visitaaponce.com

Popularitas Instrumen ESG Diprediksi Meningkat

Popularitas Instrumen ESG Diprediksi Meningkat
Para pembicara dalam acara Danamon Wealth Series 2023 Menyulap Tantangan menjadi Peluang Emas 2024.(Dok.Pri)

Selain dipengaruhi oleh kondisi menjelang pemilu, tren investasi saat ini juga tengah berfokus ke environmental, social, and corporate governance (ESG). Ini merupakan pendekatan bisnis yang digunakan untuk mengevaluasi risiko keuangan organisasi, keberlanjutan jangka panjang, dan pencapaian tujuan di tiga bidang kinerja tersebut.

Sejauh ini, metode pengukuran aspek ESG perusahaan berkembang cukup pesat selama beberapa waktu terakhir karena meningkatnya peran ESG dalam pengambilan keputusan investasi dari investor. Sejumlah kalangan juga memprediksi terjadinya transfer of wealth kepada milenial dan Gen Z dari Baby Boomers dan Gen X, yang membuat demand dari instrumen investasi berbasis ESG akan meningkat.

Menurut Nielsen, sekitar 75% milenial memiliki kesadaran lingkungan yang tinggi hingga mengubah kebiasaan membeli mereka untuk menyukai dana ramah lingkungan. Sebuah survei Pew Research Center menemukan milenial dan Gen Z menonjol karena tingkat keterlibatan mereka yang tinggi dengan isu perubahan iklim.

Sekitar 90% milenial tertarik mengejar investasi berkelanjutan. Sepertiga generasi milenial sering atau secara eksklusif menggunakan produk investasi yang mempertimbangkan faktor ESG 19% Gen Z, 16% Gen X, dan 2% baby boomers.

Kemungkinan besar, kita akan menyaksikan transfer kekayaan terbesar dalam sejarah saat investor generasi baby boomers mewariskan kekayaan mereka kepada kaum milenial yang segera menjadi kelas investor terbesar. Ditambah lagi, sebuah studi EY tentang tantangan kehidupan kerja lintas generasi memperkirakan mereka akan mencapai 75% dari tenaga kerja global pada 2025.

Head of Distribution Partnership, PT BRI Manajemen Investasi, Edward Narodo, mengatakan, generasi milenial memiliki peran penting dalam investasi ESG dengan demografi tersebut telah berinvestasi sebesar US$51,1 miliar pada instrumen berbasis investasi berkelanjutan pada 2020.

"Ini merupakan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan 2015 ketika investasi di segmen tersebut masih kurang dari $5 miliar," ujar Edward pada acara market outlook Danamon Wealth Series 2023 bertajuk Election Year Ahead: Turning Challenges into Opportunities yang digelar PT Bank Danamon Indonesia Tbk atau Danamon (IDX: BDMN) di Jakarta Rabu (20/9).

Danamon Wealth Series 2023 menghadirkan para pembicara yang ahli di bidangnya seperti Yunarto Wijaya selaku Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia dan Edward Narodo selaku Head of Partnership Distribution PT BRI Manajemen Investasi. Acara yang bertujuan memberikan update dan insight seputar kondisi pasar dan investasi di Indonesia kepada nasabah Danamon Privilege ini juga turut dihadiri oleh Hafid Hadeli selaku Wakil Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Wisnu Wardana selaku Chief Economist PT Bank Danamon Indonesia Tbk, dan Yulius Ardi selaku Wealth Management Head PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Edward juga menambahkan, 40% Gen Z menyatakan bahwa keputusan investasi mereka didorong oleh perusahaan yang punya tujuan dalam 5 tahun ke depan. Hal ini memberikan sinyal bahwa prospek investasi berkelanjutan dipandang cukup cerah. Pada 2025, diharapkan sekitar 33% dari semua aset global yang dikelola akan memiliki mandat SRI dan ESG.

Dalam acara ini, BDI dan BRIMI mengumumkan kerja sama distribusi produk baru, Danareksa MSCI Indonesia ESG Screened yaitu reksa dana indeks yang mengacu kepada indeks MSCI Indonesia ESG Screened, sebuah indeks yang dibuat oleh MSCI Inc. dengan menerapkan screening ESG dari konstituen indeks MSCI Indonesia. Proses screening ESG dilakukan dengan metodologi negative screening dengan mengecualikan perusahaan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Global Compact PBB, yang ditinjau tiap kuartal.

Sementara itu, dari sisi kondisi ekonomi dan politik global, kebijakan The Fed diprediksi juga dapat memengaruhi kebijakan suku bunga bank sentral lainnya, sehingga memberikan sentimen negatif terhadap pasar saham dan pasar obligasi sejalan dengan meningkatnya yield dari US Treasury dan koreksi di Wall Street.

Perlambatan ekonomi di Tiongkok juga memberikan dampak yang negatif terhadap pasar saham global dan Asia. Problem yang terjadi di sektor properti Tiongkok, dengan kasus gagal bayar beberapa perusahaan properti, yang terakhir dari Country Garden, meningkatkan kekhawatiran investor sehingga investor kembali risk-off.

Namun, dari sisi domestik, proyeksi pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar rupiah yang masih solid, terjaga, dan stabil membuat tekanan bagi Bank Indonesia untuk ikut menaikkan suku bunga menjadi minim. Meski demikian, interest rate differential dengan selisih hanya 25 bps dengan The Fed yang belum pernah terjadi sebelumnya memang menjadi hal yang diperhatikan pasar, khususnya dengan kekhawatiran terhadap nilai tukar rupiah yang bisa melemah dengan kondisi interest rate differential yang masih turun tersebut.

Pada kesempatan yang sama, Consumer Funding & Wealth Business Head, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Ivan Jaya, mengatakan komitmen Danamon sebagai organisasi yang customer-centric dan sebagai Bank Pilihan Anda terus berupaya menyediakan solusi keuangan yang komprehensif untuk membantu nasabah kian tumbuh dan mencapai tujuan finansialnya.

"Proposisi nilai unik dari Layanan Danamon Privilege berfokus untuk menjaga aspirasi setiap generasi dengan solusi wealth advisory untuk pengembangan aset, berbagai keistimewaan dari World of Privileges seperti fasilitas airport pick-up & fasilitas medical check-up serta kemudahan akses layanan digital banking yang lengkap, untuk membantu nasabah memegang kendali atas kebutuhan dan tujuan keuangan meraka. Hal ini merupakan perwujudan visi Danamon untuk Peduli dan Membantu Jutaan Orang Mencapai Kesejahteraan,” tutup Ivan.

Dari sisi politik, Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya mengatakan Pemilu di Indonesia menjadi momen penting dalam pelaksanaan hak berdemokrasi di negara ini. Selain implikasi politik yang signifikan kepada ekonomi dan sosial, ujarnya, Pemilu dapat berdampak positif maupun negatif bagi perekonomian. “Pemilu yang berlangsung lancar dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia,” ucapnya. (E-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat