visitaaponce.com

APRIL Group Dukung Pengurangan Emisi dan Pencegahan Perubahan Iklim

APRIL Group Dukung Pengurangan Emisi dan Pencegahan Perubahan Iklim
Dirut PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP) Sihol Aritonang di Paviliun Indonesia, saat pelaksanaan COP 26 di Glasgow, Skotlandia.(Ist)

PRODUSEN pulp dan kertas berkelanjutan, APRIL Group memaparkan sejumlah upaya aktif yang dilakukan perusahaan dalam membantu mengurangi emisi karbon dan mencegah perubahan iklim.

Beberapa aksi nyata yang dilakukan perusahaan yang beroperasi di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau tersebut yakni pemasangan panel surya sebagai upaya mengoptimalkan penggunaan energi baru dan terbarukan serta kemitraan dengan masyarakat setempat untuk mengurangi bahaya kebakaran melalui Program Desa Bebas Api (FFVP).

Hal tersebut disampaikan Sihol Aritonang, Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP),  saat unit operasional APRIL Grup yang hadir dalam panel diskusi yang diselenggarakan di Paviliun Indonesia, saat pelaksanaan KTT Perubahan Iklim (COP 26) di Glasgow, Skotlandia, Rabu (5/11/2021).

Panel tersebur bertajuk Robust Actions On Integrated Forest Fire Management: Synergizing Resources in Achieving Indonesia FOLU Net Sink 2030.

Sihol menegaskan bahwa pencegahan kebakaran tetap menjadi salah satu area fokus utama APRIL. Perusahaan terus memperkuat inisiatif pelibatan masyarakat dalam Program Desa Bebas Api (Fire Free Village Program/FFVP) dengan 33 desa saat ini terlibat dalam program tersebut.

FFVP fokus pada peningkatan awareness dan ketahanan masyarakat lokal dalam mengelola risiko kebakaran. APRIL menawarkan insentif atau reward bagi desa peserta yang berhasil menjaga lahannya bebas kebakaran selama setahun.

“Kami tidak memberikan insentif dalam bentuk uang, tetapi melalui program-program yang akan diputuskan oleh masyarakat sendiri. Bisa berupa peningkatan fasilitas, pengadaan alat-alat pertanian, dan sebagainya,” kata Sihol.

Pendekatan kunci lainnya dari program ini termasuk mendorong penduduk desa untuk meninggalkan praktik tebang-dan-bakar, dengan memberikan alternatif pembukaan lahan yang lebih berkelanjutan.

Pada 2020, area di bawah MoU FFVP mencapai 711.439 hektar, dengan 22 hektar terbakar pada tahun yang sama. Ini mewakili 0,003% dari area yang dicakup MoU. Dibandingkan dengan 0,3% area yang terbakar pada tahun 2013, ini dapat dianggap sebagai hasil yang sangat positif, ungkap Sihol.

"Inti dari pengurangan (insiden) kebakaran yang sukses adalah tiga komponen. [Pertama,] pengakuan bahwa pencegahan adalah kuncinya," katanya.

“Kedua, insentif harus diakui sebagai sarana penting. Ketiga, harus melibatkan kolaborasi multi-stakeholder.”

Senada dengan itu, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong menyoroti bagaimana kolaborasi multi-stakeholder memainkan peran penting dalam memerangi kebakaran hutan.

“Tentu dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan, tidak ada instansi pemerintah yang bisa sendiri tanpa dukungan dan koordinasi dengan instansi dan pemangku kepentingan lain, termasuk masyarakat dan swasta,” kata Alue.

Instalasi Panel Surya

Sebagai salah satu produsen pulp dan kertas terbesar di Indonesia, APRIL Group juga turut aktif mendukung pengurangan emisi karbon dengan mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan dalam kegiatan operasionalnya.

Selain memaksimalkan penggunaan biomassa, APRIL juga tengah membangun instalasi panel Surya berkapasitas 20 megawatt yang rencananya akan selesai seluruhnya pada 2025.

“Saat ini instalasi panel surya dalam proses pemasangan dan ketika selesai pada 2025, ini akan menjadi instalasi panel surya yang digerakkan oleh perusahaan swasta terbesar di Indonesia," kata Basrie Kamba, Direktur Asia Pacific Rayon (APR) yang mewakili APRIL Group dalam sesi tersebut.

"Kami berharap upaya ini dapat berkontribusi terhadap target NDC (Nationally Determined Contribution) negara untuk pengurangan emisi gas rumah kaca,” jelas Basrie Kamba.

Sebagai informasi, APR merupakan produsen serat rayon berkelanjutan yang bahan bakunya dipasok dari pulp yang diproduksi oleh APRIL Group.

Kedua perusahaan ini merupakan afiliasi bisnis yang berada di bawah Grup bisnis Royal Golden Eagle (RGE), yang mengelola sekelompok unit usaha di bidang sumber daya alam dan manufaktur.

Pengoptimalan energi terbarukan sendiri sejalan dengan komitmen APRIL 2030, yakni visi yang diluncurkan perusahaan pada akhir tahun lalu yang berisi serangkaian target terukur memberikan dampak pada iklim, masyarakat dan alam dalam satu dekade mendatang.

Salah satu pilar dalam APRIL2030 yang ingin dicapai dengan upaya pengurangan emisi ini adalah iklim positif, dengan target berupa mengurangi intensitas emisi karbon produk sebesar 25% dan mencapai net zero emission dari penggunaan lahan dalam 10 tahun ke depan.

Adapun, instalasi pembangunan panel surya tersebut dipasang di tempat pembuangan akhir produksi (landfill ). Langkah inovatif ini merupakan terobosan yang dilakukan korporasi di indonesa dan didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Kami memperkirakan ketika dipasang sepenuhnya, ini akan menyediakan kebutuhan enegeri tidak hanya untuk operasional kami melainkan juga untuk kompleks perumahan, kantor, pembibitan, dan komunitas,” ujarnya.

Penggunaan solar panel ini pun secara otomatis akan mengurangi ketergantungan industri terhadap sumber energi  fosil yang bersifat tidak dapat diperbaharui.

Secara matematis, penggunaan solar panel itu mampu mengurangi konsumsi batu bara sebanyak 400 kg per MW per jam dan juga 997 kg karbon dioksida per MW per jam serta 30 kg sulfur diokside per ME per jam.

Sebagai informasi, pada akhir 2020, APRIL Grup telah mengutilisasi 80,2% energi yang dapat diperbaharui untuk mendukung operasional perusahaan dengan target sekitar 90% pada 2030.(RO/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat