12 Juni, Hari Dunia Menentang Pekerja Anak Ini Sejarah dan Upayanya
![12 Juni, Hari Dunia Menentang Pekerja Anak: Ini Sejarah dan Upayanya](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/06/f3ea6bc37726eced5853d50dee1a5348.jpg)
HARI Dunia Menentang Pekerja Anak diperingati setiap tahun pada 12 Juni. Peringatan ini untuk meningkatkan kesadaran global tentang masalah pekerja anak dan mempromosikan upaya untuk mengakhiri praktik ini.
Bagaimana sejarah hari dunia menentang pekerja anak? Apa saja upaya yang dapat dilakukan? Simak penjelasannya.
Apa itu Pekerja Anak?
Pekerja anak merupakan masalah serius yang melibatkan anak-anak dalam pekerjaan yang tidak sesuai dengan usia, merugikan kesehatan, pendidikan, dan masa depan mereka.
Baca juga : Indonesia-Belanda Bertemu Bahas Demokratisasi Tata Kelola ILO di Jenewa
Pentingnya Hari Dunia Menentang Pekerja Anak adalah untuk memberikan sorotan pada dampak negatif yang ditimbulkan oleh pekerja anak terhadap anak-anak dan masyarakat secara keseluruhan.
Anak-anak yang terlibat dalam pekerjaan sering kali tidak mendapatkan akses pendidikan yang layak, terpinggirkan dari kesempatan untuk bermain dan berkembang secara normal, serta rentan terhadap eksploitasi dan kekerasan.
Sejarah Hari Dunia Menentang Pekerja Anak
Baca juga : Indonesia Tekankan Kebijakan Ketenagakerjaan yang Adaptif saat Hadiri Pertemuan Tingkat Tinggi di Swiss
Peringatan Hari Dunia Menentang Pekerja Anak dimulai sebagai inisiatif dari International Labour Organization (ILO), sebuah badan PBB yang berfokus pada masalah ketenagakerjaan dan perlindungan pekerja.
Hari Dunia Menentang Pekerja Anak pertama kali diperingati tahun 2002, sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran global tentang masalah pekerja anak dan mempromosikan langkah-langkah konkret untuk mengakhirinya.
Deklarasi tersebut mengacu pada Konvensi ILO No 182 tahun 1999 tentang Larangan dan Tindakan Segera Penghapusan Pekerjaan Terburuk bagi Anak-anak. Konvensi ini merupakan instrumen internasional untuk perlindungan anak dari pekerjaan berbahaya.
Baca juga : ILO Diminta Realisasikan Program Pekerjaan Layak bagi Indonesia
Oleh karena itu, setiap tahun, pada Hari Dunia Menentang Pekerja Anak, pemerintah, organisasi pengusaha dan pekerja, masyarakat sipil, dan jutaan pihak lainnya dari seluruh dunia berkumpul untuk meningkatkan kesadaran akan penderitaan pekerja anak dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk membantu mereka.
Upaya Mengakhiri Praktik Pekerja Anak
Di tahun ini, ILO akan fokus pada perayaan 25 tahun diadopsinya Konvensi Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (No. 182 Tahun 1999), yang akan mengingatkan para pemangku kepentingan bahwa dua konvensi utama pekerja anak, yaitu 182 dan 138, tentang Batasan Usia Kerja yang Diijinkan (1973).
Selain itu, terdapat tiga tuntutan ILO untuk menghapuskan pekerja anak pada tahun 2024, yang pertama adalah penerapan Konvensi No. 182 tentang Bentuk-bentuk Pekerjaan untuk Anak.
Kedua, kembali menghidupkan aksi nasional, regional dan internasional untuk mengakhiri segala bentuk pekerja anak melalui penerapan kebijakan nasional dan mengatasi akar permasalahan, sebagaimana diserukan dalam Durban Action 2022.
Ketiga, ratifikasi global dan implementasi efektif Konvensi Usia Minimum yqng terdapat dalam ILO Nomor 138, dan ratifikasi global Konvensi ILO Nomor 182 tentang Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak yang dicapai padaa 2020. Tujuannya, untuk memberikan perlindungan hukum kepada semua anak terhadap segala bentuk eksploitasi pekerja anak.
Dengan upaya tersebut dan meningkatkan kesadaran akan masalah ini, diharapkan masyarakat dan pemerintah dapat bekerja sama untuk memberantas pekerja anak dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi anak-anak. (Z-3)
Terkini Lainnya
Apa itu Pekerja Anak?
Upaya Mengakhiri Praktik Pekerja Anak
Indonesia-Belanda Bertemu Bahas Demokratisasi Tata Kelola ILO di Jenewa
Indonesia Tekankan Kebijakan Ketenagakerjaan yang Adaptif saat Hadiri Pertemuan Tingkat Tinggi di Swiss
ILO Diminta Realisasikan Program Pekerjaan Layak bagi Indonesia
Pemerintah Apresiasi Kemitraan ILO dan Indonesia di Bidang Ketenagakerjaan
Kemitraan ASPAG-ILO Diyakini Mampu Atasi Masalah Pekerja di Palestina
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap