visitaaponce.com

Kemenperin Apresiasi Lenzing Group atas Sertifikasi EU Ecolabel

 Kemenperin Apresiasi Lenzing Group atas Sertifikasi EU Ecolabel
Pelepasan delivery Lenzing Ecovero(Dok.Pri)

KEMENTERIAN Perindustrian (Kemenperin) mengapresiasi langkah yang dilakukan PT South Pacific Viscose (SPV) sebagai produsen terbesar serat rayon di Indonesia dalam melakukan investasi sebesar US$100 juta untuk melakukan diferensiasi produk dan implementasi sustainability melalui pengembangan lini produk rayon viscose yang lebih ramah lingkungan, yakni serat viscose Lenzing™ Ecovero™.

“Ecovero menjadi kebanggaan kita bersama sebagai yang pertama di Asia Tenggara untuk sertifikasi EU Ecolabel karena berasal dari kayu dan pulp yang lestari, dan memenuhi standar lingkungan yang tinggi dengan 50% lebih rendah emisi CO2 dan water impact di sepanjang siklus produksinya, dari pengambilan bahan baku, produksi dan distribusi hingga pembuangan,” papar Taufiek Bawazier, Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin.

Sebelumnya, Lenzing Group, produsen serat khusus berbasis kayu terkemuka di dunia, telah mengumumkan rencana peningkatan produksi mereka untuk serat viscose yang bertanggung jawab dan berkualitas tinggi pada merek tekstil Lenzing™ Ecovero™ dan nonwoven Veocel™ di kawasan Asia Pasifik.

Serat viscose ini, yang memiliki sertifikasi EU Ecolabel  dan diproduksi  di pabrik Lenzing di Purwakarta (PT. South Pacific Viscose) di Indonesia) ini akan membantu Lenzing memenuhi permintaan yang kian  meningkat di kalangan konsumen yang peduli lingkungan untuk produk tekstil dan nonwoven yang memiliki dampak lingkungan lebih rendah.

Selain itu, Lenzing telah berhasil mentransformasi pabriknya di Indonesia dengan pengurangan emisi sulfur serta jejak CO2, serta diharapkan juga dapat berkontribusi terhadap pengurangan limbah air.

"Kami sangat antusias dengan perjalanan transformasi menuju fasilitas produksi yang lebih berkelanjutan. Dengan memproduksi serat Lenzing™ Ecovero untuk aplikasi tekstil dan Veocel™ Viscose untuk aplikasi non-woven yang bersertifikat EU Ecolabel, kami ingin dapat berkontribusi pada industri tekstil yang lebih bersih dan hijau sambil memenuhi tuntutan konsumen yang peduli akan lingkungan,” ujar Presiden Direktur PT South Pacific Viscose, Sri Aditia, dalam keterangannya, Sabtu (23/9).

Chief Executive Officer Lenzing Group, Stephan Sielaff, mengatakan pihaknya terus bekerja keras dalam menjadikan industri tempatnya beroperasi semakin memiliki nilai yang berkelanjutan dan mendorong transformasi model bisnis tekstil dari linear menjadi sirkular.

"Oleh karena itu, saya sangat bangga atas sertifikasi EU Ecolabel yang kami dapatkan, ini menjadi pembuktian atas performa keberlanjutan kami. Permintaan untuk serat khusus dengan dampak lingkungan rendah terus tumbuh secara perlahan. Kami pun secara spesifik melihat adanya potensi pertumbuhan yang tinggi di Asia. Investasi kami di Indonesia, serta pabrik Lenzing lainnya di seluruh dunia, menempatkan kami pada posisi yang lebih baik dalam memenuhi pertumbuhan permintaan akan serat khusus yang berdampak lingkungan yang rendah,” ucapnya.

Dia mengatakan konversi pabrik Purwakarta yang berdekatan dengan mitra rantai nilai-nya di Asia Pasifik memungkinkan transportasi serat viscose yang lebih bertanggung jawab, dalam kuantitas yang lebih besar memiliki jarak dan waktu tunggu yang lebih pendek, sehingga mengurangi jejak karbon pada rantai pasok tekstil secara keseluruhan saat memenuhi kebutuhan jenama dan peritel konsumen di Asia.

Diproduksi dengan menggunakan energi fosil dan air yang lebih rendah hingga 50% dibandingkan viscose pada umumnya  dan memiliki sertifikasi EU Ecolabel yang diakui secara internasional, serat viscose dengan merek Lenzing™ Ecovero™ telah digunakan dalam woven untuk fesyen dan produk pakaian rajut seperti atasan, dress, kaos, dan loungewear penuh gaya. Jenama yang menggunakan serat viscose dengan merek Lenzing™ Ecovero™ meliputi beberapa label fesyen terkemuka di dunia seperti M&S, H&M, dan Levi’s.

“Kawasan Asia Pasifik merepresentasikan banyak potensi dan kesempatan pertumbuhan untuk kami. Sebagaimana jenama dan peritel terus melakukan konfigurasi ulang atas jaringan manufaktur mereka, kawasan ini telah menjadi pusat bagi seluruh komponen rantai pasok, mulai dari pemintal, penenun, perajut hingga pembuat garmen dan kantor pengadaan,” ucap Florian Heubrandner, Executive Vice President Global Textiles Business Lenzing AG.

Sejalan dengan tujuan Lenzing untuk mengurangi emisi CO2 per ton produk di seluruh grup sebesar 50% pada 2030, dan mencapai produksi netral CO2 pada 2050, pabrik yang telah dikonversi ini berhasil mengurangi emisi CO2 hingga sekitar 130.000 ton setiap tahunnya. Faktor penting yang memungkinkan Lenzing mencapai transformasi perintis ini adalah konversi dari energi berbasis fosil menjadi energi berbasis panas bumi di pabrik tersebut.
(E-3)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat