manokwari, kini sudah memiliki empat pekerja tetap dan tiga orang untuk jasa angkut produk. Mereka memasarkan produk kiriman dari 30 petani dan nelayan. Beberapa produk itu biasanya dipasarkan secara luring ataupun daring lewat Whatsapp, Facebook, dan Instagram.

"Infrastruktur internet di sini, Manokwari sudah mantap sekali. Tapi yang menjadi kendala ketika kita mau ngirim atau dikirim sayuran dari daerah yang sangat pelosok atau terpencil. Jika stok habis, kita harus menunggu karena tidak bisa komunikasi. Ya saya pikir ke depan harus sampai ke daerah terpencil, itu tantangan berikutnya,” imbuh penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk studi master di SOAS University of London, Britania Raya, periode 2017-2018 itu.

Simon kini tengah mengembangkan wisata ekologi berbasis sagu bersama para pemuda setempat. Objek wisata itu mereka kembangkan di Daerah, Kais, Sorong Selatan. Menurutnya, wisata ekologi berbasi sagu ini ialah yang pertama kali di Indonesia, yang peletakan batu pertamanya untuk pembangunan Homestay Wisata Sagu Kais sudah berlangsung pada 4 Desember 2021.

 

Wisata Sagu Kais ialah cita-cita Simon untuk mempersatukan kekayaan lingkungan atau ekosistem sagu dengan interaksi wisatawan. "Ini yang kami kemas dalam sebuah produk untuk dijual demi mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat," pungkas kandidat PhD Australia National University itu.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat