visitaaponce.com

Kadar Proteksi Antibodi Masyarakat Terhadap Covid-19 Cukup Tinggi

Kadar Proteksi Antibodi Masyarakat Terhadap Covid-19 Cukup Tinggi
Sejumlah tenaga kesehatan menjalani vaksinasi di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Jakarta, Rabu (20/1/2021).(MI/Andri Widiyanto )

AHLI Epidemiologi Universitas Indonesia Dr Pandu Riono mengungkapkan kadar antibodi masyarakat Indonesia yang sudah diukur secara kuantitatif sudah cukup tinggi dan sudah cukup memberikan efek proteksi.

Berdasarkan sebaran distribusi pada 4 kelompok penduduk yakni belum terdeteksi dan belum divaksinasi; pernah terdeteksi dan belum divaksinasi; belum terdeteksi dan sudah divaksinasi, dan sudah terdeteksi dan sudah divaksinasi memiliki kadar proteksi yang sama-sama tinggi namun berbeda.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Booster di Kepulauan Seribu Capai 56,46%

"Penduduk yang belum terdeteksi jadi tidak di testing dan juga belum divaksinasi ternyata kadar antibodinya secara median itu di atas 10 pangkat 2 atau nilainya 100, jadi cukup tinggi sudah dianggap memberikan efek proteksi," kata Pandu dalam konferensi pers Serologi Survey secara daring, Jumat (18/3).

Kemudian kelompok yang terdeteksi dan belum divaksinasi juga memiliki kadar antibodi 10 pangkat 2. Jadi 2 kelompok yang pertama ini adalah kelompok penduduk yang belum di vaksinasi tetapi sudah mempunyai antibodi dan sebaran kadar antibodinya

Sedangkan penduduk yang sudah divaksinasi kadar antibodinya langsung melonjak cukup tinggi hampir mendekati 10 pangkat 3. Artinya program vaksinasi lebih efektif untuk meningkatkan kadar antibodi dibandingkan hanya membiarkan penduduk terinfeksi.

Sedangkan yang terakhir yakni sudah divaksin dan sudah terdeteksi terpapar covid-19 kadar antibodinya jauh lebih tinggi. Ini merupakan penduduk yang pernah terinfeksi alamiah dan kemudian divaksinasi.

Kelompok tersebut yang paling tinggi, di dalam dunia ilmu pengetahuan fenomena ini disebut sebagai imunitas hybrid artinya penduduk-penduduk mempunyai kombinasi imunitas dari pernah terinfeksi artinya vaksinasi alamiah dan kemudian mendapat vaksinasi dari pemerintah dan ini disebut fenomena super immunity.

"Artinya paling tinggi, ini yang mendasari kenapa pemerintah kemudian memutuskan untuk melakukan booster dengan jenis vaksin yang berbeda. Artinya apa sebagian penduduk yang masih kadar antibodinya tidak terlalu tinggi tapi ingin ingin ditingkatkan bisa dengan booster," ujarnya.

Jadi, sambung Pandu, tujuan melakukan booster untuk meningkatkan kadar antibodi yang sudah dimiliki penduduk sehingga kadar antibodinya cukup. Walaupun disadari kemungkinan setelah 6 bulan kemudian kadarnya menurun tapi dengan booster maka akan naik lagi dengan level yang cukup tinggi. (OL-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat