visitaaponce.com

Tata Kelola Asuransi masih harus Diperkuat

Tata Kelola Asuransi masih harus Diperkuat
Costumer Care Representative IFG Life melayani nasabah saat pembukaan Customer Center IFG Life di Graha CIMB Niaga, Jakarta.(Antara)

WAKIL Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan dalam bidang asuransi dan dana pensiun (dapen), antara lain memastikan tata kelola asuransi menjadi lebih baik, serta memperbesar dan memperkuat pasar asuransi dan potensi yang dimiliki.

Sebab potensinya amat besar, mengingat kontribusi lembaga perusahaan asuransi dan juga termasuk dana pensiun hanya sekitar 2,35% dari tingkat PDB.

"Dalam reformasi asuransi, kita harus memastikan tata kelola harus diutamakan dan diterapkan. Kita harus melakukan peningkatan, penguatan, perbaikan dan kepercayaan diri dalam industri asuransi,” kata Suahasil dalam Indonesia Financial Group International Conference 2023, Selasa (19/9).

Selain itu, Indonesia Financial Group (IFG) berperan penting sebagai bagian dari BUMN. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga akan melakukan pengawasan secara seksama, memastikan industri asuransi bisa menerapkan tata kelola asuransi yang baik, tata kelola korporasi yang baik, dan struktur yang kuat.

Untuk sektor dana pensiun (dapen), situasinya dia jelaskan terkait dengan cakupan atau coverage yang masih rendah. Masalah ini harus diatasi selain dengan upaya sosialisasi dan perluasan jangkauan. “Saat ini kita harus perluas penjangkauan dan memastikan partisipasi lebih tinggi dalam sistem dapen,” kata Suahasil.

Salah satu peran penting dari sektor finansial adalah terkait risiko, dimana baik regulator dan perusahaan asuransi bisa memberi perlindungan kepada pemegang dana dan menyalurkan dana kepada orang yang memerlukan dana.

"Pertanyaannya adalah ekonomi seperti apa yang kita inginkan sehingga kita dapat melakukan intermediasi dengan baik,” kata Suahasil.

Ada empat hal menurutnya yang menjadi penting di sektor keuangan untuk ke depannya yang harus diperhatikan oleh sektor keuangan. Pertama, menindaklanjuti penanganan Covid-19. Indonesia memang berhasil melakukan penanganannya. Sektor kesehatan juga menjadi sumber pertumbuhan.

Indonesia telah memiliki UU terbaru mengenai UU Kesehatan, maka sektor keuangan juga harus memperhatikan sektor kesehatan untuk memastikan bagaimana menggabungkan sektor kesehatan.

"Indoneisa merupakan promotor dari dana pandemi. Dana pandemi merupakan hal yang masih baru. Kementerian Keuangan dan Bank Dunia juga sedang menyoroti dana pandemi, saya harap ke depannya sektor keuangan Indonesia dapat melihat fungsi dan peran sektor keuangan dalam kesiapsiagaan pandemi untuk menjamin kesehatan dari warga negara yang lebih dari 200 juta penduduk,” kata Suahasil.

Maka harus dipastikan sektor ekonomi mampu tetap kuat menghadapi isu-isu kesehatan. Indonesia juga telah mengesahkan UU Kesehatan dan melalui undang-undang tersebut pemerintah memberikan ruang untuk perbaikan dan perluasan kegiatan usaha.

Kedua, melakukan hilirisasi sumber daya alam, yang dia tekankan bukan tentang pelarangan ekspor, tetapi bagaimana pemerintah melakukan hilirisasi sumber daya alam yang negara miliki. Industri hilirisasi merupakan area dan lanskap baru.

"Apabila langkah yang kita ambil adalah langkah yang tepat, maka ini akan menjadi sektor yang sangat berkembang di Indonesia. Saya ingin mendorong sektor keuangan untuk melihat industri hilirasi dengan seksama. Saya yakin kita berada di jalur yang tepat, melihat kondisi ekonomi saat ini bagaimana nilai tambah dapat dihasilkan dari hilirisasi. Oleh karena itu, sektor keuangan berperan sangat penting,” kata Suahasil.

Ketiga, terkait dengan digitalisasi di dunia, yang masih menjadi tantangan tapi juga peluang. Digitalisasi tidak hanya berbicara mengenai proses dan produk yang menggunakan sistem elektronik atau robotik, tapi juga manusia yang memasuki masa berinteraksi dengan mesin.

“Digitalisasi juga menjadi hal yang penting dalam memberikan layanan publik. Saya berharap sektor keuangan dapat memanfaatkan digitalisasi, maka kita harus belajar bagaimana kita meningkatkan tingkat kepercayaan, tata kelola, dan lainnya,” kata Suahasil.

Keempat, aspek hijau atau ekonomi hijau. Ini adalah realita baru, ekonomi hijau akan mendefinisikan sektor-sektor bisnis baru di Indonesia dan dunia. Dalam beberapa minggu ke depan atau beberapa hari ke depan, Indonesia akan memulai pasar karbon.

“Kita memasuki mekanisme transisi energi, dan menawarkan banyak gagasan dalam beberapa forum internasional tentang transisi yang adil dan terjangkau. Saya harap sektor keuangan dapat menemukan titik mana yang dapat menjadi sumbangsih,” kata Suahasil.

Sebagai contoh, dari sektor dapen, perbankan, asuransi, menggali peran masing-masing dalam bidang transisi energi. Sebab hal ini akan menentukan kehidupan ke depan, dan banyak gagasan yang mungkin memasuki daerah yang belum pernah dijangkau sebelumnya.

“Ekonomi hijau khususnya di pasar karbon, sektor keuangan harus menemukan di mana titik masuk atau berperan. OJK juga telah menerbitkan taksonomi hijau yang menentukan apa yang dimaksud dengan hijau, agak hijau, atau tidak hijau. Sebagai regulator, pemerintah, OJK, BI, dan LPS akan terus bekerja bersama untuk memastikan stabilitas sektor keuangan terus berlanjut,” kata Suahasil. (E-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat