Peraih Nobel Kimia Pernah Dapat Nilai F Saat Kuliah
![Peraih Nobel Kimia Pernah Dapat Nilai F Saat Kuliah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/1166231fe0558abf2448829e403eb95e.jpg)
PROFESOR MIT Moungi Bawendi, salah satu pemenang hadiah Nobel Kimia tahun ini, karena membantu mengembangkan titik kuantum, partikel nano yang kini ditemukan di layar televisi dan alat kesehatan untuk mendeteksi tumor, mengaku sempat gagal dalam ujian kimia pertamanya saat masuk bangku kuliah. Pengalaman tersebut hampir menghancurkan mentalnya.
Pria berusia 62 tahun keturunan Tunisia dan Prancis ini unggul dalam bidang sains selama masa sekolah menengah atas, tanpa harus bersusah payah. Namun, ketika dia tiba di Universitas Harvard, sebagai mahasiswa pada akhir 1970-an, dia mengalami pengalaman buruk.
“Saya terbiasa tidak harus belajar untuk ujian,” katanya.
Baca juga: Trio Peneliti Menangkan Nobel Kimia Berkat karya "Titik-titik Kuantum"
Ia mengaku terintimidasi oleh ukuran aula yang sangat besar dan kehadiran pengawas yang tegas.
"Saya melihat pertanyaan pertama dan saya tidak dapat memahaminya, dan pertanyaan kedua saya tidak dapat memahaminya,” kenangnya.
Pada akhirnya, dia mendapat nilai 20 dari 100, nilai terendah di seluruh kelas.
Baca juga: Narkolepsi, Kanker, dan Vaksin mRNA dalam Persaingan Nobel Kedokteran
"Dan saya berpikir, 'Ya Tuhan, inilah akhir dari diri saya, apa yang saya lakukan di sini?," jelasnya.
Meskipun Bawendi menyukai kimia, dia menyadari dia belum mempelajari seni mempersiapkan ujian, sesuatu yang kemudian dapat diatasi secara cepat.
"Saya menemukan cara untuk belajar, yang sebelumnya saya tidak tahu bagaimana melakukannya. Setelah itu hampir mencapai nilai 100 untuk setiap ujian," paparnya.
Pesannya bagi kaum muda sederhana saja yakni tekun dalam setiap pembelajaran. Kegagalan harus menjadi pelecut untuk memperbaiki diri.
“Itu bisa dengan mudah menghancurkan saya, pengalaman pertama saya mendapat nilai F, nilai terendah di kelas saya sejauh ini,” tambahnya.
Titik kuantum adalah partikel nano yang sifatnya sangat kecil, termasuk warna, diatur oleh mekanika kuantum. (AFP/Z-1)
Terkini Lainnya
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap