visitaaponce.com

UKM Kriya Tulang Daun Unnes Kian Berkembang

UKM Kriya Tulang Daun Unnes Kian Berkembang
UKM Kriya Tulang Daun Unnes Kian Berkembang(MI/Yanurisa Ananta)

USAHA Kecil Menengah (UKM) Rasendriya Kriya Tulang Daun Universitas Negeri Semarang (Unnes) kian berkembang. Hal tersebut tak lepas dari sokongan Bank Mandiri melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Wirausaha Muda Mandiri (WMM).

Founder Kriya Tulang Daun Unnes Prof. Dr. Ir Amin Retnoningsih mengatakan Bank Mandiri telah memberikan bantuan melalui pendanaan untuk Kriya Tulang Daun mengikuti pameran bergengsi Yogyakarta beberapa bulan lalu, yakni International Women of Council.

Baca juga: Kontrak Baru Adhi Karya Lebihi Target

"Sebelum bertemu Mandiri kami hanya kegiatan usaha di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang diusulkan oleh dosen. Kemudian di kompetisi tingkat nasional Bank Mandiri datang dan membiayai pameran senilai puluhan juta rupiah. Sejak saat itu pesanan makin banyak," kata Amin di acara Rasendriya Kriya Tulang Daun di Unnes, Semarang, Kamis (29/11).

Kriya Tulang Daun merupakan bisnis kreatif yang memanfaatkan sampah daun di lingkungan sekitar Unnes. Tulang-tulang atau serat-serat daun itu dimanfaatkan sebagai media lukis yang bernilai ratusan ribu rupiah. Amin menyebut, hingga saat ini omzet usaha bersama rekan-rekan di lingkungan Unnes ini sudah mencapai ratusan juta rupiah.

Setelah diolah, daun-daun tersebut disulap menjadi beragam produk diantaranya, lukisan, korsase, bunga-bunga, gantungan kunci, dan aksesoris. Produk tersebut juga sudah dipromosikan melalui platform belanja daring Blanja.com.

Baca juga: Presiden Minta Pelaksanaan Divestasi Freeport Dipercepat

Rohan Hafas, Corporate Secretary Bank Mandiri, menjelaskan kampus menjadi langkah pertama pengembangan wirausaha agar cara pandang generasi muda berpindah dari generasi pencari lapangan kerja menjadi pencipta lapangan kerja. Terlebih, 61% dari total penduduk Indonesia merupakan generasi usia produktif. Sayangnya, baru 1,65% penduduk yang menjadi wirausaha.

"Wirausaha itu pasti akan up scale. Ketika dia upscale dia pasti butuh modal. Di situ lah kami berlaku sebagai penyedia layanan perbankan yang dibutuhkan," ucap Rohan Hafas.

Sejak diluncurkan pertama kali, WMM sudah kebanjiran peserta di tahun 2007 sebanyak 36 ribu pendaftar. Dari 2007 sampai 2018 sudah ada 656 kampus yang dilibatkan.

Sektor usaha yang dikompetisikan pun mengalami berbagai penyesuaian dari mulanya hanya boga, industri kreatif dan jasa perdagangan. Baru di tahun 2011 WMM mulai masuk ke wirausaha digital. Sekaligus membuat inkubator bisnis dan menyasar Fintech di kampus-kampus pada 2016.

"Setelah menang mereka pun kita berikan pembinaan, berupa penguatan akses pasar, promosi dan pendanaan," pungkasnya. (OL-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat