Imam Agung Al-Azhar Sebut Poligami tidak Adil Bagi Perempuan
IMAM Agung Al-Azhar Mesir Sheikh Ahmed al-Tayeb memicu kontroversi usai mengatakan poligami tidak adil bagi perempuan dan sering disalahgunakan laki-laki dari tujuan sebenarnya yang disebutkan dan diatur dalam Al-Quran.
"Mereka yang bilang pernikahan itu harus melibatkan unsur poligami adalah salah besar. Kita harus membaca ayat-ayat (Al-Quran) secara utuh dan menyeluruh," kata al-Tayeb, seperti dinukil dari laman Telegraph, Senin (4/3).
Meski al-Tayeb tidak menyerukan pelarangan terhadap praktik tersebut, dia mengatakan poligami sesungguhnya membutuhkan nilai keadilan.
"Jika tidak ada keadilan, terlarang bagi seorang pria untuk memiliki istri lebih dari satu," tegas al-Tayeb
Baca juga: Vatikan akan Buka Berkas Paus Pius XII pada 2020
Dia menambahkan praktik poligami saat ini banyak dilakukan pria Muslim yang kurang memahami Al-Quran serta sunah-sunah Nabi sehingga sering menjadi tidak adil bagi perempuan dan anak-anaknya.
Berbicara di saluran televisi nasional Mesir, al-Tayeb juga menyerukan perlunya meningkatkan pembahasan mengenai isu-isu perempuan di kancah regional maupun global.
"Perempuan itu merupakan separuh dari total masyarakat. Jika kita tidak peduli terhadap mereka, masyarakat seperti hanya berjalan dengan satu kaki," ungkap al-Tayeb.
Pernyataan al-Tayeb mengenai poligami dan perempuan memicu perdebatan sengit di media sosial. Warganet terbelah. Sebagian membela al-Tayeb dan menyerukan pelarangan poligami dan sejumlah pengguna medsos lainnya mendorong para laki-laki untuk menikahi lebih dari satu perempuan.
Dewan Nasional Perempuan Mesir menyambut baik pandangan al-Tayeb.
"Islam memuliakan perempuan. Perlakukan mereka secara adil serta berikan hak-hak yang tidak pernah ada sebelumnya," tutur Ketua Dewan Nasional Perempuan Mesir, Maya Morsi.
Karena memicu kontroversi, Al-Azhar Mesir menegaskan komentar al-Tayeb bukan seruan melarang poligami, yang merupakan praktik legal di sebagian besar negara Islam dan Teluk Arab.
Al-Tayeb adalah salah satu tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia. Februari lalu, al-Tayeb bersama Paus Fransiskus menandatangani deklarasi bersejarah yang menyerukan perdamaian antarnegara, agama, dan ras.
Satu tahun sebelumnya, al-Tayeb sempat berkunjung ke Indonesia. Dia datang untuk menjadi pembicara utama di acara High Level Consultation of World Muslim Scholars on Wasatiyyat Islam (HLC-HMS) di Bogor pada 1 hingga 3 Mei 2018. (Medcom/OL-2)
Terkini Lainnya
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap