visitaaponce.com

Harga Properti Residensial Triwulan IV-2022 Naik

Harga Properti Residensial Triwulan IV-2022 Naik
Properti.(Ilustrasi)

HASiL Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer secara tahunan meningkat hingga triwulan IV 2022.

Peningkatan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan IV 2022 tercatat sebesar 2%(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan 1,94% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Baca juga: Crewdible Bantu UMKM Ubah Resesi Menjadi Opportunity

Peningkatan IHPR terjadi pada rumah tipe menengah, dengan kenaikan 3,22% (yoy) lebih tinggi dari 2,92% (yoy) pada triwulan III 2022.

“Harga tipe rumah kecil juga meningkat sebesar 2,08% (yoy) lebih tinggi dari 1,96% (yoy) pada triwulan III-2022, sementara harga tipe besar tercatat naik sebesar 1,43% (yoy), sedikit melambat dibandingkan kenaikan harga triwulan sebelumnya (1,48%,yoy),” kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, Jumat (17/2).

Secara spasial, akselerasi kenaikan indeks harga tertinggi pada triwulan IV-2022 terjadi di Kota Balikpapan, Batam, dan Palembang.

Secara triwulanan, kenaikan IHPR pada triwulan IV-2022 terindikasi melambat sebesar 0,47% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (0,54%, qtq). Kenaikan harga properti residensial secara triwulanan ditopang oleh harga pada tipe rumah menengah dan besar yang masih meningkat.

Harga rumah tipe menengah dan besar masing-masing meningkat 0,76% (qtq) dan 0,37% (qtq), relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,79% (qtq) dan 0,38% (qtq).

Sementara itu, kenaikan indeks harga tipe rumah kecil tercatat 0,32% (qtq), lebih rendah dibanding 0,76% (qtq) pada triwulan III-2022. 

Secara spasial, kenaikan IHPR Primer triwulanan terutama didorong oleh kenaikan harga rumah di Kota Balikpapan, Batam, dan Pekanbaru, masing-masing sebesar 1,24% (qtq), 0,41% (qtq), dan 0,30% (qtq).

“Tren kenaikan IHPR Primer hingga triwulan IV 2022 relatif sejalan dengan laju inflasi bahan bangunan yang juga meningkat,” kata Erwin. 

Inflasi tahunan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk subkelompok pemeliharaan, perbaikan, dan keamanan tempat tinggal/perumahan yang masih stabil sejak September 2022 sebesar 3,46% (yoy)

Penjualan Melambat

Penjualan properti residensial di pasar primer pada triwulan IV-2022 secara tahunan melambat. Ini tecermin dari penjualan properti residensial yang tumbuh 4,54% (yoy), lebih rendah dibanding triwulan III-2022 yang sebesar 13,58% (yoy).

Perkembangan penjualan pada triwulan IV-2022 yang melambat disebabkan oleh penurunan penjualan tipe rumah menengah yang terkontraksi -18,88% (yoy). Penjualan rumah kecil dan besar juga tercatat melambat 14,44% (yoy) dan 17,28% (yoy), lebih rendah dari 30,77% (yoy) dan 19,73% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

“Responden menyampaikan bahwa sejumlah hambatan dalam penjualan properti residensial primer dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kenaikan harga bahan bangunan (24,63% dari jawaban responden), masalah perizinan/birokrasi (14,41%), suku bunga KPR (15,27%), proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (12,01%), dan perpajakan (8,83%),” kata Erwin.

Secara triwulanan, penjualan pada triwulan IV-2022 mengalami kontraksi -7,22% (qtq). Penyebabnya adalah penurunan penjualan pada seluruh tipe rumah, yaitu tipe kecil (-4,55%, qtq), tipe menengah (-19,50%, qtq), dan tipe besar (-15,77%, qtq).

Pada triwulan IV 2022, pembiayaan nonperbankan masih menjadi sumber pembiayaan utama pembangunan properti residensial oleh pengembang. Hasil survei menunjukkan 72,51% total kebutuhan modal pembangunan bersumber dari dana internal.

Sumber alternatif pembiayaan lain yang menjadi preferensi pengembang untuk membangun rumah primer antara lain pinjaman perbankan dan pembayaran dari konsumen dengan proporsi masing-masing sebesar 16,90% dan 7,39% dari total modal.

“Berdasarkan komposisi dana internal, porsi terbesar berasal dari laba ditahan (39,24%) diikuti modal disetor (56,75%),” kata Erwin.

Sementara dari sisi konsumen, skema pembiayaan KPR masih menjadi pilihan dalam membeli rumah primer (75,03% dari total pembiayaan, diikuti oleh tunai bertahap (18,22%) dan secara tunai (6,76%).

Pada triwulan IV-2022, pertumbuhan total nilai kredit KPR dan KPA secara triwulanan tercatat sebesar 7,79% (yoy), sedikit meningkat dibanding 7,73% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

“Penyaluran KPR dan KPA secara triwulanan tercatat sebesar 2,77% (yoy), melambat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,27% (yoy). Sedangkan pencairan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada triwulan IV-2022 tercatat Rp8,033 triliun atau meningkat 250,93% (yoy), kembali tumbuh positif dari terkontraksi sebesar -10,02% pada triwulan sebelumnya,” kata Erwin. (OL-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat