visitaaponce.com

Kemampuan Soft Skill Bantu Gen Z Masuki Dunia Industri

Kemampuan Soft Skill Bantu Gen Z Masuki Dunia Industri
Seminar kebangsaan peningkatan soft skill(Dok)

KEMAMPUAN soft skill yang baik mampu membantu gen z untuk masuk ke dunia industri. Sekolah Tinggi Manajemen Pariwisata dan Logistik Lentera Mondial atau dikenal Lemondial Business School (LBS) mengajak generasi Z untuk meningkatkan kualitas diri dengan membekali diri dengan kompetensi tertentu dan soft skill. 

Soft skill merupakan kemampuan komunikasi, karakteristik seseorang, kecerdasan sosial yang melekat, serta kemampuan beradaptasi dengan baik di dalam kehidupan maupun dunia kerja.

Ketua Yayasan Maria de Fatima (Badan Pengelola LBS), M. Hanafi mengungkapkan situasi konkret bahwa banyak industri tidak terlalu memberikan atensi pada nama besar kampus atau status akreditasi perguruan tinggi ketika mereka merekrut pekerja.

Baca juga : Bangun Kemandirian dan Tanggung Jawab Generasi Penerus Bangsa

"Hal yang esensial dalam rekrutmen tenaga kerja telah bergeser dari kualitas perguruan tinggi kepada kualitas diri seorang tenaga kerja. Kompetensi dan soft skill adalah dua hal pokok yang menjadi acuan atau KPI industri zaman mutakhir," ujar Hanafi kepada wartawan, Rabu (19/6). 

Soft skill tersebut harus diasah melalui fondasi pembentukan karakter yang mumpuni oleh perguruan tinggi. Salah satunya, kata dia, melalui penguatan literasi nilai-nilai Pancasila.

"Di dunia industri, kami tidak terlalu peduli dengan nama besar sebuah kampus. Kami tidak mempertanyakan akreditasi kampus kamu apa. Orang Amerika mengatakan 'you get paid what you deliver'. Kalau kita bekerja tidak menghasilkan tidak mungkin dibayar," jelas Hanafi.

Baca juga : Yuk Melihat Pos Keuangan Gen Z, Milenial, dan Gen X

Karena itu, kata Hanafi, LBS terus memperkuat kompetensi dan soft skill dari para mahasiswa dengan berbagai aktivitas. Salah satunya, menggelar seminar kebangsaan secara hybrid pada Jumat (14/6/2024) lalu. 

Seminar tersebut dihadiri oleh tiga narasumber, yakni Yosi Mokalu atau Yosi Project Pop; Kolonel Inf. Adang Suherlan selaku Kepala Sub Direktorat Lingkungan Pendidikan Direktorat Bela Negara Kementerian Pertahanan RI; dan Ary Lestari selaku Ketua Umum Pemuda Pemudi Bela Negara (PPBN).

"Seminar ini diselenggarakan secara hybrid dengan 100 peserta secara offline di Aula LBS dan 80 peserta online (zoom) dihadiri beberapa narasumber ternama dengan latar belakang profesi yang berbeda-beda," ungkap Hanafi.

Baca juga : Penguatan Mental Anak Bangsa Harus Menjadi Perhatian Serius Semua Pihak 

Pada acara seminar tersebut, Yosi Mokalu atau Yosi Project Pop memberikan inspirasi bagi generasi muda. Dia mengajak mahasiswa dan pelajar untuk melihat Pancasila sebagai ideologi negara ini dan sebagai identitas yang penting dalam hidup.

"Saya mengajak generasi muda melakukan dua hal pokok berpikir absolut dan peduli pada kehidupan berbangsa dan bernegara. Kepedulian ini berpuncak pada sikap rela berkorban, sedangkan berpikir absolut maksudnya adalah suatu kesadaran akan eksistensi diri dengan misalnya menerima kenyataan bahwa kita lahir dan hidup di negara seperti Indonesia yang majemuk," kata Yosi.

"Kalau teman-teman masih mulai mencari identitas, mulailah dengan berpikir absolut. Kamu adalah kamu, diciptakan untuk Indonesia dan manfaat untuk Indonesia," tutur Yosi menambahkan.

Baca juga : OJK: Gen Z dan Milenial Rentan Terjerat Pinjol

Sementara Kepala Sub Direktorat Lingkungan Pendidikan Direktorat Bela Negara Kementerian Pertahanan, Kolonel Inf. Adang Suherlan, mengakui bahwa realitas kebangsaan dewasa ini cukup ironis dan bahkan mengarah kepada ancaman atau bahaya. Menurut Adang, telah terjadi degradasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat, termasuk di kalangan generasi Z.

"Sangat ironis, kalau zaman dulu Pancasila itu di luar kepala, sekarang anak-anak lebih tahu yang lain. Mudah-mudahan dengan kesempatan kita mulai menyadari bahwa kita ini bangsa yang besar. Mungkin perlu melihat 10 tanda kehancuran bangsa apabila kita tidak peduli dengan masalah ini," jelas Adang.

Senada dengan Yosi dan Adang, Ary Lestari menegaskan bahwa Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di lingkungan pekerjaan.

"Di tengah disrupsi teknologi 4.0, mahasiswa atau pelajar adalah generasi terdidik yang akan memasuki dunia kerja yang kompetitif sehingga mereka perlu memiliki sikap, perilaku dan komitmen yang kuat pada nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Pancasila sebagai ideologi negara tidak bisa diganggu gugat oleh ideologi apapun," kata Ary Lestari.

Ketua panitia kegiatan seminar kebangsaan, Filipus Reza Pradipta mengharapkan seminar tersebut mendorong generasi Z makin menyadari akan pentingnya mengamalkan nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan, baik kuliah maupun bekerja.

"Dalam rangkaian hari Pancasila ini, Lemondial juga mengadakan lomba pembuatan video dengan hadiah total hingga Rp 2,2 miliar, demi mengajak generasi Z makin bersemangat dalam membawa nilai-nilai Pancasila di masa kini, terima kasih buat semua yang telah berpartisipasi," pungkas Filipus. (Z-8)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat