Biaya Produksi Satria Dewa Gatotkaca, Rp20 Miliar
SUTRADARA Hanung Bramantyo mengungkapkan biaya pembuatan film Satria Dewa: Gatotkaca mencapai lebih dari Rp20 miliar.
Membuat film pahlawan super memang membutuhkan biaya yang cukup besar, apalagi jika menggunakan CGI (Computer Generated Imagery) dan visual effect yang dikerjakan dengan sangat detail.
Meski demikian, Hanung membocorkan bahwa film itu memakan biaya Rp20 miliar-Rp24 miliar. Menurutnya, jumlah itu masih lebih murah dibandingkan dengan film pahlawan super lain.
Baca juga: Trailer Perdana Satria Dewa: Gatotkaca Dirilis
"Budget-nya sekitar Rp20 miliar sampai Rp24 miliar. Jadi kalau ada orang bilang ini budget-nya Rp80 miliar itu enggak benar. Enggak ada separo-separonya budget film superhero yang ada, bahkan yang ada di Indonesia," ujar Hanung dalam peluncuran trailer Satria Dewa: Gatotkaca di Depok, Jumat (13/5).
Hanung mengatakan membuat film pahlawan super tidaklah mudah, dibutuhkan support system yang cukup kuat, di antaranya CGI dan efek 3D.
Kekuatan CGI dan efek 3D bertujuan membangun imajinasi penonton akan pertempuran epik seperti yang sering digambarkan Disney dan Marvel Studio.
Menurut Hanung, jika kedua hal tersebut tidak kuat dan intens, penonton film pahlawan super akan kecewa dan lebih memilih menyaksikan film dari luar negeri.
"Makanya saya bekerja sama dengan Lumine Studio, dengan Mas Andi sebagai komandonya di situ, itu betul-betul pada saat kita men-development ini, saya sudah membayangkan bahwa saya ingin ini kejadian seperti ini, kekuatan supernya bisa terwujud seperti ini," katanya.
"Jadi, Mas Andi betul-betul memberikan support itu. Kalau enggak ada itu, kita bubarlah. Enggak bisa mewujudkan gagasan kita. Dan anak-anak sekarang enggak akan mungkin bisa kerangkul itu semua," lanjut Hanung.
Hanung juga mengatakan Gatotkaca yang ditampilkan dalam filmnya merupakan perwujudan yang lebih modern dari cerita klasiknya. Namun, ia tetap menampilkan ciri khas dari Gatotkaca seperti kumis dan baju zirahnya.
"Kita buat modern, dulu orang gagah itu selalu berkumis, makanya jadi simbol maskulinitas, sekarang makin klimis makin maco tapi kumis itu tidak kita hilangkan, kumisnya kita buat seolah-olah itu aksen," jelas Hanung.
Selain kumis, Hanung juga mempertahankan kutang Antakusuma atau pakaian yang membuat Gatotkaca bisa terbang meski tanpa sayap. Selain itu, ada juga bintang yang terdapat di dada Gatotkaca.
"Memang kita modif bintang itu yang keren buat anak-anak sekarang," pungkas Hanung. (Ant/OL-1)
Terkini Lainnya
Anak Panti Asuhan Diajak Nonton Bareng Satria Dewa: Gatotkaca
Omar Daniel Mengaku Gugup Tampil di Satria Dewa: Gatotkaca
Hanung Bramantyo tidak Pasang Target Jumlah Penonton untuk Satria Dewa: Gatotkaca
Trailer Perdana Satria Dewa: Gatotkaca Dirilis
Terlibat Film Satria Dewa: Gatotkaca, Tiga Aktor Muda Mengaku Semakin Mengenal Sosok Gatotkaca
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap