visitaaponce.com

Babycafe Mabagert, Inovasi Kabupaten Garut Tekan Angka Stunting

Babycafe Mabagert, Inovasi Kabupaten Garut Tekan Angka Stunting
Pemkab Garut kian gencar mengkampanyekan penanganan dan pencegahan stunting dengan inovasi Babycafe 'Mabagert'.(Ist/Tanoto Foundation)

KABUPATEN Garut, Jawa Barat, kian gencar mengkampanyekan penanganan dan pencegahan stunting.

Maka tidak heran, berbagai inovasi kini dikembangkan, salah satunya adalah Babycafe 'Mabagert' (Makanan Bergizi bagi Generasi Penerus Garut) yang diresmikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut pada awal November 2021 lalu. 

Babycafe adalah cafe untuk balita, yang menyediakan makanan bergizi seimbang bagi balita yang kurang gizi (stunting) dan juga balita normal.

Inovasi ini dirancang setelah melihat situasi dimana para ibu cenderung sibuk di pagi hari sehingga tidak sempat menyiapkan makanan bagi anak mereka. 

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr. Tri Cahyo Nugroho, Senin (22/11/2021),  menuturkan, Babycafe merupakan inovasi program gizi dalam upaya penanganan dan pencegahan stunting secara langsung pada balita (bawah usia lima tahun).

"Sasaran Babycafe sendiri sementara difokuskan pada balita usia 6 sampai 24 bulan," ujar Tri.

Tri berharap, peluncuran ini dapat menjadi momen penyemangat untuk seluruh warga masyarakat dalam upaya mendukung keberlangsungan Babycafe, baik melalui anggaran dana desa (ADD) maupun penggalangan dana yang lain agar Babycafe ini dapat terus tumbuh berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat banyak.

Peluncuran Babycafe ini sendiri , dilaksanakan 4 November 2021 di Desa Dangdeur Kecamatan Banyuresmi, sebagai puncak kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis mulai dari persiapan, hingga sampai tingkat kabupaten.

"Dalam persiapan ini dilaksanakan beberapa rangkaian kegiatan diantaranya Sosialisasi tingkat Kabupaten Garut yang dihadiri oleh 20 Desa sasaran Lokus intervensi Stunting," ujar dr. Tri.

Selain memberikan makan pagi secara langsung pada sasaran, Tri mengungkapkan, pihaknya juga memberikan edukasi gizi dan juga kelas memasak yang dilaksanakan oleh kader desa terlatih. 

Ia berharap pula, masyarakat, pemerintah desa, para tokoh agama, tokoh masyarakat, tim penggerak kecamatan dan desa dapat mendukung, sehingga kegiatan dapat betul–betul membantu permasalahan gizi masyarakat khususnya dalam penanganan dan pencegahan stunting. 

Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Garut, Sri Prihatin mengungkapkan bahwa dibagikan pula sarana dapur kit untuk 10 desa lokus Babycafe, serta stimulan anggaran untuk 10 kali masak makanan bagi balita.

Sri berharap Babycafe dapat berkembang, berkesinambungan dan bermanfaat bagi masyarakat banyak, sehingga upaya pencegahan dan penanganan stunting secara langsung ke sasaran bayi dan balita dapat berhasil secara optimal. "Tujuan Kabupaten Garut mencapai zero stunting semakin dekat dan dapat tercapai,'" tandasnya.

Salah seorang kader PKK Desa Dangdeur, Irawati (40),  menuturkan selama 10 hari Babycafe selalu disibukkan dengan pemberian sarapan bagi bayi dan balita. "Kami selama 10 hari berturut-turut menyediakan sarapan bubur bagi 18 anak," ucapnya.

Dirinya setiap hari bersama kader lain menyiapkan makanan di Babycafe yang didekorasi lebih berwarna guna memberi kenyamanan dan keceriaan pada anak sambil diasupi makanan bergizi.

Ia juga berterima kasih kepada pemerintah desa setempat yang akan mengalokasikan dana desanya untuk kebutuhan gizi anak. 

Selain itu, Kabupaten Garut menangani stunting di daerah yang memiliki 442 desa dan kelurahan tersebar di 42 kecamatan.

Kini, bahkan menjadi kabupaten  pertama di Provinsi Jawa Barat yang telah memiliki Surat Keputusan Bupati tentang Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kabupaten.

Pembentukan kelembagaan ini mengacu kepada Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. 

"Tugas Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten ini untuk koordinasi, sinkronisasi dan integrasi program dan kegiatan stunting.  (Kedua) mengkaji kendala dan hambatan dalam percepatan penurunan stunting," kata Kepala Bidang Sosial dan Budaya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Garut, Iman Purnama Ridho, Jum'at (26/11/2021).

Selain itu, imbuhnya, TPPS bertugas melakukan pemetaan dan analisa data stunting, termasuk menyusun perencanaan dan penganggaran program percepatan penurunan stunting.

Sedangkan poin penting lainnya adalah dalam hal pelaksanaan intervensi kolaborasi program kegiatan percepatan penurunan stunting, publikasi program penurunan stunting.

"TPPS juga melakukan monev monitoring dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan dan evaluasi kinerja tahunan percepatan penurunan stunting," terangnya.

Kabupaten Garut merupakan salah satu dari kabupaten dampingan Tanoto Foundation bersama Yayasan Cipta Cara Padu dalam pendampingan teknis pengembangan, penguatan, dan implementasi Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (Strategi KPP).

Program pendampingan teknis ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan stunting dan mengubah perilaku sampai di tingkat keluarga dengan menggunakan strategi komunikasi yang tepat dan memanfaatkan modalitas komunikasi yang sudah ada di masing-masing daerah. (RO/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat