visitaaponce.com

Kaperpusnas TPBIS Solusi Cerdas Pemulihan Ekonomi Pasca-Pandemi

Kaperpusnas: TPBIS Solusi Cerdas Pemulihan Ekonomi Pasca-Pandemi
Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando dalam sebuah diskusi daring di Jakarta, Kamis (13/4).(DOK.PERPUSNASRI)

KEPALA Perpustakaan Nasional (Kaperpusnas) Muhammad Syarif Bando mengatakan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) dapat mendorong pemulihan ekonomi setelah pandemi covid-19.
 
"Melalui program ini, masyarakat diberi pelatihan untuk meningkatkan skill melalui buku-buku terapan yang ada di perpustakaan," ujar Syarif seperti dilansir Antara di Jakarta, Kamis (13/4).
 
Syarif mengatakan program TPBIS sudah berjalan selama empat tahun. Program ini mampu menjadikan perpustakaan sebagai pusat pengetahuan, wahana belajar, melahirkan inovasi, dan kreativitas masyarakat.
 
Menurutnya, program tersebut menyasar masyarakat yang termarjinalkan, seperti masyarakat di daerah kumuh, masyarakat di daerah miskin, petani kecil, petambak kecil, buruh, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), sampai ibu-ibu rumah tangga.
 
"Jangan mengajak membaca kepada orang yang sedang lapar. Tapi, harus punya strategi bagaimana untuk melirik buku yang ada solusi jalan keluar dari masalah ekonomi, khususnya saat pandemi," kata Syarif.
 
Dalam pelaksanaan program TPBIS ini, Perpusnas tidak pernah memandu masyarakat untuk memilih keahlian tertentu. Perpustakaan justru menyesuaikan dengan pilihan ekonomi masyarakat yang dikehendaki sesuai dengan potensi yang ada.


Baca juga: Pemanfaatan Teknologi Digital Bisa Jadi Terobosan untuk Tekan Prevalensi Stunting Nasional

 
"Kami akan berkontribusi untuk mengoptimalkan dengan seluruh kemampuan untuk memfasilitasi sumber informasi yang relevan," kata dia.
 
Menurut Syarif, pelatihan dan peningkatan kemampuan untuk masyarakat termarjinalkan ini sangat penting. Sebab, mereka selama ini miskin karena empat hal. Pertama, penguasaan ilmu pengetahuan yang kurang.
 
Kedua, inovasi dan kreativitas yang minim. Ketiga, akses terhadap permodalan yang kurang. Keempat adalah kultur masyarakat yang lebih banyak bertutur ketimbang membaca.
 
Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan mengapresiasi program terobosan Perpusnas, yang menurutnya melebihi tugas serta tanggung jawab yang semestinya.
 
"Perpusnas langsung jemput bola, dan programnya memang kena betul ke masyarakat. Sudah berjalan sejak 2018, ini perlu pengaturan sana sini, dan komitmen besar pemerintah," katanya.
 
Politikus dari daerah pemilihan (Dapil) DKI Jakarta ini menyebut hadirnya program ini bukan hanya mengajarkan teknis saja, tapi bagaimana mengembangkan diri sesuai dengan minat dan bakat.
 
"Banyak hal ditawarkan kalau sudah masuk buku, daya imajinasi berkembang juga," kata dia. (Ant/I-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat