visitaaponce.com

Public Relations dan Diplomat Punya Peran yang Sama

Public Relations dan Diplomat Punya Peran yang Sama 
Public relations dan diplomat memiliki tanggung jawab dan peran yang sama, yaitu mendapatkan informasi dan memberikan informasi. (Dokpri.)

PUBLIC relations berperan penting dalam memengaruhi persepsi, membangun hubungan antarbudaya, dan menciptakan kesempatan untuk dialog konstruktif pada tingkat internasional. Mengutip Hassan Wirajuda (Menteri Luar Negeri Republik Indonesia dari 2001 hingga 2009) menyatakan bahwa public relations dan diplomat memiliki tanggung jawab dan peran yang sama, yaitu mendapatkan informasi dan memberikan informasi. 

Berdasarkan data dari Linkedin, Indonesia memiliki praktisi public relations sebanyak 251.000. Sebanyak 210 kampus di Indonesia memiliki fakultas komunikasi dengan program studi public relations. Setiap tahun, ada 10.000 lulusan public relations.

"Public relations berperan strategis dengan menghadapi tantangan saat ini. Karenanya, PR lekat dengan dunia diplomasi, cara PR berperan membangun hubungan dengan pihak lain. Dulunya lebih dikenal membangun citra, tetapi sekarang peran PR lebih strategis lagi. Kita sendiri mengenal public diplomacy untuk bisa memengaruhi atau diplomacy public menjadi soft power atau berusaha mendekati hubungan negara pihak lain," ujar Konjen RI di Chicago, AS, Listyowati, saat sharing session secara hibrida yang digelar bersama LSPR, Selasa (17/10), pukul 15.00 waktu setempat, bertempat di KJRI Chicago.

Baca juga: Kerja Sama dengan Harambee University, UBL Gelar Kuliah Umum

Listyowati mengutip dari buku biografi Founder & CEO LSPR Institute of Communication & Business Prita Kemal Gani, 30 Tahun sebagai Pendidik, bahwa ilmu pengetahuan investasi paling berharga. Pihaknya mengucapkan selamat atas capaian Prita sebagai tokoh pendidik dan pemimpin di LSPR.

Menaggapi itu, Prita Kemal Gani menyampaikan bahwa setiap warga negara Indonesia berperan sebagai public relations Indonesia layaknya diplomat dan Duta Besar Indonesia yang menjaga reputasi bangsa dengan baik. Jika reputasi Indonesia terbentuk dengan baik, ini akan memberikan dampak positif, salah satunya, peningkatan pariwisata, peningkatan jumlah ekspor, investasi, dan penerimaan warga negara Indonesia di seluruh dunia.

Baca juga: Alumni ISTA Al-Kamal Diingatkan tentang Pentingnya Integritas

Dalam paparannya, Prita menjelaskan tujuh strategi untuk meningkatkan reputasi suatu bangsa. Strategi pertama ialah figur kepemimpinan. Pemimpin suatu negara memiliki 44% dari reputasi negara yang menjadikan pernyataan bahwa seorang pemimpin terpilih dengan terpercaya. 

Kedua ialah melalui olahraga yaitu branding atletnya. "Suatu negara apabila dapat menghasilkan banyak atlet terbaik sekelas juara dunia, ini menandakan bahwa negara tersebut kuat juga punya disiplin yang baik, kualitas hidup, serta memiliki daya saing yang tinggi," ulas Prita. 

Lantas pariwisata dan budaya. Diplomasi budaya yang paling mudah untuk dapat disebarkan ke seluruh negara ialah film. Seorang PR harus dapat memberikan gambaran, narasi, lokasi, dan tokoh dalam film yang disesuaikan dengan pesan yang ingin disampaikan. Perwakilan influencer dapat memberikan kesan dan warna dari negara untuk dapat direpresentasikan ke khalayak luas. 

Kelima, diplomasi kuliner. Makanan yang dikonsumsi sehari-hari juga dapat menjadi citra bangsa yang membanggakan karena dapat membangun hubungan dan promosi wisata lebih bervariasi dalam menjalankan diplomasi. 

Keenam, pendidikan. Dengan memberikan pendidikan yang berkualitas, berstandar internasional untuk masyarakat, dapat menghasilkan lulusan yang kompetitif di dunia yang dapat membanggakan Indonesia.

Ketujuh, keamanan dan situasi publik. Cara tanggap suatu negara mengatasi suatu isu keamanan negara. Ini menjadikan citra bahwa negara tersebut dapat menjaga masyarakatnya dalam perdamaian. (RO/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat