Indonesia Tekankan Kebijakan Ketenagakerjaan yang Adaptif saat Hadiri Pertemuan Tingkat Tinggi di Swiss
PEMERINTAH Indonesia menekankan pentingnya kebijakan adaptif di era digitalisasi saat ini. Hal tersebut perlu dilakukan untuk memastikan pengembangan berkelanjutan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Anwar Sanusi, yang mewakili Indonesia pada Pertemuan Tingkat Tinggi di Jenewa, Swiss, menyampaikan hal itu, Senin (11/3/2024). Pertemuan itu sendiri membahas fokus pada tantangan dan peluang digitalisasi, termasuk kecerdasan buatan (AI) dan manajemen algoritma untuk dunia kerja.
"Indonesia berkomitmen terhadap kebijakan ketenagakerjaan yang adaptif dan memahami pentingnya mengadopsi kemajuan teknologi sambil melindungi hak dan kesejahteraan angkatan kerja," ucap Sekjen Anwar.
Sekjen Anwar mengatakan bahwa digitalisasi telah merevolusi pasar tenaga kerja, mengubah organisasi kerja, struktur pekerjaan, dan sifat pekerjaan itu sendiri. Digitalisasi, lanjutnya, memberikan peluang untuk efisiensi dan peningkatan produktivitas.
Ia pun menyatakan bahwa Indonesia telah secara proaktif menerapkan kebijakan ketenagakerjaan yang adaptif sebagai respons atas tantangan digitalisasi. Selain untuk memastikan pengembangan berkelanjutan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja, perlu juga untuk melengkapi para pekerja dengan keahlian dan kompetensi yang diperlukan untuk berkembang dalam ekonomi digital.
"Ini penting untuk menciptakan kebijakan inklusif yang mempromosikan manajemen talenta dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua individu untuk berkontribusi pada angkatan kerja," ucapnya.
Pada forum teresebut, Indonesia menganjurkan kerangka regulasi yang melindungi hak karier individu pekerja, memastikan martabat mereka, pemenuhan diri, dan perlakuan yang adil di era digital.
Selain itu, Indonesia juga mengajak semua bangsa untuk bergabung dalam upaya ini untuk menciptakan masa depan kerja yang inklusif, tangguh, dan adil bagi semua.
Sebagai informasi, pada pertemuan tersebut melibatkan para ahli terkemuka. Keterlibatan para ahli bertujuan untuk memberi informasi kepada Badan Eksekutif (GB) ILO tentang perkembangan terbaru dan memberikan ide-ide untuk penelitian dan diskusi lebih lanjut.(S-1)
Terkini Lainnya
12 Juni, Hari Dunia Menentang Pekerja Anak: Ini Sejarah dan Upayanya
Indonesia-Belanda Bertemu Bahas Demokratisasi Tata Kelola ILO di Jenewa
ILO Diminta Realisasikan Program Pekerjaan Layak bagi Indonesia
Pemerintah Apresiasi Kemitraan ILO dan Indonesia di Bidang Ketenagakerjaan
Kemitraan ASPAG-ILO Diyakini Mampu Atasi Masalah Pekerja di Palestina
BI Sumbar Dorong Peningkatan Transaksi melalui KPPD
Transformasi Human Capital Pacu Kinerja Perusahaan
Optimalkan Teknologi Digital Dukung Kinerja dan Pelayanan Publik
Jalin dan Bank UMKM Jatim Kolaborasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Konsisten Dorong Transformasi Digital, Bank DKI Raih Penghargaan
Penyedia Layanan Digital Perkuat Digitalisasi dengan Cara Ini
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap