visitaaponce.com

ANAK dengan down sindrom membutuhkan terapi khusus. Semakin dini terapi dilakukan, tumbuh kembangnya dapat lebih optimal. Hal itu dikatakan Dr. Luh K. Wahyuni, SpRM (K) dari Departemen Rehabilitasi Medik, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang menjelaskan bahwa penanganan anak down sindrom melibatkan multidisiplin ilmu.

"Apabila sudah ditegakan diagnosisnya maka dapat dilakukan dengan intervensi dini sehingga kualitas hidup individu dapat menjadi optimal. Mulainya lebih dini lebih baik," ujar Luh dalam seminar terkait Hari Down Sindrom Sedunia di Gedung Kiara, RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada Rabu (28/3).

Terapi yang diberikan, ujar Luh, di antaranya fisioterapi untuk menstimulasi otot-otot. Sebab, ada anak down sindrom yang lemah karena bawaan sindromnya. Lalu ada juga terapi wicara dan terapi okupasi.

Luh menjelaskan dari terapi diharapkan anak dengan down sindrom dapat mandiri, melakukan aktivitas sehari-hari dan mampu bermain dengan anak lain.

Disampaikan Luh, anak dengan down sindrom juga bisa bersekolah baik di sekolah luar biasa ataupun di sekolah inklusif. Tetapi harus dipastikan kemampuannya terlebih dahulu.

"Ditentukan modalnya dan intelegensianya apakah cukup baik, berbahasanya cukup baik, punya kemampuan menulis dan emosinya stabil bisa di sekolah inklusi. Perlu diperiksa dan terapi dari awal," terang dia.

Oleh karena itu, Luh menganjurkan agar sebelum masuk sekolah sebaiknya, ada pemeriksaan terlebih dahulu. Dia pun menegaskan bahwa down sindrom berbeda dengan tuna grahita.

Pada anak dengan down sindrom, tidak selalu mengalami retardasi mental yang berat. Tetapi memang mereka dari segi fungsional memiliki keterlambatan dari sedang hingga berat. (OL-3)