visitaaponce.com

Vaksinolog Jangan Khawatir Kejadian Ikutan Pascaimunisasi

Vaksinolog: Jangan Khawatir Kejadian Ikutan Pascaimunisasi
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin Rubella kepada seorang siswa di SDN Pangkalan Jati 2, Depok, Jawa Barat, Kamis (26/11).(ANTARA/ASPRILLA DWI ADHA)

Vaksinolog Dirga Sakti Rambe mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) karena biasanya berdampak ringan dan segera sembuh dalam waktu satu dua hari.

“Yang perlu masyarakat ketahui, manfaat vaksinasi itu jauh lebih besar dari efek sampingnya. KIPI itu mayoritas bersifat ringan seperti bengkak kemerahan di bekas suntikan, kemudian ada demam sebagai tanda vaksinnya bekerja," ungkap Dirga dalam Dialog Produktif yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (30/11).

Untuk itu, sembari menunggu proses kedatangan dan vaksinasi covid-19 nanti, Dirga mengimbau kepada masyarakat agar perlu mengetahui informasi yang benar terkait vaksin.

Baca juga: Inilah Aturan Panduan Ibadah Natal 2020

Informasi yang benar dan terpercaya memberikan pemahaman yang lebih baik bagi masyarakat dan mengurangi keresahan dan keraguan yang timbul dari penyebaran informasi hoaks terkait vaksin.

“Karena sekarang banyak sekali informasi yang tidak benar. Kedua, vaksin apa pun yang sudah mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah dipastikan efektivitas dan keamanannya”, terang Dirga.

Indonesia sendiri, kata Dirga, bukan sekali-dua kali melaksanakan program vaksinasi yang dikenal juga dengan program imunisasi rutin. Proses distribusi vaksin di Indonesia dari Aceh sampai Papua sudah menggunakan sistem cold chain yang baik, hingga ke pelosok negeri.

“Kelengkapannya sudah standar misalkanya cold box, itu sudah tersedia semua di Indonesia”, kata Dirga.

Baca juga: Sekolah Tatap Muka Berisiko

Masyarakat yang akan mendapatkan vaksinasi nantinya adalah orang dalam kondisi sehat. Untuk vaksin covid-19 sendiri diberikan kepada dewasa dengan rentang usia 18-59 tahun. “Nanti dokter atau tenaga kesehatan yang menjadi petugas pasti akan melakukan pemeriksaan (screening) sebelum diberikan vaksin. Yang penting pada hari tersebut kita merasa sehat secara umum”, tegas Dirga.

Ia menambahkan, keberadaan vaksin sangat penting dalam mengendalikan pandemi, tapi perlu disadari vaksin tidak seketika memusnahkan pandemi.

“Kita harus sadari vaksin tidak bisa seketika menghilangkan pandemi, karena ada proses distribusi yang panjang, belum lagi jumlah penduduk kita yang lebih dari 260 juta jiwa, oleh karena itu sembari menunggu vaksin dan bahkan sampai nanti vaksinnya ada, kita harus terus menerapkan protokol pencegahan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak aman)”, terang Dirga.

Saat ini sendiri, berbagai persiapan sudah dilakukan, mulai dari meninjau langsung fasilitas produksi vaksin di Tiongkok, melakukan uji klinis fase III di kota Bandung terhadap 1.620 relawan, hingga menyiapkan sistem satu data terintegrasi, guna memastikan kelancaran dan ketepatan sasaran vaksinasi nantinya.

Untuk mematangkan persiapan vaksinasi covid-19, Kementerian Kesehatan tengah melatih 23 ribu tenaga vaksinator. Selain itu, didikung juga oleh ratusan ribu tenaga kesehatan lainnya. Kesiapan tenaga kesehatan di daerah-daerah juga tengah dipastikan untuk mendukung program vaksinasi nantinya.(H-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat