visitaaponce.com

E-commerce Gaet Lebih Banyak Pasar lewat Strategi Afiliasi

E-commerce Gaet Lebih Banyak Pasar lewat Strategi Afiliasi
Kerajinan tangan membungkus gambar dengan kertas washi asal Jepang tersebut dijual ke berbagai kota melalui media sosial dan e-commerce.(Antara/Asprilla Dwi Adha.)

PARA pemain e-commerce di Indonesia terus berinovasi untuk meningkatkan nilai dan daya tarik. Salah satunya dengan program afiliasi, yakni pemasaran berbasis komisi yang secara tidak langsung menghubungkan calon pembeli dengan produk melalui link refferal khusus. Ini merupakan program yang digadang-gadang memegang peran penting dalam peta persaingan e-commerce di Indonesia.   

Director Snapcart Indonesia Astrid Williadry mengatakan kehadiran program afiliasi dapat dikatakan sebagai salah satu strategi ampuh para pemain e-commerce, karena secara tidak langsung membantu trafik kunjungan ke platform. Gencarnya pertarungan para pemain e-commerce membawa popularitas program afiliasi semakin naik daun belakangan ini. Sebagai dampaknya, tidak hanya membantu para pelaku bisnis meningkatkan penjualan dan jangkauan pasar yang lebih luas, tetapi juga turut melahirkan tren dan profesi baru yang memonetisasi digital. 

"Program afiliasi kini dimanfaatkan sebagai medium untuk menghasilkan pendapatan tambahan yang minim risiko, ditambah faktor fleksibilitas waktu dan dapat bekerja di mana saja. Walaupun di masa lalu pemasaran afiliasi hanya menjadi peluang eksklusif bagi para selebritas dan influencer berskala besar. Sekarang, semua orang bisa memiliki tautan afiliasi cukup bermodalkan akun sosial media. Apalagi berkat e-commerce setiap orang dibebaskan berkreasi menciptakan konten dari beragam kategori produk mulai dari fashion dan beauty, gaya hidup, rumah tangga, makanan dan minuman, hingga elektronik tanpa batas," papar Astrid dalam keterangan tertulis, Kamis (13/7).

Baca juga: Pemberian PMN Dinilai Masih Asal-Asalan

Melihat hal tersebut, Snapcart kali ini mengadakan penelitian terkait Potensi Program Afiliasi dalam Peta Persaingan E-commerce dengan metode online. Riset ini melibatkan 500 responden yang sudah berpartisipasi dan pernah merasakan komisi dari program afiliasi di e-commerce dengan rentang usia 19-35 tahun ke atas dan tersebar di berbagai area di Indonesia. Paradigma mengenai proses pemasaran konvensional lebih efektif sepertinya telah berganti. Apalagi melihat tren pemasaran afiliasi yang mengombinasikan pemanfaatan teknologi dan kemampuan manusia untuk menciptakan pengalaman berbelanja yang lebih personal dan interaktif lewat konten-konten visual maupun video kreatif. 

Berdasarkan hasil survei, imbuh Astrid, kondisi peta persaingan program afiliasi saat ini dapat terlihat melalui jawaban responden bahwa Shopee Affiliate Program memimpin pasar. Sebanyak 59% dari pesanan yang datang berasal dari link Shopee Affiliate Program, sehingga dapat dikatakan sebagai program afiliasi dengan pangsa pasar jumlah nilai transaksi tertinggi (Share of Orders) dibandingkan para pesaingnya. Data ini jauh melampaui para pesaing lain Tiktok Affiliate Program (27%), Tokopedia Affiliate Program (11%), dan Lazada Affiliate Program (2%).

Baca juga: Keuntungan TCS India Dipengaruhi Barat sebagai Pasar Utama

Hal-hal yang menjadi pendorong utama yang langsung berpengaruh terhadap pangsa pasar jumlah nilai transaksi terdapat pada tiga indikator utama.

1. Berdasarkan indikator Top Of Mind (TOM) atau program afiliasi yang paling diingat, Shopee Affiliate Program juga berhasil menduduki peringkat pertama dengan persentase (69%). Ini mendominasi dari pesaing lain Tiktok Affiliate Program (16%) dan Tokopedia Affiliate Program (12%) serta Lazada Affiliate Program (2%).

2. Pada indikator Brand Used Most Often (BUMO) atau program afiliasi yang paling sering digunakan, 70% memilih Shopee Affiliate Program. Ini jauh melampaui pesaing terdekatnya TikTok Affiliate Program (16%), Tokopedia Affiliate Program (12%), dan Lazada Affiliate Program (2%).

3. Melalui indikator Program Afiliasi dengan Komisi Paling Menguntungkan, lebih dari setengah responden yaitu 68% memilih Shopee Affiliate Program. Ini jauh mengungguli para pemain lain Tiktok Affiliate Program (17%), Tokopedia Affiliate Program (12%), dan Lazada Affiliate Program (2%).

Sama seperti fitur dan program lain yang dihadirkan, konsumen memiliki preferensi tersendiri saat memilih program afiliasi yang ditawarkan oleh pemain e-commerce. Dari banyaknya program yang bertebaran, preferensi masyarakat memilih program afiliasi biasanya didasari dari yang ditawarkan para pemain e-commerce. Selain tiga indikator utama saat komisi mengambil peranan paling penting, faktor-faktor pendukung lain juga menjadi dasar pertimbangan dan daya tarik bagi para pengikut dari afiliator-afiliator tersebut.

Setiap kreator konten pasti memiliki minat dan ciri khas masing-masing atas produk yang hendak dipromosikan, termasuk target audience yang berbeda. Karenanya, menawarkan keberagaman produk lengkap dari berbagai kategori juga menjadi peluang pemain e-commerce dapat menjangkau pasar lebih beragam lewat variasi konten. Melalui data riset, indikator program afiliasi dengan pilihan produk paling lengkap di setiap kategori yakni Shopee Affiliate Program (66%), Tiktok Affiliate Program (18%), Tokopedia Affiliate (14%), serta Lazada Affiliate Program (2%).

Era digitalisasi semakin mendorong tingginya antusiasme masyarakat untuk memenuhi kebutuhan lewat belanja online. Ini menjadi ladang kesempatan untuk para afiliator unjuk gigi. Ranah ini pun menjadi ruang bagi para pemain e-commerce untuk meningkatkan daya tarik, mulai dari persaingan harga produk paling murah, hingga beragam program promo menarik seperti gratis ongkir maupun diskon dan cashback untuk menambah daya tarik. Shopee Affiliate Program unggul pada aspek-aspek yang diproyeksi sebagai faktor pertimbangan utama masyarakat memilih platform untuk belanja online dan program afiliasi, yakni harga produk paling murah, program gratis ongkir terbanyak, serta diskon/cashback yang besar. 

Semakin bermunculan konten fashion dan beauty seperti inspirasi OOTD (outfit of the day), tutorial makeup/skincare, tips mix and match berpakaian, reviu, hingga rekomendasi dan spill-spill produk fashion maupun beauty, membuat kedua kategori ini menjadi salah satu kategori populer yang digandrungi oleh para afiliasi belakangan ini. Sejalan dengan data, kategori produk yang paling dipromosikan oleh para afiliator ialah fashion & aksesori fashion (46%), kecantikan & perawatan diri (38%), gaya hidup (34%), produk sehari-hari atau FMCG (32%), perlengkapan rumah (30%), dan elektronik di (25%), serta ibu dan anak/kebutuhan bayi (17%). (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat