Bentrokan Pecah di Prancis Setelah Macron Lolos dari Mosi Tidak Percaya
![Bentrokan Pecah di Prancis Setelah Macron Lolos dari Mosi Tidak Percaya](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/6a44b20eede13063c5e1095c8d8e086d.jpg)
LUSINAN demonstran ditangkap di seluruh Prancis setelah Presiden Emmanuel Macron lolos dari mosi tidak percaya di parlemen pada Senin (20/3). Pemungutan suara untuk menentukan mosi tersebut terkait reformasi pensiun yang disahkan Macron menjadi undang-undang (UU) tanpa persetujuan parlemen, gagal digelar.
Kegagalan itu melegakan Macron. Jika parlemen menyepakati mosi tidak percaya akan membatalkan UU tersebut dan menghancurkan legitimasi pemerintahannya.
Namun kemarahan demonstran terus melancarkan penolakan atas UU yang menaikan batas usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun itu. Sejumlah aksi di beberap kota berujung bentrokan dengan aparat keamanan.
Baca juga : Gerakan Rompi Kuning Protes Anti Macron Dapat Hidup Kembali
Huru-hara terjadi di beberapa jalan strategis di pusat kota Paris. Bentrokan membuat polisi menembakkan gas air mata dan menyerang pengunjuk rasa di beberapa kota dengan menggunakan sepeda motor khusus.
Hal itu mendorong Pelapor Khusus PBB untuk Kebebasan Berserikat, Clement Voule, mengutuk kepolisian Prancis karena penggunaan kekuatan yang berlebihan. Pemungutan suara mosi tidak percaya tripartisan ditunda karena jumlah anggota parlemen yang mendukungnya kurang sembilan orang sesuai peraturan yakni 278 dari 287 yang dibutuhkan. "Kita sedang menuju akhir proses demokrasi dari reformasi penting ini bagi negara kita. Dengan kerendahan hati dan keseriusan saya mengambil tanggung jawab saya dan pemerintah saya," kata kata Perdana Menteri Elisabeth Borne.
Baca juga : Mbappe Ditunjuk jadi Kapten Prancis Gantikan Lloris
Para demonstran mengatakan UU ini menunjukkan Macron telah merusak agenda reformisnya dan melemahkan kepemimpinannya. Semua mata kini tertuju pada Macron yang akan berbicara kepada publik pada Rabu (22/3), menurut radio France Info.
Macron akan mengadakan pembicaraan pada Selasa (21/3), dengan Borne, ketua kedua majelis parlemen dan anggota parlemen di kubu politiknya. Agendanya untuk mencari solusi dari ketidakstabilan politik Prancis.
"Tidak ada yang bisa diselesaikan dan semua yang ada di negara ini berlanjut hingga UU itu dibatalkan," kata Ketua Parlemen sayap kiri La France Insoumise Mathilde Panot. (AFP/Z-4)
Terkini Lainnya
Saham dan Obligasi Pemerintah Prancis Menghadapi Ketidakpastian Usai Pemilihan Umum
Cucurella Nilai Mbappe Bisa Tentukan Hasil Pertandingan
Dani Olmo Punya Tugas Penting saat Spanyol Hadapi Prancis
Euro 2024: Marc Cucurella Waspadai Pergerakan Tanpa Bola dari Kylian Mbappe
Warisan Bersejarah, Pistol Bunuh Diri Napoleon Dilelang 1,7 Juta Euro di Prancis
National Rally Menghadapi Kekecewaan di Paris
Para Aktivis Tuntut Netanyahu Mundur
Protes Besar di Yerusalem Terhadap Perintah Wajib Militer bagi Yahudi Ultra-Ortodoks
Hamas Sebut Perundingan Gencatan Senjata dengan Israel Buntu di Tengah Aksi Unjuk Rasa di Tel Aviv
Diduga Curang, Warga Depok Tuntut Transparansi PPDB 2024
5 Tewas dalam Aksi Protes di Kenya
Ribuan Pendemo Israel Menuntut Pemilu dan Pembebasan Sandera
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap