visitaaponce.com

Pulihnya Ekonomi AS Berdampak Positif ke Ekonomi Indonesia

Pulihnya Ekonomi AS Berdampak Positif ke Ekonomi Indonesia
Sejak pandemi kapal pesiar Celebrity Edge kembali beroperasi. Para penumpang siap menaiki kapal pesiar di Fort Lauderdale, Florida, AS.(Maria Alejandra CARDONA / AFP)

KEHIDUPAN mulai berangsur normal dengan kehadiran vaksin, sejauh ini negara negara seperti Singapura dan Selandia Baru tetap melakukan pembatasan ketat untuk menjaga tingkat penyebaran kasus turun menjadi 0.

Sedangkan meningkatnya kembali kasus di Sydney membuat Australia pada akhirnya melakukan lockdown berkisar 2 pekan untuk menjaga angka penularan.

Namun permasalahannya, seberapa banyak negara yang telah memvaksinasi mampu bertahan di tengah proses mutasi virus yang terus terjadi. Beberapa negara telah mengantisipasi beberapa mutasi virus tersebut dengan kembali mendorong kegiatan menggunakan masker di dalam ruangan.

Sejauh ini AS, Selandia Baru, Swiss, Israel, dan Prancis masih menjadi lima negara yang melakukan vaksinasi tercepat sehingga memiliki ketahanan terhadap Covid-19 lebih kuat.

Namun penetrasi vaksinasi tertinggi masih berada di Eropa dengan tingkat vaksinasi hingga 70%, yang dimana mendorong aktivitas perekonomian meningkat, seiring sejalan dengan meningkatnya PMI Services dalam beberapa bulan terakhir.

AS telah menjadi negara yang memiliki ketahanan Covid-19 lebih baik di antara beberapa negara lainnya. Indonesia cukup beruntung memiliki AS sebagai mitra dagang yang juga mendapatkan kelebihan GST dari mereka.

"Tentu pemulihan perekonomian di Amerika tentu memiliki implikasi positif terhadap perekonomian Indonesia, meskipun saat ini di Indonesia sedang mengalami peningkatan kasus Covid 19," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Selasa (29/6).

Apabila kasus tidak segera dikendalikan, hal ini akan mendorong perekonomian Indonesia kembali berpotensi untuk melemah kembali.

Setidaknya untuk saat ini, mayoritas mempertanyakan berapa lama lagi vaksinasi dapat hadir di seluruh dunia dan memberikan kesempatan yang lebih besar kepada negara negara lain untuk bisa segera melakukan vaksinasi.

"Kami melihat, setidaknya hingga 2022 ada harapan hampir 30% negara di seluruh dunia, sudah mulai melakukan vaksinasi, dan hal tersebut akan menjadi tolok ukur dimana perekonomian akan kembali stabil," kata Nico.

WHO terus mendorong vaksinasi khususnya bagi negara-negara yang miskin agar mendapatkan vaksin.

Menurut Nico, pembagian vaksinasi yang tidak merata juga merupakan salah satu kegagalan WHO, tidak bisa disalahkan juga bagi negara negara yang memprioritaskan vaksinasi terhadap rakyatnya lebih dulu untuk menciptakan kekebalan berkelompok.

Saat ini di negara negara berkembang mulai mengalami masalah yang sama dalam mencegah angka penyebaran Covid-19, meskipun tidak seperti tahun lalu.

Emerging Market akan terus belajar bagaimana untuk menangani ini, namun tentu saja dengan cara yang lebih baik. Namun hal ini mendorong Emerging Market untuk tetap bertumpu kepada negara negara maju untuk menjaga fase pemulihan agar dapat berjalan dengan baik.

Pemulihan yang tidak merata saat ini merupakan sebuah konsekuensi yang harus kita terima, namun sejauh mata memandang, pemulihan ekonomi masih akan dihadapi ketidakpastian hingga pada akhirnya vaksinasi terjadi dengan tingkat populasi hampir 50% di setiap negara untuk menciptakan ketahanan ekonomi yang lebih baik. (Try/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat