Yellen Ekonomi AS Lebih Tangguh dari yang Diperkirakan
![Yellen: Ekonomi AS Lebih Tangguh dari yang Diperkirakan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/02ad3ad569d403019c4e075101d34ff7.jpg)
PEREKONOMIAN Amerika Serikat (AS) terbukti lebih tangguh daripada yang diantisipasi meskipun ada perkiraan resesi. Menteri Keuangan Janet Yellen mengungkapkan itu karena ada harapan negara menurunkan inflasi sambil mempertahankan kekuatan pasar tenaga kerja, Jumat (30/6).
Komentarnya muncul tak lama setelah data ekonomi yang direvisi menunjukkan ekonomi terbesar dunia itu berkembang secara signifikan lebih dari yang diperkirakan pada kuartal pertama. Ini didukung oleh belanja konsumen. Sementara itu, inflasi telah mendingin.
Baca juga: Ukuran Inflasi yang Disukai The Fed Turun Tajam
"Saya terus percaya bahwa ada jalan untuk mengurangi inflasi sambil mempertahankan pasar tenaga kerja yang sehat," kata Yellen dalam sambutan yang disiapkan untuk disampaikan pada acara di New Orleans. "Tanpa mengecilkan risiko signifikan di depan, bukti yang kami lihat sejauh ini menunjukkan bahwa kami berada di jalur itu," tambahnya.
Para pemimpin bisnis juga semakin menyuarakan kepercayaan pada ekonomi AS. Kekuatan pasar tenaga kerja dan neraca rumah tangga dan bisnis yang kuat, tambahnya, akan membantu mendukung ekonomi ke depan bahkan jika aktivitas mereda karena inflasi turun. "Sementara ada bagian dari ekonomi kita yang melambat, belanja rumah tangga berada dengan kecepatan tinggi dan bisnis terus berinvestasi," kata Yellen.
Baca juga: AS kembali Gabung UNESCO setelah Hengkang di Era Trump
Dengan data yang menandakan ekonomi AS telah lebih kuat dari yang diharapkan, analis mempertanyakan tentang resesi tidak dapat dihindari negara itu atau soft landing merupakan kemungkinan. Ini mengacu pada skenario saat inflasi turun kembali ke target pembuat kebijakan sebesar dua persen tanpa penurunan besar.
Dalam pidato persiapannya, Yellen juga memuji pencapaian pemerintahan Presiden Joe Biden, termasuk upaya menggenjot investasi infrastruktur dan sektor semikonduktor negara. Agenda presiden, yang dijuluki Bidenomics, muncul saat dia mencalonkan diri kembali pada 2024. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
IHSG Ditutup Naik Ikuti Bursa Asia Menguat
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Data NFP AS
Vonis Trump Terkait Kasus Uang Tutup Mulut Ditunda September
Empat Siswa asal Banyumas Tembus Perguruan Tinggi Top Luar Negeri
IHSG Ditutup Melemah di tengah Bursa Asia Menguat
Rupiah Merosot saat Pasar Tunggu Rilis Data Tenaga Kerja AS
Rp16.500, Batas Maksimal Toleransi Pelemahan Rupiah Terhadap Dolar AS
Pengembangan UMKM Butuh Strategi yang Tepat
Oasis Central Sudirman Diharapkan Gerakkan Perekonomian Nasional melalui FDI
Kontribusi Pasar Modal terhadap Ekonomi Indonesia
Kehadiran Kelapa Sawit di Tanah Papua Jadi Penopang Ekonomi Rakyat
Pemda Diharapkan Mampu Optimalisasi Belanja
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap