Inflasi Amerika Serikat Tetap Stabil di September
![Inflasi Amerika Serikat Tetap Stabil di September](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/8c0736fba27154a1fbe5818072b806f8.jpg)
INFLASI tetap stabil di Amerika Serikat pada bulan lalu. Ini menurut data pemerintah yang dirilis pada Kamis (12/10). Hal itu memberikan kelonggaran bagi para pengambil kebijakan dalam upaya mereka untuk meredam kenaikan harga.
Indeks harga konsumen (IHK)--yang merupakan ukuran inflasi yang diawasi dengan ketat--naik 3,7% dari tahun lalu, kata Departemen Tenaga Kerja, tingkat yang sama seperti pada Agustus. Namun secara bulanan, inflasi melambat dari 0,6% menjadi 0,4%, menurut laporan terbaru.
Selain itu, indeks dengan segmen pangan dan energi yang fluktuatif turun menjadi 4,1%. Ini terendah dalam dua tahun.
Baca juga: ExxonMobil akan Beli Produsen Minyak Pioneer sekitar US$60 Miliar
Melambatnya inflasi akan menjadi kabar baik bagi Federal Reserve yang melakukan kampanye penaikan suku bunga secara agresif sejak Maret tahun lalu untuk menurunkan permintaan dan pada gilirannya laju kenaikan biaya. Meskipun para pengambil kebijakan The Fed masih membuka peluang bagi penaikan suku bunga pinjaman acuan lagi tahun ini, angka inflasi yang lebih rendah dapat mengurangi kebutuhan penaikan suku bunga acuan pada pertemuan berikutnya.
Selain biaya perlindungan, "Peningkatan indeks bahan bakar juga merupakan kontributor utama," terhadap kenaikan bulanan, kata Departemen Tenaga Kerja. "Sementara indeks komponen energi utama beragam pada September, indeks energi naik 1,5% dalam sebulan," departemen tersebut mencatat.
Fokus The Fed
Meskipun inflasi umum sedikit lebih tinggi dari perkiraan para analis, peningkatan energi, "Belum tentu merupakan sesuatu yang akan menjadi hal yang sangat penting bagi The Fed pada saat ini," kata Kepala Ekonom EY Gregory Daco kepada AFP. "Jika kita melihat ke Oktober, penurunan harga bensin sebenarnya akan membebani angka IHK secara signifikan," tambahnya.
Baca juga: Bank Dunia Sebut Suku Bunga Tinggi Ancam Beberapa Negara
Sementara itu, dengan inflasi inti sebesar 4,1%, Amerika Serikat, "Kembali ke periode sebelum inflasi mulai meningkat secara agresif," kata Daco. Angka inflasi inti bulanan tetap pada 0,3%.
Namun para ekonom mencatat bahwa hal ini tidak berarti tren penurunan terhenti. "Kekuatan yang mendorong inflasi inti--kelebihan permintaan, krisis rantai pasokan, pertumbuhan upah yang cepat, kekacauan yang disebabkan oleh covid-19 di pasar sewa properti, dan melonjaknya harga pangan dan energi--terus mereda," kata ekonom di Pantheon Macroeconomics dalam laporan terbaru.
Para analis juga mewaspadai kemungkinan meluasnya kerusuhan di Timur Tengah yang kaya minyak mentah, setelah kelompok militan Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada akhir pekan. (Z-2)
Terkini Lainnya
Fokus The Fed
Mengaku Investor, Pria AS Bawa Senjata Tajam dan Merusak Rumah Warga di Bali
Dibuka Melemah, Rupiah Berpotensi Menguat saat Pengangguran AS Naik
Kamala Harris Fokus pada Bahaya Pemerintahan Donld Trump untuk Menarik Pemilih Kulit Hitam
Presiden Joe Biden Berupaya Menghidupkan Kembali Kampanye Pemilihannya di Tengah Keraguan Demokrat
Hamas Berikan Respons Positif Terhadap Proposal Gencatan Senjata AS
Mantan Pejabat AS Tuduh Biden Berikan Dukungan Penuh ke Israel
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap