visitaaponce.com

Kontribusi Ekspor Sektor Ekonomi Kreatif Bisa Tembus US28 Miliar

Kontribusi Ekspor Sektor Ekonomi Kreatif Bisa Tembus US$28 Miliar
Menparekraf Sandiaga Uni saat membuka kegiatan Kelas Ekspor AKI bertema Pelatihan Manajemen Ekspor Impor Dengan Simulasi.(Dok.Kemenparekraf)

MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menargetkan kontribusi sektor ekonomi kreatif khususnya dari sisi ekspor dapat mencapai US$25-28 miliar pada tahun ini demi mendorong erciptanya peluang usaha dan penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat.

"Nilai tambah ekonomi kreatif (tahun) 2023 telah menembus Rp1.415 triliun, di atas target Rp1.300 triliun. Namun, kita punya PR (pekerjaan rumah) pada nilai ekspor ekonomi kreatif yakni peluangnya lebih besar sebetulnya," kata Menparekraf Sandiaga saat membuka kegiatan Kelas Ekspor AKI bertema Pelatihan Manajemen Ekspor Impor Dengan Simulasi, di Jakarta, Jumat (1/3).

Ia melanjutkan peluang peningkatan nilai ekspor itu tidak lepas dari menguatnya tingkat daya saing produk-produk ekonomi kreatif pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Tanah Air.

Baca juga : Rangkul Seniman Muda, KitKat dan The Goods Dept Dorong Ekonomi Kreatif

Seperti dicapai para peserta Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) yang merupakan salah satu program unggulan Kemenparekraf. Berdasarkan data yang dihimpun Kemenparekraf/Baparekraf, omzet peserta AKI meningkat antara 15%-30%. "15-30% (peningkatan omzet) ini pasti belum menghitung potensi ekspor," kata Sandiaga.

Karenanya, melalui pelatihan hasil kolaborasi Kemenparekraf dengan Kemendag ini diharapkan para peserta nantinya tidak hanya menjajaki pasar dalam negeri tapi juga menjadi juara di pasar mancanegara. Sehingga, dapat mendukung target pencapaian nilai ekspor ekonomi kreatif pada 2024.

"Pelatihan ini diharapkan jadi investasi berharga bagi peserta terpilih yang merupakan para alumni AKI yang ingin memasuki pasar ekspor atau meningkatkan operasi ekspor mereka," kata Sandiaga.

Baca juga : Konser Ed Sheeran Diperkirakan Beri Dampak Ekonomi Rp100 miliar

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2023 secara akumulatif mengalami surplus US$36,93 miliar. Begitu juga dengan neraca perdagangan periode Januari 2024 yang kembali mencatat surplus US$2,02 miliar. Ini memperpanjang catatan surplus sejak Mei 2020 atau surplus selama 45 bulan berturut-turut.

"Indonesia surplus besar sekali, tapi komoditasnya masih hanya yang selama ini mendominasi, belum disentuh dengan produk-produk kita yang lain seperti ekonomi kreatif seperti kuliner, kriya, dan fesyen," kata Sandiaga.

Ia berharap dengan meningkatnya nilai ekspor produk ekonomi kreatif akan berdampak pada penguatan ekonomi dan terciptanya lapangan kerja masyarakat.

Baca juga : Komunitas Kreatif Labuan Bajo Bisa Jadikan Parapuar Ruang Kreativitas

"Selain ekspor produk ekonomi kreatif dan nilai tambah ekonomi kreatif, tapi yang terpenting juga adalah lapangan kerja yang kita harus ciptakan sekitar 24-25 juta lapangan kerja di sektor ekonomi kreatif. Dan merekalah (peserta pelatihan/UMKM) yang akan menciptakan lapangan kerja," kata Menparekraf Sandiaga.

Terkait negara tujuan ekspor, Menparekraf berpesan agar nantinya para pelaku ekraf dapat menyasar pasar non tradisional. Yakni negara-negara yang potensial secara ekonomi dan prospektif untuk jadi tujuan pasar bagi Indonesia, seperti negara-negara di kawasan Amerika Latin, Eropa Tengah dan Timur, Afrika, Asia Selatan dan Tengah dan Pasifik Selatan.

"Kita harus diversifikasi sehingga pasar-pasar yang belum tersentuh, apalagi Afrika ini pasar yang peluangnya sangat luar biasa sebagai pasar produk ekonomi kreatif," ujar Sandiaga.

Baca juga : Festival Film Bulanan Umumkan Dua Film Terpilih Lokus: ‘Kontapati’ dan ‘Patgulipat’ 

Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Muhammad Neil El Himam mengatakan Kemenparekraf ingin selalu memberikan fasilitasi demi membantu pengembangan usaha para pelaku ekraf, khususnya alumni AKI ke jenjang lebih tinggi yakni memasuki pasar internasional.

Penyelenggaraan AKI selama tiga tahun belakangan telah mengumpulkan sebanyak 1.200 pelaku ekraf yang terdata sebagai alumni AKI.
 
"Secara garis besar, kelas ekspor ini adalah investasi berharga bagi pelaku ekraf yang ingin memasuki pasar ekspor atau meningkatkan operasi ekspor mereka. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh, pelaku ekraf dapat mengambil keputusan bisnis yang lebih baik dan mencapai sukses dalam usahanya memasuki pasar internasional," ujar Neil.

Kegiatan Kelas Ekspor diawali proses pendaftaran pada 5-11 Februari 2024 khusus bagi alumni AKI 2021-2023. Sebanyak 112 pelaku mendaftar dengan rincian 28 jenama fesyen, 53 jenama kuliner, dan 31 jenama kriya.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim berharap peserta pelatihan nantinya dapat berkolaborasi lebih jauh karena Kemendag memiliki 46 perwakilan perdagangan di berbagai negara.

"Kami berharap pelaku peserta pelatihan bisa mengoptimalkan perwakilan itu untuk melakukan penetrasi dan perluasan pasar," pungkas Isy. (N-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat