visitaaponce.com

Indonesias International Coach Summit 2023 Resmi Ditutup

Indonesia’s International Coach Summit 2023 Resmi Ditutup
Penutupan IICS(MI/HO)

GELARAN International Coaching Summit (IICS) untuk tahun ini, yang diadakan pada 7-25 November lalu sudah usai. Namun, gaungnya masih akan terngiang hingga tahun depan. Sebanyak 1.700 panelis dan peserta mengikuti acara pendampingan tingkat tinggi (coaching summit) bertema Coaching for Sustainable Growth yang digelar International Coach Federation (ICF) secara hybrid.

“Antusiasme panelis dan peserta terhadap IICS 2023 ini sangat tinggi. Kami sangat mengapresiasi semangat peserta sebagai bentuk dedikasi untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan bagi individu, dunia usaha, dan masyarakat,” papar Presiden ICF Jakarta Charter Chapter, M Nur Fannie Prasetyo.

IICS 2023 menghubungkan para pemangku kepentingan di semua organisasi untuk mengambil bagian dalam mendorong perubahan yang berarti melalui pendampingan (coaching) dalam membangun dan mempertahankan organisasi berkinerja tinggi dan pertumbuhan berkelanjutan di masa mendatang melalui acara pendampingan tingkat tinggi (coaching summit) sebanyak 20 sesi dan menghadirkan lebih dari 30 pembicara. 

Baca juga: Ubah Krisis Jadi Peluang Sukses Ala Pebisnis dan Trainer Muda Coach Ican

Menurut Nur, aktivitas pendampingan (coaching) memberdayakan setiap individu untuk membuka potensi dan menyalakan percikan transformatif yang akan membentuk masa depan dengan kemungkinan tidak terbatas.  

Jumlah Peserta Naik 100%

Menurut Ketua Panitia IICS 2023 Lidia Rusvita, pada 2023 terjadi kenaikan jumlah peserta sekitar 100% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan jumlah peserta daring (online) lebih dari 1.500 orang dan luring lebih dari 190 orang.

“Berbeda dengan tahun lalu, pada tahun ini sesi penutupan juga diadakan secara luring selama 1 hari dan para pemangku kepentingan yang terlibat dalam sesi talkshow berbagi informasi mengenai praktik-praktik terbaik dalam penerapan budaya pendampingan Perusahaan baik di Indonesia dan di beberapa negara di Asia Tenggara,” terang Lidia.

Baca juga: ICF akan Gelar Indonesia’s International Coach Summit 2023

Talkshow menekankan pula pada pentingnya keragaman, kesetaraan dan inklusi dalam coaching, mengeksplorasi mengenai peran pendamping (coach) dalam menciptakan lingkungan inklusif, kemudian mengatasi bias dan mempromosikan keragaman untuk melayani berbagai klien secara lebih baik serta berdampak positif dan bertumbuh.

Materi lain yang disampaikan terkait dengan pentingnya inovasi dan kesiapan menyongsong masa depan dengan keterampilan, pengetahuan dengan harapan program sekolah coaching mengikuti tren di industri seperti penggunaan teknologi serta inovasi sesuai kebutuhan korporasi dan personal. 

Tidak ketinggalan, pemateri menyampaikan pula tema mengenai implementasi dan kontribusi coaching dalam transformasi pendidikan Indonesia melalui Program Merdeka Belajar, khususnya Guru Penggerak guna tercapainya kualitas sumber daya manusia unggul dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 serta menjadikan coaching sebagai salah satu pendekatan organisasi dengan coach menjadi mitra strategis bagi bangsa dalam proses transformasi ke depan juga turut disampaikan di sesi talkshow. 

IICS 2023 disponsori oleh PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero) Assessment Center Implementation Unit, PT Manulife Indonesia Life Insurance, PT Paragon Technology and Innovation, PT Pertamina Hulu Energy, Loop Institute of Coaching, dan HADE Specialized in Agile Transformation and Coaching dengan harapan dapat mendukung pengembangan ekosistem coaching di Indonesia.

Rencana ke Depan

IICS merupakan acara pendampingan tingkat tinggi tahunan. Meski demikian, baru-baru ini ICF Chapter Leader dari Asia Tenggara mengusulkan untuk menyelenggarakan acara tahunan ini  ke lingkup lebih luas, yakni tingkat regional dengan nama Regional Coaching Summit Southeast Asia. 

“Masih kita reviu lagi akan seperti apa penyelenggaraan pada tahun depan. Apabila usulan tersebut disetujui, maka area coaching summit ini sudah bukan tingkat negara lagi, melainkan Asia Tenggara,” papar Nur.  

Melalui acara pendampingan tingkat tinggi seperti IICS ini, ICF berharap pemerintah dan masyarakat dapat mulai mempertimbangkan bahwa coach adalah profesi yang sejajar dengan dokter dan psikolog sehingga dapat dirujuk oleh masyarakat ketika terdapat kebutuhan untuk mengeksplorasi potensi diri ke versi lebih baik. 

“Saat ini sekolah coaching masih informal, meski di bebeapa negara sudah ada perguruan tinggi yang memiliki jurusan coaching. Dengan IICS ini, harapannya ICF dapat membawa peran coach ke area lebih luas, yakni eksekutif (executive), kepemimpinan (leadership), kehidupan (life), pola asuh orangtua (parenting), dan bisnis (business),” pungkas Nur. (RO/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat