Koalisi LSM Canangkan Indonesia Zero Stunting Tahun 2030
![Koalisi LSM Canangkan Indonesia Zero Stunting Tahun 2030](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/04/739f7c24ed49b9b74f28a3ab9e77cf5d.jpg)
GABUNGAN Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mencanangkan Indonesia menjadi negara yang terbebas dari stunting atau zero stunting pada 2030 mendatang.
Adapun stunting adalah kondisi yang timbul akibat kekurangan gizi berkepanjangan, yang berpengaruh pada perkembangan fisik dan otak.
Permasalahannya, apabila dilihat dari prevalensi stunting dalam 10 tahun terakhir, dapat disimpulkan bahwa stunting merupakan salah satu masalah gizi terbesar pada bayi di Indonesia.
Menyadari hal ini, dua lembaga nirlaba 1000 Days Fund atau Yayasan Seribu Cita Bangsa dan Yayasan Kesehatan Perempuan mencanangkan sebuah inisiatif publik bertajuk Gerakan Nasional #IndonesiaBebasStunting 2030.
Lead Strategist 1000 Days Fund, Zack Petersen menyebut ada 9 juta anak balita di Indonesia yang mengalami stunting.
"Ini adalah sumber daya manusia masa depan Indonesia. Mereka tumbuh dengan ancaman pneumonia dan diare, dan sering sakit, otak dan sistem imunitas mereka tidak tumbuh dengan seharusnya sehingga mereka tidak bisa berkontribusi pada pembangunan dan kesejahteraan Indonesia," ujar Zack dalam keterangannya, Jumat (9/4).
Tak hanya itu, menurutnya masih banyaknya kasus stunting lantaran masih kurangnya pengetahuan masyarakat akan bahaya stunting.
Hal tersebut menyebabkan masyarakat masih mengabaikan gizi yang seimbang dan kebersihan yang menjadi kontributor penyebab stunting. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya jumlah ibu hamil yang menderita anemia, kondisi yang berisiko tinggi untuk melahirkan anak yang stunting.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan Kesehatan Perempuan, Nanda Dwita Sari menuturkan bahwa kesehatan ibu merupakan tonggak utama kesejahteraan anak dan keluarga.
Oleh karenanya pengentasan Indonesia dari stunting dapat dilakukan pertama mulai dari intervensi langsung kepada perempuan, dengan menyediakan informasi terkait merencanakan kehamilan, menjalani kehamilan, persalinan hingga setelah melahirkan sampai dengan bayi berumur dua tahun.
"Kedua, mendorong tersedianya layanan kesehatan reproduksi yang komprehensif. Ketiga, pelibatan pihak terkait seperti peran laki-laki dalam pencegahan stunting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung sehingga tercipta perubahan perilaku dalam pemenuhan kesehatan perempuan dan anak yang lebih baik," tegasnya.
Nanda menjelaskan, lahirnya gerakan masyarakat yang dicanangkan timbul dari kesadaran bahwa peran komunikasi publik sangat krusial untuk mengangkat isu stunting menjadi sebuah urgensi nasional.
Kemudian, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyatakan bahwa penurunan prevalensi stunting merupakan pilar utama bagi pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas di masa depan.
"Oleh karena itu, misi ini perlu melibatkan pihak-pihak di luar pemerintah. Untuk itu, BKKBN akan segera mewujudkan kemitraan dengan sebanyak-banyaknya pihak melalui wadah #1000MitraUntuk1000Hari," paparnya. (OL-13)
Terkini Lainnya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap