visitaaponce.com

Warga Tiongkok Cemas Penularan Covid-19 Terhadap Lansia saat Libur Imlek

Warga Tiongkok Cemas Penularan Covid-19 Terhadap Lansia saat Libur Imlek
Ilustrasi.(AFP)

WARGA Tiongkok khawatir tentang penyebaran Covid-19 kepada kerabat lanjut usia karena mereka berencana kembali ke kampung halaman untuk liburan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memperingatkan bahwa liburan ke kampung halaman dapat mengobarkan wabah hingga peningkatan kasus terhadap lansia.

Liburan Tahun Baru Imlek, yang secara resmi dimulai dari 21 Januari, dirayakan setelah Tiongkok meninggalkan rezim anti-virus yang ketat dengan penguncian massal bulan lalu. Kebijakan itu memicu frustrasi warga, hingga meluas berubah menjadi protes bersejarah.

Baca juga: Kanada Kirim Bantuan ke Haiti untuk Lawan Geng Kriminal

Penyebaran Covid-19 pun mengancam 1,4 miliar populasi yang telah terlindung dari virus sejak pertama kali meletus di kota Wuhan di Tiongkok pada 2019. Wabah tersebut sekarang berdampak terhadap penuhnya rumah sakit dan proses krematorium yang meningkat. Bahkan banyak lansia masih belum divaksinasi sepenuhnya.

Dengan sedikit data resmi dari Tiongkok, WHO mengatakan akan sulit untuk mengelola virus selama periode liburan yang dianggap sebagai migrasi orang tahunan terbesar di dunia.

Peringatan lain disampaikan dari pakar kesehatan terkemuka Tiongkok bagi orang-orang untuk tidak mengunjungi kerabat lanjut usia selama liburan, yang diperkirakan akan melihat jutaan orang melakukan perjalanan dari kota-kota besar ke desa-desa pedesaan, menjadi item yang paling banyak dibaca di Weibo yang mirip Twitter di Tiongkok pada hari Kamis.

"Ini adalah saran yang sangat relevan, kembali ke kota asal ... atau utamakan kesehatan orang tua," tulis seorang pengguna. Pengguna lain mengatakan mereka tidak berani mengunjungi nenek mereka dan akan meninggalkan hadiah untuknya di depan pintu.

"Ini hampir Tahun Baru dan saya khawatir dia akan kesepian," tulis pengguna tersebut.

WHO dan pemerintah asing telah mengkritik Tiongkok karena tidak berterus terang tentang skala dan tingkat keparahan wabahnya, yang menyebabkan beberapa negara memberlakukan pembatasan pada pelancong Tiongkok.

Tiongkok telah melaporkan lima atau lebih sedikit kematian dalam sehari selama sebulan terakhir, angka yang tidak sesuai dengan antrian panjang yang terlihat di rumah duka. Negara itu tidak melaporkan data kematian akibat Covid-19 pada hari Selasa dan Rabu.

Liang Wannian, kepala panel ahli Covid-19 di bawah otoritas kesehatan nasional, mengatakan kepada wartawan bahwa kematian hanya dapat dihitung secara akurat setelah pandemi berakhir.

Meskipun pakar kesehatan internasional telah memperkirakan setidaknya 1 juta kematian terkait Covid tahun ini, Tiongkok telah melaporkan lebih dari 5.000 sejak pandemi dimulai, sebagian kecil dari yang dilaporkan negara lain saat mereka menghapus pembatasan. (AFP/OL-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat