visitaaponce.com

Penerima Beasiswa LPDP PK 191 Dukung Pengelolaan Sampah Organik

Penerima Beasiswa LPDP PK 191 Dukung Pengelolaan Sampah Organik
Pembukaan proyek sosial yang bertajuk 'Mengelola Sisa Menjadi Bisa' di Kota Bandung, Jawa Barat.(Ist)

SEBAGAI penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), memberikan kontribusi untuk kemajuan Indonesia merupakan kewajiban para awardee sebelum diberangkatkan studi ke berbagai universitas.

Para awardee LPDP yang tergabung dalam Angkatan Persiapan Keberangkatan (PK)191 Supernova mendukung pengelolaan sampah organik melalui budi daya maggot atau larva lalat tentara hitam (Black Soldier Fly/BSF) dan sosialisasi literasi keuangan pada UMKM dan warga di RW 02, Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung.

Harapannya kegiatan ini bisa mengurangi jumlah sampah organik ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan memberikan pengetahuan terkait pembukuan bulanan kepada ibu rumah tangga.

Pembukaan proyek sosial yang bertajuk 'Mengelola Sisa Menjadi Bisa' ini diresmikan dan dihadiri oleh Direktur Beasiswa LPDP, Dwi Larso, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Luthfi Budiman S.T, MBA, PhD, Kepala Kelurahan Sukamiskin, Farida Agustini S.Pd, MM, Owner UMKM Pengolahan BSF dan Taman Kabisa, Tubagus Ari Satria Bakti, Ketua Paguyuban Pegiat Maggot Nusantara (PPMN), Muhammad Ardhi Elmedian, dan Fungsi Pelaksana Pengembangan UMKM Bank Indonesia Cabang Provinsi Jawa Barat, Bolfawer Simanjuntak di Aula Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung (22/08).

Kegiatan pembukaan meliputi kick off acara dan dilanjutkan dengan talkshow dengan berbagai narasumber mengenai pengelolaan sampah dan literasi keuangan.

Kegiatan ini didasari dari permasalahan sampah yang masih menjadi tantangan di Jawa Barat, dimana merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang menjadi kontributor sampah terbesar kedua.

Berdasarkan data Dinas Perumahan dan Permukiman yang dipublikasikan Open Data Jabar, produksi sampah di Kota Bandung yang mencapai 1.529 ton per hari pada 2021, merupakan angka yang tertinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Jawa Barat. 

Di antara timbunan sampah di Kota Bandung, 45% berasal dari sampah rumah tangga (KLHK,2021). Berbagai macam cara dilakukan untuk mengelola sampah organik agar tidak berujung kepada TPA.

Namun karena saat ini keadaan lokasi TPA yang terbatas, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pemilahan antara sampah organik dan sampah anorganik,.

Oleh karena itu, dibutuhkan kolaborasi multisektor untuk mengedukasi dan mengelola sampah organik agar tidak menumpuk di TPA dan berujung mencemari lingkungan serta berkontribusi terhadap peningkatan efek rumah kaca.

Melihat hal tersebut, awardee PK-191 Supernova berkomitmen untuk mendukung pemerintah mengentaskan masalah sampah dengan mendukung kegiatan terkait pengelolaan sampah organik.

Berbagai kegiatan yang dilakukan PK-191 meliputi edukasi pemilahan sampah, pemanfaatan sampah dengan budidaya BSF yang bisa digunakan untuk pakan ternak dan bahan pupuk organik, serta edukasi literasi keuangan.

Dalam sambutannya, Kepala Kelurahan Sukamiskin, Farida Agustini S.Pd, MM sangat mengapresiasi kegiatan ini. Harapannya setelah program ini terlaksana, warga RW disini akan menjadi semakin piawai dalam mengelola sampah.

“Proyek sosial PK-191 ini cocok banget dilaksanakan di kelurahan Sukamiskin. Ini kegiatan yang sangat bermanfaat untuk warga kami," jelasnya.

"Saat ini RW1 hingga RW 17 sudah melakukan pemilahan sampah, sehingga harapannya para warga di sini yang sudah pada pintar akan menjadi lebih pintar setelah mengikuti kegiatan ini yang dilaksanakan bersama para pakar,” tutupnya.

Direktur Beasiswa LPDP, Dwi Larso, dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada PK-191 Supernova atas proyek sosial yang dilaksanakan dengan tema lingkungan dan UMKM.

“Pilihan PK-191 Supernova tentang lingkungan ini sangat keren karena hidup manusia selalu terkait lingkungan," katanya.

"Pemilihan topik ini juga sangat relevan karena bumi akan terus tergerus akan kegiatan manusia dan kegiatan ini mengingatkan kita untuk bersahabat dengan bumi. Begitu pula dengan pemilihan UMKM juga sangat besar impactnya karena UMKM merupakan tulang punggung di Indonesia,” ujarnya.

Ketua Paguyuban Pegiat Maggot Nusantara (PPMN), Muhammad Ardhi Elmedian, menyatakan pemilahan sampah di rumah tangga merupakan hal yang sangat krusial yang harus dilakukan oleh semua lapisan masyarakat.

“Apabila sampah organik terdekomposisi tercampur secara anerob maka bisa menimbulkan gas berbahaya berupa metana. Metana kalau dilepaskan ke udara maka lapisan stratosfer itu akan menjadi tipis dan menyebabkan efek gas rumah kaca. Jadi kenapa pemilahan sampah organik dari rumah tangga menjadi hal yang penting dan sangat bermanfaat,” ujarnya.

Untuk memberikan kesadaran akan pentingnya pemilahan sampah kepada masyarakat, Owner UMKM Pengolahan BSF dan Taman Kabisa, Tubagus Ari Satria Bakti menyatakan agar masyarakat mengenali dahulu apa saja sampah yang termasuk organik dan anorganik.

“Masyarakat masih banyak yang tidak mengetahui sampah mana yang organik dan anorganik, jadi pertama kenali dulu jenisnya. Kemudian siapkan wadahnya untuk pemilahan, lalu lakukan dan manfaatkan. Karena potensi ekonomi dari sampah itu sangat banyak, dari kasgot (sampah maggot) bisa dibuat skincare hingga pakan ternak,” ujar Ari.

Muhammad Ardhi Elmedian, menambahkan bahwa pembentukan kebiasaan masyarakat itu tidaklah mudah dan sebentar. Sehingga edukasi dan sosialisasi terkait pemilahan sampah harus terus dilakukan dan tidak boleh berhenti.

“Sampai kapanpun, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat itu tidak boleh terhenti hingga akhir hayat,” tegas Ardhi.

Tidak hanya talkshow terkait pengelolaan sampah, kegiatan kick off pun dilanjutkan dengan paparan mengenai ‘Pentingnya Melek Literasi Keuagan’ yang disampaikan Fungsi Pelaksana Pengembangan UMKM Bank Indonesia Cabang Provinsi Jawa Barat, Bolfawer Simanjuntak.

Menurutnya, literasi keuangan merupakan bagaimana pengetahuan, keterampilan dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam angka mencapai kesejahteraan.

Dengan melek akan literasi keuangan memiliki banyak manfaat untuk membantu mengambil keputusan keuangan yang tepat dan investasi agar kondisi keuangan tetap terjaga.

“Agar mengelola keuangan di rumah tangga penting untuk membuat kepercayaan komunikasi antara suami dan istri, lalu buatlah pos anggaran dan evaluasi bulanan, hobi dijadikan pemasukan, bijak dalam berhutang dan hati-hati akan pinjaman online dan investasi illegal,” tutur Bolfawer. (RO/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat