Kemenag Libatkan Penghulu dan Penyuluh Agama Jadi Aktor Resolusi Konflik
Kementerian Agama akan melibatkan penghulu dan penyuluh agama untuk menjadi aktor resolusi konflik. Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Kementerian Agama (Kemenag), Adib, mengatakan langkah itu dilakukan sebagai upaya mencegah konflik sosial berdimensi agama di tengah masyarakat.
Untuk mendukung program tersebut, Kemenag menggelar program Sekolah Penyuluh dan Penghulu Aktor Resolusi Konflik (SPARK) 2024. Menurutnya, penanganan konflik sosial berdimensi keagamaan membutuhkan keberanian dan kecintaan pada perdamaian. SPARK dirancang untuk mempertajam kepekaan dan kecakapan teknis para penyuluh dan penghulu dalam membuat keputusan ketika menghadapi atau mencegah konflik.
“Pendaftaran dan seleksi SPARK kami buka pada 1 hingga 19 Mei 2024, hasil seleksi akan diumumkan pada 20 Mei dan kegiatannya digelar pada 27 Mei hingga 26 Juli 2024,” ujar Adib melalui keterangan resmi, Rabu (24/4).
Baca juga : Menag Yaqut: Tidak Boleh Ada Lagi Umat yang Kesulitan Bangun Rumah Ibadah
“Program ini dirancang untuk meningkatkan kepekaan dan kecakapan teknis para penyuluh dan penghulu dalam menangani atau mencegah konflik sosial berdimensi keagamaan,” sambungnya.
Pihaknya juga menjalin kerja sama dengan Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan untuk menggelar kursus daring terbuka untuk umum (MOOC) di bidang deteksi dini.
“Sertifikat dari kursus ini menjadi prasyarat bagi para penyuluh dan penghulu yang ingin mengikuti pelatihan SPARK,” ulasnya.
Baca juga : Kemenag Bakal Jadikan KUA Inklusif, Untuk Semua Agama bukan cuma Islam
Kasubdit Bina Paham Keagamaan Islam dan Penanganan Konflik, Kemenag, Dedi Slamet Riyadi menambahkan, berbeda dengan tahun sebelumnya yang hanya merekrut satu angkatan, SPARK 2024 membuka enam angkatan yang dibagi dalam enam zona wilayah.
“Langkah ini diambil untuk meningkatkan jumlah penyuluh dan penghulu yang terampil dalam resolusi konflik,” ungkapnya.
Dedi berharap, SPARK 2024 dapat menghasilkan penyuluh dan penghulu yang tidak hanya berani dan mencintai perdamaian, tetapi juga memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk menginisiasi langkah-langkah pencegahan dan penanganan konflik sosial berdimensi keagamaan secara efektif. (Z-11)
Terkini Lainnya
Antisipasi Kebijakan Ekonomi dan Politik
Pesan dari Negeri Rostam di Ubun-Ubun Netanyahu
Dagdigdug Balasan Israel ke Iran
Serangan Iran tidak Bisa Dibalas, tapi Konflik Timur Tengah Meluas
Harga Minyak Berpotensi Lanjut Naik Dipicu Konflik Israel-Iran dan Penguatan Dolar
Festival Utsawa Dharma Gita Jawa Barat 2024 Sukses Digelar
PITI Sesalkan Ceramah yang Melecehkan Islam
Khotbah Idul Fitri, Ketua PP Muhammadiyah Beberkan Fungsi Agama dalam Upaya Pemberantasan Korupsi
Undang Dondy Tan-Jesslyn Thea, Rhoma Irama Akui Pernah Ragukan Islam
Cara Mengajarkan Anak Menghargai Perbedaan dengan Kegiatan Lintas Agama
Mengenal Penyakit Parkinson: Harapan dan Tatalaksana di Masa Depan
Pilpres 2024 Selesai, Semoga tidak Seperti Firaun
Kota (dalam) Plastik
Kartini dan Emansipasi bagi PRT
Menakar Kebutuhan Pendanaan untuk Pilpres 2024 Putaran Kedua
Arus Balik, Urbanisasi, dan Nasib Penduduk Perdesaan
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Gerakan Green Movement Sabuk Hijau Nusantara Tanam 10 Ribu Pohon di IKN
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap