visitaaponce.com

Kosmetik Halal Menarik Konsumen Dunia

Kosmetik Halal Menarik Konsumen Dunia
Kilala Tilaar Corporate Creative Innovation Director Martha Tilaar Innovation(MI/Barry )

KONSEP halal kini tidak hanya menjadi kebutuhan pada kandungan bahan makanan, tetapi juga telah merambah ke kosmetik. Konsumen dunia sudah mulai tertarik pada kosmetik berbahan halal, tidak sekadar berdasarkan religi, tetapi dampak kesehatan dan manfaatnya terhadap lingkungan.

Mayoritas penduduk Indonesia tergolong muslim sehingga produsen kosmetik tentu lebih berhati-hati lagi dalam mengeluarkan produk. Tiap produsen pasti memikirkan faktor kehalalaan produk. PT Martina Berto (salah satu unit bisnis dari Martha Tilaar Group) telah mengantongi sertifikat halal dan meraih Sistem Jaminan Halal Grade A dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) selama tiga tahun berturut-turut.

Disampaikan Corporate Creative Innovation Director dari Martha Tilaar Innovation Centre (MTIC), Kilala Tilaar, Martha Tilaar Group memperoleh kepercayaan dunia untuk mempresentasikan kosmetik halal. Ini disebabkan pasar segmen produk halal sangat besar. Selain itu, dari segi kesehatan, produk halal juga memiliki kemiripan prinsip dengan penganut pola hidup vegan.

“Dalam waktu selama 6 bulan ini, saya dipercaya dunia untuk mengunjungi sejumlah negara. Saya mempresentasikan tentang kosmetik halal. Halal menjadi tren berkembang di dunia, bukan hanya buat muslim, melainkan karena halal juga mengusung veganism. Jadi bila melihat principal produk halal hampir sama dengan principal vegan,” papar Kilala.

Bahkan, karena permintaannya besar, banyak produsen dan perusahaan kosmetik di berbagai negara, seperti Tiongkok, ingin mempelajari mengenai produk halal. Selama ini mereka mengetahui ada pasar halal yang menjanjikan. Namun, mereka belum mengerti proses yang harus dilalui suatu produk, khususnya kosmetik, agar dapat dikategorikan halal.

Sebelumnya, MTIC juga mempresentasikan kepada perusahaan-perusahaan kosmetik di Polandia menyikapi kosmetik halal. Dalam mengajarkan konsep halal kepada produsen di Eropa, kata pria yang akrab disapa Kiki itu, jangan melihat dari permasalahan agama, tapi lebih pada keinginan konsumen.

“Kalau cara pandang perusahaan kosmetik lebih melihat pada yang konsumen mau, tidak akan ada masalah karena telah ada permintaan dari produk. Kewajiban perusahaan consumer goods, yaitu mengantisipasi kemauan pasar,” tuturnya.

Semakin diterima
Kandungan halal pada produk kosmetik pun semakin diterima oleh produsen Eropa, Tiongkok, dan lainnya. Bila ditelusuri, tidak sulit mencari substitusi dari bahan yang tidak halal. Kolagen yang umumnya diperoleh dari babi dapat diganti dengan bahan rumput laut, kulit sapi, dan kambing.

Lainnya, lapisan kapsul lembut yang biasanya dari gelatin kulit babi dapat diganti dengan rumput laut.

“Karenanya, semakin berkembang industri halal dan banyak alternatif selain dari bahan baku yang haram dan najis,” ujar Kiki.

Sejak 2011, Martha Tilaar telah merintis konsep clean skin and beauty yang ramai diperbincangkan produsen kosmetik dunia. Clean beauty telah menjadi tren di Amerika Serikat dan Eropa seiring dengan menguatnya gaya hidup kembali ke alam dan kepedulian konsumen terhadap masalah sosial dan lingkungan.

Bahan baku yang dianggap berbahaya pun ditolak banyak negara. Sebut saja paraben, alkohol dari produksi anggur, methylisothiazolinone (MIT), methylchloroisothiazolinone (MCIT), mineral oil butilat hidroksi toluen (BHT), dan beberapa glikol.

“Sebanyak 1435 produk kami telah diformulasi ulang, termasuk memperhitungkan kehalalan. Halal itu bagian dari clean beauty juga,” ucapnya. Dari clean skin, lewat laboratorium safety dan efficacy yang MTIC miliki, mereka mengukur reaksi terhadap kulit sebelum membuat formula jadi dari bahan material sampai formula semiproduksi.

Kemudian dari efficacy, melalui alat-alat khusus, mereka menguji secara klinis manfaat, dampak, dan lapisan kulit yang efektif bagi kerja produk. Selanjutnya, proses produksi yang ramah lingkungan (green process) juga harus menjadi perhatian.

Misalnya, semua limbah produksi harus ditangani sesuai dengan peraturan sebelum dibuang ke lingkungan. Selain itu, pemilihan jenis kemasan produk merupakan hal lain yang perlu dipertimbangkan dampaknya bagi lingkungan.

Dengan begitu, dapat dikatakan gerakan clean beauty merupakan aktivitas yang menyeluruh. Aktivitas tersebut mulai dari pemilihan bahan baku dan kemasan, proses riset dan pengembangan produk di laboratorium, proses produksi di pabrik, sampai pada produk akhir yang siap ditempatkan di pasar (green output). (Try/S3-25)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat