Dunia Berpotensi Alami Krisis Keuangan
Tingkat inflasi yang melonjak di tingkat global mengakibatkan banyak negara menaikan suku bunga acuan. Hal ini berpotensi menyebabkan krisis keuangan dunia.
"Sekarang ini suku bunga naik, maka yang akan terkena biasanya adalah korporasi dan sektor keuangan, ini adalah tipikal potensi financial crisis," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat Rapat Kerja bersama Komite IV Dewan Perwakilan Daerah, Selasa (7/6).
Akibat lonjakan inflasi, bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) menaikan suku bunga acuan. Hal ini memicu gejolak baru dalam perekonomian dunia.
Berdasarkan histori, setiap penaikan suku bunga acuan The Fed, maka terjadi krisis keuangan dan ekonomi di sejumlah negara. Negara berkembang disebut paling rentan terdampak dari kebijakan tersebut.
Pada 1982 misalnya, ketika AS menaikan suku bunga acuan ke level 20%, negara seperti Brasil, Argentina, Meksiko langsung mengalami krisis keuangan. Lalu saat AS menaikan suku bunga acuan ke level 5,25% di 2007, terjadi krisis keuangan global di 2008-2009.
Apalagi saat ini mata uang Negeri Paman Sam mendominasi penggunaan mata uang dunia. Ini dinilai akan menyebabkan dampak yang cukup signifikan pada perekonomian sejumlah negara.
"Sekarang ini lebih dari 60% negara di dunia menggunakan dolar, sehingga dolarisasi itu mempengaruhi, setiap kebijakan Fed Fund Rate pasti mempengaruhi dunia," kata Sri Mulyani.
Indonesia, lanjut dia, kemungkinan tak luput dari dinamika ekonomi dunia tersebut. Karenanya, pemerintah akan berupaya menjaga kondisi perekonomian dalam negeri. Salah satunya ialah menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Jadi sekarang ini kita harus hati-hati. Karena tren suku bunga yang naik, potensi krisis keuangan di berbagai negara di dunia akan mungkin terjadi," terang dia.
Sebagai instrumen fiskal negara, APBN akan didesain untuk mendukung penanganan persoalan saat ini dan memitigasi potensi risiko jangka menengah panjang. Upaya mitigasi itu akan dilakukan dengan mendorong peningkatan produktivitas nasional.
"Jadi APBN digunakan untuk memperbaiki produktivitas ekonomi kita. Itu sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia, kualitas infrastruktur, kualitas birokrasi, kualitas regulasi," imbuh Sri Mulyani.
"Kalau kita punya SDM produktif, infrastruktur bagus, birokrasi efisien, regulasi efisien, maka kita akan bisa menjadi negara maju tanpa menimbulkan kerentanan," pungkas dia. (Mir)
Terkini Lainnya
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap