visitaaponce.com

Hindari Pengemudi Taksi Daring tidak Profesional dengan Mengecek Rating

Hindari Pengemudi Taksi Daring tidak Profesional dengan Mengecek Rating
Penumpang menaiki taksi daring yang dipasangi sekat pelindung di kawasan jalan Kendal, Jakarta.(ANTARA/Galih Pradipta)

MENGECEK nilai atau rating menjadi salah satu cara untuk terhindar dari pengemudi taksi daring yang tidak profesional. Hal itu disampaikan pengamat transportasi dari Universitas Indonesia Ellen Sophie Wulan Tangkudung.

"Paling tidak dari masyarakat itu yang dilihat adalah ratingnya. Masyarakat bisa melihat dari penilaian orang sebelumnya. Itu bisa membantu dalam memilih taksi daring," ujar Ellen, Jumat (26/5).

Belakangan ini terdapat sejumlah keluhan dari masyarakat terhadap pengemudi taksi daring yang dinilai tidak profesional, mulai dari kerap mengeluh, meminta bayaran lebih, mematikan AC, hingga merokok.

Baca juga: Polisi Buru Pelaku Pembacokan Terhadap Sopir Taksi Online

Menurut Ellen, tidak bisa dipungkiri masih ada pengemudi taksi daring yang tidak profesional dalam menjalankan pekerjaan mereka.

Namun, hal itu tidak bisa digeneralisir. Masih banyak pengemudi lainnya yang bekerja dengan baik dan tetap mengutamakan pelayanan terhadap pelanggan.

Untuk itu, kata dia, penting untuk selalu melihat rating pengemudi sebelum memutuskan menggunakan layanan taksi daring. Apabila mendapat pengemudi dengan rating yang rendah, sebaiknya batalkan pemesanan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca juga: Sopir Taksi Online Tewas Tertabrak Usai Dicekoki Kecubung oleh Penumpang di Jagorawi

Di samping itu, adanya rating atau penilaian juga bisa menjadi bahan evaluasi bagi para pengemudi untuk semakin meningkatkan pelayanan mereka.

Jika ditemukan adanya pengemudi yang mendapatkan rating rendah secara terus menerus, Ellen mendorong agar penyedia layanan aplikasi memberikan tindakan tegas terhadap pengemudi tersebut.

"Ketika menemukan pengemudi yang mendapat rating tidak bagus, misalkan dari satu sampai lima, dia hanya mendapat dua terus ratingnya, nah itu menurut saya sudah bisa di-blacklist atau bahkan dikeluarkan," kata Ellen.

Lebih lanjut dia berharap agar penyedia layanan aplikasi juga bisa lebih ketat dalam merekrut mitra pengemudi. Misalnya dengan memberikan catatan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebagai mitra pengemudi.

"Karena bagaimanapun kan tetap membawa nama perusahaan. Jadi kalau aplikasi itu tidak menaikkan juga upaya agar layanannya itu lebih baik, lama-lama akan hilang juga ditinggalkan masyarakat," pungkasnya. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat