Konten Spirit Doll Berbahaya bagi Anak
ANAK yang terlalu banyak melihat konten spirit doll di media sosial dapat mempercayai keyakinan yang salah dan bertentangan dengan kenyataan. Hal itu diungkapkan psikolog dari Universitas Indonesia A Kasandra Putranto.
Pasalnya, kata Kasandra, konten-konten yang beredar di media sosial belakangan ini kerap menampilkan orang-orang yang memperlakukan spirit doll seperti makhluk hidup.
"Karena otaknya yang belum berkembang penuh, anak-anak cenderung mempercayai apapun yang dilihat baik secara online ataupun langsung," ujar Kasandra, ditulis Sabtu (8/1).
Baca juga: Pekan Depan, Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun di Tangerang Ditargetkan Sudah 90%
Meski demikian, lanjut dia, menonton tayangan spirit doll tidak serta merta mengembangkan delusi pada anak yang merupakan gangguan psikotik.
"Karena menjadi psikotik itu harus ada faktor genetik, pola asuh, dan tekanan atau trauma," imbuh Kasandra.
Oleh karena itu, orangtua berperan penting untuk mengawasi anak saat menonton konten apapun, termasuk konten spirit doll, di media manapun agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Saat ini, spirit doll sedang sangat populer karena banyak artis atau figur publik yang memilikinya. Biasanya spirit doll berbentuk bayi dan para pemilik merawatnya layaknya anak sendiri.
Menurut Kasandra, banyaknya orang dewasa yang memiliki spirit doll juga dapat disebabkan karena mereka memiliki kebutuhan untuk memelihara atau merawat orang lain.
Selain itu, lanjut dia, adanya kebutuhan sosial yang tidak terpenuhi, misalnya perasaan kesepian atau tidak memiliki banyak teman sehingga menggunakan spirit doll sebagai pengganti.
Kemudian, kebutuhan untuk berimajinasi dengan peran tetantu yang dimainkan bersama boneka tersebut. Misalnya, spirit doll dapat menjadi pengganti anak bagi mereka yang menginginkan anak.
"Selain itu untuk hiburan, konten, marketing, untuk memperoleh kekayaan dan kemasyhuran, atau memang ada gangguan seperti Anatoly Moskvin (sejarawan yang membuat mayat gadis menjadi boneka)," imbuh Kasandra.
"Sebenarnya wajar-wajar saja untuk bermain dengan spirit doll selama pemilik sadar bahwa benda itu hanya boneka dan tidak dapat menggantikan sosok anak atau teman," pungkasnya. (Ant/OL-1)
Terkini Lainnya
Serangan Israel Tewaskan Perempuan dan Anak-Anak di Jabalia Gaza
Ini Tanda Pembesaran Kelenjar Getah Bening pada Anak yang Patut Diwaspadai
Anak Harus Disiapkan Agar Mandiri Sebelum Masuk SD
Ini Tips Menyiapkan Mental Anak Agar Bersemangat Masuk Sekolah
APH Berspektif Gender Dibutuhkan dalam Penanganan Kasus Kekerasan Seksual
Tips Menyiapkan Anak Masuk Sekolah
Jadi Ibu di Film Spirit Doll, Anya Geraldine Merasa Tertantang
Samuel Rizal Tak Percaya Mistis
Teror Arwah Jahat dalam Bentuk Boneka di Film Spirit Doll
Orang yang Anggap Spirit Doll Anak Alami Gangguan Mental
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap