visitaaponce.com

Ini Tips Mengelola Emosi Saat Anak Didiagnosis Penyakit Kronis

Ini Tips Mengelola Emosi Saat Anak Didiagnosis Penyakit Kronis
Ilustrasi(Freepik)

PSIKOLOG klinis anak dan keluarga Anna Surti Ariani membagikan cara bagi orangtua mengelola emosi ketika anak didiagnosis penyakit kronis, terutama tentang mengelola rasa panik.

"Kalau misalnya kita bisa menenangkan diri, sesungguhnya kita bisa mentransfer energi positif itu ke anak kita. Jadi, langkah utama adalah dengan mengendalikan napas kita," ujar Anna, dikutip Kamis (17/8).

Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Wilayah DKI Jakarta itu juga menjelaskan, umumnya, saat seseorang panik dia akan bernapas lebih dari 25 kali dalam satu menit.

Baca juga : Enfagrow A+ Ajak Orang Tua Optimalkan Kecerdasan Akademis dan Emosional

Bahkan saat sangat merasa panik seseorang bisa bernapas lebih dari 40 kali dalam satu menit. Oleh sebab itu, dia pun menganjurkan agar para orangtua mengatur nafas terlebih saat anak sedang sakit.

"Dengan melambatkan napas kita, dengan menyadari napas kita, itu bisa mengurangi derajat kepanikan kita bisa dibilang lebih dari setengahnya. Jadi, tarik nafas mendalam, lepaskan dengan tenang," katanya.

Jika masih terasa mengganjal di dalam hati, Anna menyarankan orangtua untuk melakukan hal yang ingin dilakukan agar merasa lega, misalnya ingin berteriak atau melempar barang.

Baca juga : Orangtua Diminta Peka terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak

Anna juga mengingatkan jika ingin melampiaskan emosi dengan cara seperti itu, sebaiknya mencari tempat dan barang yang aman saat melakukannya. Misal menangis di kamar mandi dalam keadaan keran menyala atau melempar bantal untuk melepaskan perasaan tidak nyaman tersebut.

Selain melakukan hal-hal tersebut, cara lain untuk menenangkan diri ketika sedang merasa panik adalah menggambar. Dengan menuangkan perasaan, kegiatan menggambar juga bisa membuat hati menjadi lebih tenang.

"Satu lagi sebenarnya langkah yang bisa menenangkan adalah dengan menggambar. Gambar saja apapun. Kemungkinan gambar pertamanya acak-acakan. Tapi, ketika sudah mulai tenang, itu mulai rapi gambarnya," kata Anna.

Baca juga : Jangan Lupa Beri Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk Anak Anda

Saat menggambar, orangtua juga bisa mengajak anak sehingga selain meredakan rasa panik, orangtua juga bisa membangun hubungan dengan anak.

Kendati demikian, apabila terlalu sering merasa panik, Anna menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan tenaga ahli seperti psikolog atau psikiater. Sebab kondisi itu bisa saja terjadi akibat suatu kondisi medis tertentu. (Ant/Z-1)

Baca juga : Orangtua Diingatkan Pastikan Anak tidak Alami Obesitas

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat