visitaaponce.com

Dibantu IMF, Inflasi Pakistan Turun Pertama Kali dalam Tujuh Bulan

Dibantu IMF, Inflasi Pakistan Turun Pertama Kali dalam Tujuh Bulan
Seorang pialang saham memantau harga saham terkini di Bursa Efek Pakistan (PSE) di Karachi pada 3 Juli 2023.(AFP/Asif Hassan.)

INFLASI Pakistan mereda untuk pertama kali dalam tujuh bulan pada Juni. Angka yang dirilis pada Senin (3/7) menunjukkan hal itu. Ini menjadi titik terang bagi pemerintah yang harus mengadakan pemilihan tahun ini.

Inflasi tahun ke tahun mencapai 29,4% pada bulan lalu, data Biro Statistik Pakistan menunjukkan, dibandingkan dengan rekor 38% di Mei. Salah urus keuangan selama bertahun-tahun mendorong ekonomi Pakistan hingga batasnya, diperburuk oleh pandemi covid-19, krisis energi global, dan rekor banjir yang menenggelamkan sepertiga negara itu tahun lalu.

Pakistan mencapai kesepakatan dana siaga senilai US$3 miliar dengan Dana Moneter Internasional pada Jumat. Ini dapat memberikan bantuan sementara untuk utang luar negeri negara yang membengkak.

Baca juga: IMF dan Pakistan Capai Kesepakatan Dana US$3 Miliar

Untuk memenuhi tuntutan kesepakatan itu--yang akan dipertimbangkan oleh dewan IMF pada pertengahan Juli--Pakistan menghapus subsidi untuk gas dan listrik yang meredam krisis biaya hidup. Dengan pemilu yang dijadwalkan pada bulan Oktober, kampanye kemungkinan didorong oleh janji pembangunan dan janji untuk memperbaiki ekonomi.

Data terbaru menunjukkan warga Pakistan yang miskin masih merasakan beban gejolak ekonomi. Harga makanan naik 40% selama Juni 2022. Biaya transportasi melejit 20% pada periode yang sama.

Baca juga: Yellen: Ekonomi AS Lebih Tangguh dari yang Diperkirakan

Tingkat kemiskinan Pakistan diperkirakan mencapai 37,2% tahun ini, menurut laporan Bank Dunia yang dirilis pada April. Rupee telah jatuh ke rekor terendah terhadap dolar AS pada tahun ini, sehingga barang impor lebih mahal. Bank sentral negara itu menaikkan suku bunga acuan ke rekor tertinggi 22% dalam pertemuan darurat pekan lalu.

Ekonom Ashfaque Hasan Khan, mantan sekretaris khusus di kementerian keuangan, memperingatkan pelonggaran inflasi terbaru kemungkinan hanya bersifat sementara. "Saya khawatir inflasi akan meningkat pada Juli karena bank negara telah menaikkan suku bunga dan menetapkannya pada 22%. Tingkat (inflasi) juga akan meningkat jika mata uang didevaluasi sebagai akibat dari kesepahaman antara pemerintah dan IMF."

Ekonom Farrukh Saleem mengatakan bantuan sementara tidak boleh mengalihkan perhatian dari masalah sistemik. "Masalah utama tetap ada dalam bentuk pinjaman besar oleh pemerintah. Situasi ini akan terus berdampak pada masyarakat secara tidak langsung karena akan menyebabkan peningkatan kemiskinan, inflasi, dan pengangguran di negara ini."

Pasar saham Pakistan naik paling tinggi dalam lebih dari tiga tahun pada awal perdagangan Senin, karena kesepakatan IMF pekan lalu. Pakistan gagal memenuhi target pertumbuhan ekonomi untuk tahun fiskal 2022-2023 sebesar 0,3%. Cadangan devisa menyusut menjadi hanya US$3,5 miliar, kira-kira cukup untuk tiga minggu impor. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat