visitaaponce.com

Indonesia Darurat Obesitas, Segera Terapkan Cukai Minuman Manis dalam Kemasan

INDONESIA darurat diabetes. Chief of Policy and Research Center for Indonesia’s Strategic Development Initiative (CISDI) Olivia Herlinda mengatakan rencana terkait pengenaan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) harus segera direalisasikan.

“Pola pandang masyarakat melihat obesitas harus diubah. Awalnya obesitas dianggap kondisi yang disebabkan individu sendiri. Padahal, obesitas didorong faktor lingkungan. Karena itu, dibutuhkan koordinasi lintas sektor dan dukungan berbagai regulasi mengubah sistem yang ada, termasuk mengimplementasikan cukai MBDK untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat,” ujar Olivia saat peringatan Hari Obesitas Dunia 2023 pada Sabtu, 4 Maret 2023.

Kebijakan cukai MBDK diyakini bisa menciptakan lingkungan yang tidak obesogenic (lingkungan yang mendukung terjadinya obesitas atau kenaikan berat badan berlebih).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi obesitas di kalangan orang dewasa Indonesia meningkat, dari 19,1% menjadi 35,4% pada 2018.

Olivia mengungkapkan, hasil studi elastisitas harga MBDK yang kami lakukan menunjukkan permintaan MBDK akan turun 1,38% setiap kenaikan harga 1%. Artinya, masyarakat akan kurangi konsumsi MBDK, yang merupakan salah satu penyebab obesitas, bila cukai jadi dikenakan.

"Penerimaan cukai MBDK pun bisa dimanfaatkan untuk program-program peningkatan kesehatan masyarakat,” imbuh dia.

 

Iklan

Staf Gizi dan Spesialis Obesitas dari Unicef Astrid C Padmita menjelaskan kenaikan prevalensi obesitas di Indonesia tidak terlepas dari faktor makanan dan lingkungan yang semakin mendukung peningkatan risiko obesitas.

Beberapa faktor yang menjadi penyebab kata Astrid ialah pertumbuhan eksponensial gerai makanan cepat saji, rendahnya akses ke air layak minum serta buruknya kualitas infrastruktur olahraga public.

Paparan terhadap iklan makanan dan minuman yang tinggi gula, garam dan lemak, lanjut Astrid, juga menjadi sebab masyarakat sulit menerapkan pola makan sehat dan gaya hidup aktif.

“Isu obesitas ini harus menjadi perhatikan masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan karena satu dari lima anak usia sekolah, satu dari tujuh remaja dan satu dari tiga orang dewasa di Indonesia hidup dengan kelebihan berat badan atau obesitas.

Astrid mengatakan, data itu didapat berdasarkan hasil rurvei nasional beberapa tahun yang lalu, yang disajikan pada Studi Analisis Lanskap Kelebihan Berat Badan dan Obesitas di Indonesia yang diluncurkan Unicef Indonesia.

 

Pintu masuk penyakit


Dokter Ahli Gizi Tan Shot Yen menambahkan obesitas merupakan gerbang masuk dari berbagai penyakit tidak menular yang bisa dicegah sejak dini dengan pemahaman tentang tata laksanan pengolahan makanan bergizi serta penerapan pola hidup sehat. Karena itu, dia berpesan keluarga memiliki peran penting dalam menyediakan lingkungan yang sehat terutama untuk anak.

Salah satu penderita Obesitas Natalie menyampaikan isu terkait obesitas masih sangat dikampanyekan oleh pemerintah maupun di kalangan masyarakat itu sendiri. Belakangan, dia baru menyadari setelah adanya riset terkait penderita obesitas yang setiap tahun selalu naik dan mulai mengancam usia anak.

Natalie juga memberi masukan selain merealisasikan cukai untuk MBDK, perlu juga adanya tata Kelola penempatan makanan atau jajanan bergula tinggi yang seringkali disodorkan untuk anak secara terang-terangan.

“Coba deh, apa mungkin kita harus pikirkan juga, entah itu dengan membuat kebijakan tertentu atau apa, terkait tata letak jajanan manis tinggi gula yang seringkali ditaruh di meja kasir. Kita sering lihat kan, setiap mau bayar di kasir, dari permen sampai coklat dan sejenisnya berjejer untuk menggoda perhatian anak. Anak mudah sekali mengakses makanan dengan gula tinggi jika tata Kelola seperti itu,” ucap Natalie. (H-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat