visitaaponce.com

Inflasi Naik Akibat Gangguan Suplai

Inflasi Naik Akibat Gangguan Suplai
Ilustrasi(Medcom.id)

Guncangan inflasi yang terjadi di level global maupun nasional didorong dari sisi suplai yang sulit dikendalikan. Gangguan itu menyebabkan harga-harga sejumlah komoditas pangan maupun energi mengalami kenaikan.

Demikian disampaikan oleh Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Solikin M Juhro dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia bertajuk Normalisasi Kebijakan Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia, Rabu (7/9).

"Kalau kita pahami, domain kebijakan bank sentral umumnya adalah dari demand management. Tapi saat ini kita menghadapi situasi yang tidak biasa, sehingga untuk mengelola sisi suplai ini kita merespons dengan cara yang tidak biasa," ujarnya.

Karenanya BI terlibat cukup kuat untuk mengendalikan inflasi, baik dari sisi pangan maupun energi. Solikin menyatakan, sinergi dan kolaborasi antarpemangku kepentingan menjadi hal yang mutlak dilakukan untuk mengendalikan inflasi agar tidak menjadi liar.

Upaya itu dilakukan melalui optimalisasi dan penguatan koordinasi antara Tim Pengendali Inflasi Pusat/Daerah (TPIP/D) seperti yang diminta oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Peranan pemerintah daerah, kata Solikin, akan signifikan dalam pengendalian inflasi.

"Sesuai arahan Presiden, isu utama saat ini adalah menjaga atau mengendalikan inflasi dan ketahanan pangan. Dalam konteks itu kita menggalakkan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan, agar pengendalian inflasi ini berjalan dengan baik," jelas Solikin.

Gerakan nasional itu, lanjutnya, mendorong masifnya operasi pasar dan meningkatkan kerja sama antardaerah. Kerja sama itu dilakukan dengan upaya pemerataan distribusi pangan.

Misal, kata Solikin, wilayah yang mengalami surplus bahan pangan dapat mendistribusikannya ke wilayah yang mengalami defisit bahan pangan tersebut. Dengan begitu diharapkan inflasi pangan dapat terjaga dan tetap terkendali di level yang aman.

"Sekarang ini tinggal bagaimana mengawal eksekusinya. Karena memang sebetulnya kita itu tidak mengalami krisis pangan, tapi menang ada daerah yang mengalami surplus pangan dan ada daerah yang mengalami defisit pangan, ini yang kita coba untuk seimbangkan," tutur Solikin. (OL-12)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat