visitaaponce.com

Yuk, Kenalan dengan Aksara Sunda dan Sejarahnya

Yuk, Kenalan dengan Aksara Sunda dan Sejarahnya
Ilustrasi aksara kuno(ANTARA FOTO/Aditya Pradana P)

AKSARA adalah sistem tanda grafis yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan mewakili ujaran. Salah satu jenis aksara yang paling terkenal adalah Aksara Sunda. Bagaimana itu Aksara Sunda, apa yang menjadi sejarahnya, dan apa saja yang menjadi komponennya, yuk kita bahas lebih lanjut.

Sejarah Aksara Sunda

Setidaknya sejak abad ke-12, orang Sunda telah mengenal aksara untuk menulis bahasa yang mereka gunakan. Namun, pada awal masa kolonial, orang Sunda dipaksa penguasa dan keadaan untuk meninggalkan salah satu identitas budaya mereka: penggunaan aksara Sunda kuno. 

Keadaan ini, yang berlangsung hingga masa kemerdekaan, menyebabkan punahnya aksara Sunda kuno yaitu aksara tradisional masyarakat Sunda. M. Pleyte dan Bumiputra (misalnya Atja dan E. S. Ekadjati) mulai menyelidiki keberadaan prasasti dan manuskrip kuno yang menggunakan aksara Sunda kuno. 

Berdasarkan penelitian sebelumnya, pada akhir abad ke-20, keberadaan aksara Sunda yang merepresentasikan keunikan identitas bahasa Sunda mulai diakui. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menetapkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 1996 tentang Pelestarian, Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Sunda, Sastra dan Tulisan, yang dilanjutkan dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pelestarian Bahasa Sunda.

Aksara Swara

Aksara Swara tersusun atas 7 huruf vokal, yaitu a,i,u,e,o,é,eu. 

Aksara Ngalagena

Dalam Aksara Sunda, komponennya tidak tersusun atas huruf vokal dan angka saja. Namun, terdapat keunikan yang disebut dengan Aksara Ngalagena, yang merupakan gabungan dari huruf yang menjadi pembentuk sebuah kata. Aksara Ngalagena tersusun atas ka, ga, nga, ca, ja, nya, ta, da, na, pa, ba, ma, ya, la, wa, sa, ha, fa, va, qa, xa, za, kha, dan sya.

Aksara Rarangken

Aksara Rarangken pada Aksara Sunda menjadi sebuah pendamping atau komponen pelengkap dari Aksara Ngalagena. Terdapat beberapa kaidah yang perlu diikuti agar sebuah kata yang bermakna dapat tersusun dalam Aksara Sunda.

a. Rarangkén di atas huruf

- Panghulu: mengubah a menjadi i (ka menjadi ki)
- Pamepet: mengubah a menjadi e (ka menjadi ke)
- Paneuleung: mengubah a menjadi eu (ka menjadi keu)
- Panglayar: menambah 'r' di akhir suku kata (ka menjadi kar)
- Panyecek: menambah 'ng' di akhir suku kata (ka menjadi kang)

b. Rarangkén di bawah huruf

- Panyuku: mengubah a menjadi u (ka menjadi ku)
- Panyakra: menambah 'r' di tengah suku kata (ka menjadi kra)
- Panyiku: menambah 'l' di tengah suku kata (ka menjadi kla)

c. Rarangkén sejajar huruf

- Panéléng: mengubah a menjadi é (ka menjadi ké)
- Panolong: mengubah a menjadi o (ka menjadi ko)
- Pamingkal: menambah 'y' di tengah suku kata (ka menjadi kya)
- Pangwisad: menambah 'h' di akhir suku kata (ka menjadi kah)
- Patén atau Pamaéh: Memutus huruf 'a' dalam suku kata (ka menjadi k)

Angka

Sama seperti angka pada huruf Latin, angka pada Aksara Sunda juga berupa, 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.(OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat