visitaaponce.com

Asma Nadia Bermimpi Buka 1.000 Rumah Baca

Asma Nadia Bermimpi Buka 1.000 Rumah Baca
(MI/ADAM DWI)

NOVELIS Asma Nadia, 44, memiliki mimpi yang mulia. Dia ingin membuka 1.000 rumah baca. Saat ini yang telah terealisasi sebanyak 203 dan sebanyak 16 rumah baca akan dibuka hingga totalnya menjadi 219 di seluruh penjuru Indonesia. "Setiap saya datang, mereka tanya saya. Bunda dulu miskin, ya? Tinggal di samping rel kereta api, ya? Dulu Bunda sakit-sakitan, ya? Kok bunda bisa jalan-jalan ke luar negeri sampai 60 negara? Kok Bunda bisa menulis buku? Saya coba jawab semasuk akal mungkin bagi mereka," jelasnya. Ia ingin memotivasi banyak orang melalui karyanya. Meski sempat mendapat pro-kontra, Asma tidak ingin berhenti menyebarluaskan kebaikan melalui karyanya. Dirinya selalu berpesan kepada anak-anak di rumah baca agar tidak takut untuk terus mencoba. "Jangan menyerah mencari pintu lain yang terbuka. Jangan fokus pada satu pintu yang tertutup dan berharap pintu itu dibukakan lagi. Kita harus peka dan melihat puluhan pintu lain terbuka lebar," kata dia. Nama Nadia dikenal orang karena kepiawaiannya menulis.

Enam bukunya kini sudah diadaptasi menjadi film layar lebar dan serial sinetron, salah satunya yang akan rilis di Lebaran tahun ini, Jilbab Traveler: Love Sparks in Korea. Film itu dibintangi Bunga Citra Lestari, Morgan Oey, dan Giring Ganesha. Menurutnya, Indonesia memiliki banyak film yang menginspirasi, tetapi tidak banyak yang mengusung unsur pendidikan yang terhalang biaya. Ia ingin membuat sesuatu yang berbeda dengan mengangkat pengalaman pribadinya. "Karena lain dan banyak hal yang bisa menghambat cita-cita mereka, mereka tidak bisa sekolah bahkan hanya untuk menyelesaikan sekolah dasar," kata dia.

Cerita lalu
Ibu dua anak itu kemudian bercerita memiliki masa lalu yang sulit. Hidup dalam keluarga dengan ekonomi yang kurang, tinggal di pinggir rel kereta, dan sakit-sakitan. Asma Nadia kecil mendapat vonis dokter karena tubuhnya memiliki masalah pada paru-paru, jantung, gegar otak, dan tumor. Tidak terpuruk dengan itu, Asma berusaha keras bangkit dan mulai menyukai dunia menulis. "Tidak pernah terbayangkan bisa sampai sejauh ini dulu. Kuliah tidak selesai, sempat sakit-sakitan juga. Tapi saya terus saja menulis sebagai pelampiasan saya." Pernah berkeliling ke 60 negara dan 317 kota di dunia membuat Asma memiliki pandangan sendiri terhadap film. Baginya, film bisa dijadikan wadah edukasi bagi anak. Dirinya dan keluarga sangat menikmati suasana menonton film bersama.

"Sampai sekarang sering jadikan momentum ke bioskop untuk jadi family moment. Film itu bisa jadi sarana pendidikan untuk anak. Banyak film yang inspiratif dan diangkat dari cerita nyata yang menurut aku itu baik untuk memotivasi anak," sambungnya saat ditemui di Rapi Films dalam peluncuran poster film Jilbab Traveler di Cikini, Jakarta, Rabu (11/5). Sebagai orangtua, ia memiliki peran besar dalam mendidik kedua buah hatinya. Salah satunya dalam memfilter jenis film yang bisa ditonton anaknya. Meski begitu, Asma tetap menganggap film sebagai karya yang selalu memiliki pesan positif. "Berkarya itu pilihan. Untuk itu, saya berusaha membuat karya dengan aman sehingga masih bisa dikonsumsi anak-anak dan remaja. Sebisa mungkin menghindari adegan yang dewasa dan tidak juga menggurui nantinya," ungkap Asma. (Meilany Fagustia/H-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat