visitaaponce.com

IBM Pecat 3.900 Karyawan

IBM Pecat 3.900 Karyawan
IBM(ceotodaymagazine.com.)

Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), International Business Machines (IBM) mengumumkan akan menghilangkan sekitar 3.900 atau 1,5% tenaga kerjanya secara global. Kabar ini menambah panjang daftar perusahaan serupa yang memangkas jumlah pegawai.

"Pengurangan akan mencapai angka rata-rata 3.900 orang," kata Kepala Keuangan James Kavanaugh.

Keputusan IBM ini menyasar unit Kyndryl dan Watson Health yang akan merugikan perusahaan US$300 juta. IBM masih mengharapkan untuk mempekerjakan di area dengan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.

“Tidak seperti banyak perusahaan lain selama dua hingga dua setengah tahun terakhir yang mempekerjakan puluhan dan ribuan orang. Kami memanfaatkan digitalisasi, otomatisasi kecerdasan buatan, yang mendorong efisiensi, tetapi kami berkomitmen untuk merekrut untuk penelitian dan pengembangan yang berhubungan dengan klien,” dia berkata.

Perusahaan juga memperkirakan pertumbuhan pendapatan tahunan pada pertengahan satu digit dengan mata uang konstan, lebih lemah dari 12% yang dilaporkan tahun lalu. IBM pada Oktober menandai kelemahan dalam pemesanan baru di Eropa Barat sementara rekan Accenture juga mencatat kelemahan dalam bisnis konsultasinya.

Cognizant Technology Solutions Corp pada November memangkas perkiraan 2022 karena mundurnya kontrak. Meski begitu, Mr Kavanaugh mengatakan bahwa perusahaan melihat bisnis konsultasinya tumbuh dalam hal pengeluaran cloud.

Penandatanganan kesepakatannya berlipat ganda pada 2022 untuk menyiapkan layanan dengan mitra seperti AWS Amazon.com dan Microsoft Azure. Pendapatan cloud hybridnya naik 2% menjadi US$6,3 miliar pada kuartal yang berakhir 31 Desember.

Total pendapatan adalah US$16,69 miliar pada periode tersebut, dibandingkan dengan perkiraan analis sebesar US$16,40 miliar, menurut Refinitiv.

Perusahaan berusia 110 tahun itu, yang menghasilkan lebih dari separuh pendapatannya di luar AS, mengatakan pihaknya mengharapkan dampak valuta asing yang netral pada bisnisnya tahun ini karena dolar AS melemah. Ini membukukan hit forex lebih dari US$1 miliar selama kuartal keempat. (Straits Times/OL-12)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat