ICDX Ungkap Emas bakal Mendominasi Perdagangan Berjangka di 2024
DIREKTUR Utama (Dirut) Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nursalam mengungkapkan komoditas emas masih mendominasi perdagangan berjangka di tahun depan. Hal ini karena kecenderungan harga emas yang menguat. ICDX mencatat pada perdagangan Rabu (4/12), harga emas sempat menyentuh harga tertinggi di level US$2.148 per ons.
"Harga emas masih luar biasa dan ini menjadi favorit di 2023. Dan di 2024 tidak jauh berbeda. Ini karena pergerakan harganya dan banyak yang safe di emas," ungkapnya dalam ICDX Outlook 2024 di Jakarta, Rabu (13/12).
Dalam analisis ICDX, harga emas di pasar spot pada perdagangan diperkirakan menguat di rentang level US$2.000-2.050 per ons di tahun depan. ICDX memiliki produk multilateral yaitu GOFX yang berupa kontrak emas atau gold, minyak atau crude serta mata uang atau currency.
Mayoritas transaksi multilateral di 2023 berasal dari produk emas dengan presentase 52,35%. Selaras dengan produk multilateral, transaksi sistem perdagangan alternatif (SPA), juga didominasi emas, disusul produk forex dan index. "Transaksi paling banyak itu emas dan di tahun depan sepertinya masih berlanjut," ucapnya.
ICDX kemudian memproyeksikan kinerja perdagangan berjangka komoditi akan meningkat 25% di tahun 2024. Optimisme ini sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2024 diprediksi lebih baik dari tahun ini yaitu di kisaran 5,3%.
Sepanjang 2023 sampai dengan November, ICDX mencatat total transaksi perdagangan sebanyak 5.768.054 lot, meningkat 12,81% dibandingkan dengan total transaksi tahun 2022 sebesar 5.113.123 lot. Adapun komposisi transaksi di 2023 ini terdiri dari 1.517.263 lot transaksi multilateral dan 4.250.791 lot berupa transaksi di SPA. "Untuk tahun 2024, kami proyeksikan total transaksi akan tumbuh 25%," imbuhnya.
Board Member ICDX Group Fajar Wibhiyadi berpendapat di tahun politik, kinerja perdagangan berjangka komoditi masih positif. Meski ada kecenderungan investor masih wait and see, Pemilu 2024 diperkirakan tidak sepanas 2019, sehingga potensi konflik relatif lebih kecil.
"Secara umum kami tetap optimis di tahun politik, industri ini akan tetap luar biasa. Kita berharap Pemilu tahun depan tidak terlalu panas," katanya. (Ins)
Terkini Lainnya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap